Kenali Jenis dan Kegunaan Masker, dari Kain hingga Facepeace Respirator
A
A
A
JAKARTA - Menggunakan masker dapat membantu mencegah penularan virus COVID-19. Kendati demikian, masker bukanlah satu-satunya cara pencegahan. Masih dibutuhkan kesadaran pola hidup sehat lain untuk benar-benar terhindar dari penularan virus ini.
"Masker salah satu pencegahan COVID. Hanya salah satu, karena harus ada kombinasi dari cuci tangan dan lain-lain," kata Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSPU) Persahabatan dr. Erlina Burhan dalam konferensi pers daring, Rabu (1/4).
Sementara itu, masker yang ada saat ini terdiri atas berbagai jenis. Mulai masker kain, masker bedah, N95, dan facepeace respirator atau masker yang menutupi seluruh muka. Dijelaskan dr. Erlina bahwa masing-masing masker tersebut memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda.
"Masker kain bisa dipakai oleh masyarakat sehat, digunakan di tempat umum dan fasilitas lain. Tapi, tetap jaga jarak 1-2 meter karena tidak bisa memproteksi masuknya semua partikel. Tidak disarankan dipakai oleh tenaga medis dengan alasan 40%-90% partikel bisa tembus masker dan tentu saja idealnya dikombinasikan dengan pelindung wajah," sebut dr. Erlina.
Berbeda dengan masker kain, masker bedah bisa digunakan oleh masyarakat. Namun, dengan catatan jika masyarakat memiliki gejala flu, influensa atau batuk, bersin, hidung berair, demam, hingga nyeri tenggorokan. Sedangkan bagi tenaga medis, masker bedah dipakai pada fasilitas layanan kesehatan.
"Masker bedah untuk perlindungan terhadap droplet. Jadi memang dipakai oleh kita untuk melindungi diri dari droplet orang lain, tapi tidak bisa dipakai melindungi pada aerosol atau airborne. Efektivitas filtrasinya 30%-95% ukuran 0,1 mikron," imbuh dr. Erlina.
Sementara masker N95 dipakai oleh para tenaga medis yang harus melakukan kontak langsung dan dekat dengan pasien yang tingkat infeksiusnya sangat tinggi. Menurut dr. Erlina masker jenis ini memiliki proteksi sangat baik pada droplet dan proteksi yang sama terhadap aerosol dan airbone.
"Makanya disarankan untuk petugas kesehatan, bukan masyarakat umum. Efektivitasnya partikel 0,1 mikron sampai di atas 95%, maka itu dinamakan N95," jelasnya.
Terakhir, facepiece respirator digunakan oleh para pekerja yang berisiko tinggi terpapar gas-gas berbahaya dan biasanya dipakai dalam dunia industri.
"Facepeace punya efek perlindungan droplet dan aerosol atau airbone, tetapi dipakai di industri. Efektif filterasinya 0,1 mikron sampai di atas 95%," pungkas dr. Erlina.
"Masker salah satu pencegahan COVID. Hanya salah satu, karena harus ada kombinasi dari cuci tangan dan lain-lain," kata Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSPU) Persahabatan dr. Erlina Burhan dalam konferensi pers daring, Rabu (1/4).
Sementara itu, masker yang ada saat ini terdiri atas berbagai jenis. Mulai masker kain, masker bedah, N95, dan facepeace respirator atau masker yang menutupi seluruh muka. Dijelaskan dr. Erlina bahwa masing-masing masker tersebut memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda.
"Masker kain bisa dipakai oleh masyarakat sehat, digunakan di tempat umum dan fasilitas lain. Tapi, tetap jaga jarak 1-2 meter karena tidak bisa memproteksi masuknya semua partikel. Tidak disarankan dipakai oleh tenaga medis dengan alasan 40%-90% partikel bisa tembus masker dan tentu saja idealnya dikombinasikan dengan pelindung wajah," sebut dr. Erlina.
Berbeda dengan masker kain, masker bedah bisa digunakan oleh masyarakat. Namun, dengan catatan jika masyarakat memiliki gejala flu, influensa atau batuk, bersin, hidung berair, demam, hingga nyeri tenggorokan. Sedangkan bagi tenaga medis, masker bedah dipakai pada fasilitas layanan kesehatan.
"Masker bedah untuk perlindungan terhadap droplet. Jadi memang dipakai oleh kita untuk melindungi diri dari droplet orang lain, tapi tidak bisa dipakai melindungi pada aerosol atau airborne. Efektivitas filtrasinya 30%-95% ukuran 0,1 mikron," imbuh dr. Erlina.
Sementara masker N95 dipakai oleh para tenaga medis yang harus melakukan kontak langsung dan dekat dengan pasien yang tingkat infeksiusnya sangat tinggi. Menurut dr. Erlina masker jenis ini memiliki proteksi sangat baik pada droplet dan proteksi yang sama terhadap aerosol dan airbone.
"Makanya disarankan untuk petugas kesehatan, bukan masyarakat umum. Efektivitasnya partikel 0,1 mikron sampai di atas 95%, maka itu dinamakan N95," jelasnya.
Terakhir, facepiece respirator digunakan oleh para pekerja yang berisiko tinggi terpapar gas-gas berbahaya dan biasanya dipakai dalam dunia industri.
"Facepeace punya efek perlindungan droplet dan aerosol atau airbone, tetapi dipakai di industri. Efektif filterasinya 0,1 mikron sampai di atas 95%," pungkas dr. Erlina.
(tsa)