3 Cara Menghadapi Serangan Panik

Minggu, 05 April 2020 - 15:47 WIB
3 Cara Menghadapi Serangan...
3 Cara Menghadapi Serangan Panik
A A A
JAKARTA - Pernahkah Anda tiba-tiba merasa sulit bernapas, pusing, atau takut mati saat menghadapi sebuah kejadian? Kalau ya, bisa jadi Anda tengah mengalami panic attack atau serangan panik.

Panic attack merupakan gangguan yang muncul secara tiba-tiba, yang disebabkan oleh rasa cemas dan takut berlebihan. Menurut Anxiety and Depression Association of America (ADAA), ada sekitar 13 gejala panic attack di antaranya nyeri dada, pusing, napas pendek, kegemetaran, sakit kepala, tenggorokan tersekat, merasa ada dalam bahaya, keringat berlebih, dan takut akan kematian. Jika mengalami minimal empat dari 13 gejala itu saja, artinya Anda sedang mengalami panic attack.

Gejala panic attack datang tiba-tiba dan biasanya berlangsung selama 10 menit. Panic attack juga sering kali muncul tanpa diketahui secara pasti pemicunya.

Panic attack bisa diatasi. Misalnya dengan menerapkan teknik pernapasan tertentu, terapi, hingga obat. Berikut ini caranya, seperti dibeberkan oleh Mayra Mendez, psikoterapis berlisensi di Child and Family Development Center, Providence Saint John, California, melalui laman Insider.

1. Bagaimana menghadapi panic attack.
Panic attack adalah aktivasi berlebihan pada sympathetic nervous system di dalam tubuh, yang memicu respon berupa perlawanan. Saat serangan panik terjadi, Anda ingin berupaya menenangkan sympathetic nervous system itu dan mengaktikan parasympathetic nervous system. Sistem inilah yang mendorong munculnya perasaan rileks.

Langkah yang bisa dilakukan adalah dengan menarik napas yang dalam, kemudian keluarkan secara perlahan. Cara ini dapat menstimulasi saraf vagus, yang kemudian mengaktivasi parasympathetic nervous system sehingga napas Anda akan kembali normal. Detak jantung yang tadinya cepat pun akan berangsur melambat.

Intinya, ketika serangan panik terjadi, stabilkan pernapasan maka Anda akan baik-baik saja. Cara ini juga efektif untuk menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang kerap diasosiasikan dengan serangan panik.

Mengalami serangan panik memang tidak mengenakkan, tapi tak akan membahayakan fisik Anda. Yang berbahaya adalah ketika seseorang mengubah kebiasaan mereka dengan harapan bisa menghindari serangan panik. Hal itu justru bisa memicu agoraphobia, yaitu suatu ketakutan pada situasi dan tempat tertentu sehingga orang tersebut harus mengisolasi diri dari kehidupan sosial. Kalau memang serangan panik ini memengaruhi hidup Anda, segeralah berkonsultasi dengan ahli.

2. Terapi dan obat bantu mengatasi panic attack.
Cognitive behavioral therapy (CBT) dan mindfulness-based cognitive therapy dianggap efektif untuk mengatasi panic attack ataupun panic disorder. Pada CBT, pasien secara perlahan bakal diperkenalkan pada hal-hal yang mungkin memicu kecemasan mereka. Obat juga demikian. Dengan bantuan ahli serta pengobatan yang tepat, penderita panic attack akan mampu mengontrol rasa cemas mereka.

3. Panic disorder sangat bisa diobati.
Panderita panic disorder sangat bisa diobati. Tak bisa sendiri, melainkan melalui tangan orang-orang yang ahli. Merekalah yang akan menyusun program perawatan buat si penderita, atau mengembangkan metode perawatan untuk menemukan cara yang paling cocok untuk penderita. Yang perlu diingat, penderita panic attack ataupun panic disorder ini tidaklah sendiri. Akan selalu ada orang yang mau membantu mereka.

Sebaliknya, penderita juga tak boleh menyimpan kegelisahannya sendiri. Mereka harus mau berbagi cerita dengan orang lain. Semakin sering berbagi, akan semakin banyak pula sumber yang bisa mereka temukan untuk memperoleh pertolongan.
(tsa)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0952 seconds (0.1#10.140)