Covid-19 Diangkat ke Layar Lebar lewat Film Corona

Selasa, 31 Maret 2020 - 20:21 WIB
Covid-19 Diangkat ke Layar Lebar lewat Film Corona
Covid-19 Diangkat ke Layar Lebar lewat Film Corona
A A A
JAKARTA - Corona menjadi film pertama yang mengangkat tema virus COVID-19. Film thriller Kanada yang digarap sutradara Mostafa Keshvari ini menceritakan tentang virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China.

"Gagasan itu muncul ketika saya berada di lift membaca berita tentang turis Cina yang diserang, dan saya pikir saya akan membuat film di lift," kata Keshvari seperti dilansir The Hollywood Reporter.

Proses penggambilan gambar dilakukan di panggung musik di Vancouver dan sudah edit, kemudian siap dirilis. Di film ini, Keshvari menggunakan pandemi COVID-19 yang berasal dari China sebagai simbol untuk mengeksplorasi ketakutan dan rasisme di antara penyewa apartemen yang terjebak.

Dikisahkan, Corona mengikuti enam tetangga yang tidak mungkin terdampar di lift gedung mereka pada tahap pertama krisis COVID-19. Mereka dengan cepat mencurigai tetangga ketujuh, pendatang baru China yang diperankan oleh Traei Tsai, terinfeksi virus corona dan kemungkinan akan menginfeksi mereka setelah dia juga naik lift.

Corona ditembak dengan satu tangan untuk mendapatkan realisme, dan Keshvari mendorong para pemainnya untuk berimprovisasi dari naskahnya untuk menggarisbawahi ketakutan mereka karena terjebak dalam lift dan takut akan kemungkinan infeksi virus corona. "Mereka saling berbicara dan ketakutan mereka menjadi nyata," jelas Keshvari.

Pemain ansambel untuk Corona seperti Emy Aneke, berperan sebagai reparasi lift kulit hitam, Zarina Sterling sebagai wanita milenial, Richard Lett sebagai supremasi kulit putih di kursi roda, Andrea Stefancikova sebagai istri berambut pirang, Josh Blacker sebagai pemilik gedung dan Andy Canete sebagai penyewa utang.

Ketika film ini dibuat, Keshvari tidak tahu COVID-19 akan tumbuh menjadi pandemi global yang sekarang menyebar di banyak negara.

"Saat itu dikenal sebagai virus Cina, tetapi sekarang semua orang dapat memilikinya, jadi itu bukan hanya masalah satu ras. Sekarang umat manusia harus bersatu untuk mengalahkan virus. Virus itu tidak membeda-bedakan," imbuhnya. (Baca juga: Hayley Williams, Vokalis Band Paramore yang Belajar Hidup Saat Karantina ).

Keshvari mengaku sejak awal telah diperingatkan akan kemungkinan kerusakan coronavirus oleh Vancouver yang membuat komunitas besar Tionghoa-Kanada menghadapi ketakutan dan xenophobia setelah COVID-19. Dia juga merasa prihatinan atas orangtuanya yang terancam virus itu di negara asalnya, Iran.

"Ketakutan tentang kemungkinan kehilangan seseorang yang Anda cintai hanya menambah terburu-buru dalam membuat film," tandasnya.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5170 seconds (0.1#10.140)