Peran Vitamin E, Astaxanthin, dan Glutathione dalam Sistem Imun Tubuh
A
A
A
JAKARTA - Anda tentu sering mendengar dan terinformasi bahwa vitamin C, vitamin B kompleks, dan zat besi (zinc) merupakan zat yang mampu mempertahankan serta meningkatkan kekebalan tubuh agar terhindar dari serangan penyakit maupun infeksi yang disebabkan oleh virus. Namun, apakah Anda tahu bahwa peran vitamin E serta zat-zat seperti astaxanthin dan glutathione juga sangat penting untuk menjaga imunitas tubuh?
Medical Manager PT Darya-Varia Laboratoria dr. Michael Reo menyampaikan melalui keterangan tertulis, dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa vitamin E dapat meningkatkan respon imunitas tubuh, sehingga membantu kondisi tubuh seiring dengan bertambahnya usia.
Sejatinya, vitamin E mempunyai peran sebagai antioksidan dan nutrisi yang terbukti mampu meningkatkan kekebalan tubuh. Zat tocopherols yang terdapat dalam vitamin E diketahui bersifat antioksidan. Zat ini berfungsi mencegah perkembangan proses oksidasi dari asam lemak tak jenuh dengan menangkap radikal bebas peroxyl.
"Vitamin E adalah salah satu nutrisi yang penting dalam mengawal sistem pertahanan antioksidan dengan cara melindungi dari peroksidasi lipid. Vitamin ini dibutuhkan untuk membuat kekebalan tubuh berfungsi normal. Vitamin E bersama zat esensial lain berfungsi meningkatkan sel-sel darah putih serta membantu menangkap radikal bebas yang menyebabkan hancurnya sel-sel kekebalan tubuh," beber dr. Michael.
Sementara itu, astaxanthin merupakan zat carotenoid yang dapat ditemukan pada ganggang, udang, lobster, kepiting, dan salmon. Carotenoid adalah pigmen warna yang terjadi secara alamiah dan mendukung kondisi kesehatan yang baik.
Pada manusia, astaxanthin merupakan antioksidan yang sangat ampuh dan melampaui antioksidan lain seperti beta carotene, zeaxanthin, vitamin E, C, D, dan selenium. Astaxanthin tidak pernah berubah menjadi pro-oksidan di dalam tubuh.
"Dalam konteks jangkauan antioksidannya, astaxanthin dikategorikan sangat istimewa karena dapat meresap ke dalam setiap sel tubuh. Sifatnya yang molekular lipophilic dan hydrophilic mampu menyebar ke seluruh sel, dengan satu bagiannya melindungi sel yang larut lemak, dan molekul yang lain melindungi sel larut air," terang dr. Michael.
Astaxanthin alami merupakan zat yang sangat kuat. Dalam sebuah penelitian tahun 2007 yang mengamati beberapa antioksidan yang populer ditemukan bahwa astaxanthin terbukti 6.000 kali lebih kuat dari vitamin C, 800 kali lebih kuat dari CoQ10, 550 kali lebih kuat dari teh hijau, dan 75 kali lebih kuat dari asam alpha lipoic dalam melawan radikal bebas.
Adapun glutathione sangat dibutuhkan oleh sistem kekebalan tubuh untuk dua alasan utama, yaitu melindungi sel-sel imunitas melalui mekanisme antioksidannya, serta memberikan fungsi yang optimal pada limfosit dan sel-sel kekebalan tubuh lain. Sumber makanan alami yang kaya glutathione dapat ditemukan antara lain pada asparagus, buah alpukat, bayam, brokoli, tomat, kacang almond, dan walnut.
Kecukupan asupan vitamin E serta zat-zat pendukung lain seperti astaxanthine dan glutathione memang bisa didapatkan dari sumber makanan alami. Tapi, jika kadarnya tidak mencukupi, dapat ditambah dengan konsumsi suplemen, utamanya yang terbuat dari bahan alami.
Medical Manager PT Darya-Varia Laboratoria dr. Michael Reo menyampaikan melalui keterangan tertulis, dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa vitamin E dapat meningkatkan respon imunitas tubuh, sehingga membantu kondisi tubuh seiring dengan bertambahnya usia.
Sejatinya, vitamin E mempunyai peran sebagai antioksidan dan nutrisi yang terbukti mampu meningkatkan kekebalan tubuh. Zat tocopherols yang terdapat dalam vitamin E diketahui bersifat antioksidan. Zat ini berfungsi mencegah perkembangan proses oksidasi dari asam lemak tak jenuh dengan menangkap radikal bebas peroxyl.
"Vitamin E adalah salah satu nutrisi yang penting dalam mengawal sistem pertahanan antioksidan dengan cara melindungi dari peroksidasi lipid. Vitamin ini dibutuhkan untuk membuat kekebalan tubuh berfungsi normal. Vitamin E bersama zat esensial lain berfungsi meningkatkan sel-sel darah putih serta membantu menangkap radikal bebas yang menyebabkan hancurnya sel-sel kekebalan tubuh," beber dr. Michael.
Sementara itu, astaxanthin merupakan zat carotenoid yang dapat ditemukan pada ganggang, udang, lobster, kepiting, dan salmon. Carotenoid adalah pigmen warna yang terjadi secara alamiah dan mendukung kondisi kesehatan yang baik.
Pada manusia, astaxanthin merupakan antioksidan yang sangat ampuh dan melampaui antioksidan lain seperti beta carotene, zeaxanthin, vitamin E, C, D, dan selenium. Astaxanthin tidak pernah berubah menjadi pro-oksidan di dalam tubuh.
"Dalam konteks jangkauan antioksidannya, astaxanthin dikategorikan sangat istimewa karena dapat meresap ke dalam setiap sel tubuh. Sifatnya yang molekular lipophilic dan hydrophilic mampu menyebar ke seluruh sel, dengan satu bagiannya melindungi sel yang larut lemak, dan molekul yang lain melindungi sel larut air," terang dr. Michael.
Astaxanthin alami merupakan zat yang sangat kuat. Dalam sebuah penelitian tahun 2007 yang mengamati beberapa antioksidan yang populer ditemukan bahwa astaxanthin terbukti 6.000 kali lebih kuat dari vitamin C, 800 kali lebih kuat dari CoQ10, 550 kali lebih kuat dari teh hijau, dan 75 kali lebih kuat dari asam alpha lipoic dalam melawan radikal bebas.
Adapun glutathione sangat dibutuhkan oleh sistem kekebalan tubuh untuk dua alasan utama, yaitu melindungi sel-sel imunitas melalui mekanisme antioksidannya, serta memberikan fungsi yang optimal pada limfosit dan sel-sel kekebalan tubuh lain. Sumber makanan alami yang kaya glutathione dapat ditemukan antara lain pada asparagus, buah alpukat, bayam, brokoli, tomat, kacang almond, dan walnut.
Kecukupan asupan vitamin E serta zat-zat pendukung lain seperti astaxanthine dan glutathione memang bisa didapatkan dari sumber makanan alami. Tapi, jika kadarnya tidak mencukupi, dapat ditambah dengan konsumsi suplemen, utamanya yang terbuat dari bahan alami.
(tsa)