Ikuti Anjuran Pemerintah, Begini Aturan Pakai Masker Kain
A
A
A
JAKARTA - Saat ini pemerintah telah menganjurkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker ketika berada di ruang publik. Tujuannya untuk mencegah penularan virus corona yang telah menyebabkan pandemi COVID-19, di samping mencuci tangan menggunakan sabun.
"Sesuai rekomendasi WHO, kita pakai masker untuk semua. Semua harus menggunakan masker. Gunakan masker kain, karena kita tidak pernah tahu orang tanpa gejala pun bisa menjadi sumber penyebaran penyakit ketika kita di luar rumah," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto.
"Kami meminta, gunakan masker untuk semua. Saling mengingatkan kalau ada yang tidak pakai masker, menunda kepentingan di luar rumah, rencana kepergian, dan berkomunikasi sosial menggunakan jaringan telekomunikasi yang kita miliki," lanjut Yuri.
Mengingat masker bedah dan N95 hanya untuk tenaga kesehatan yang merawat pasien COVID-19, maka masyarakat bisa menggunakan masker kain sebagai upaya pencegahan. Ada beberapa aturan pemakaian masker kain yang harus diperhatikan.
Menurut Yuri, masker kain boleh dipakai tidak lebih dari 4 jam. Setelah itu cuci masker menggunakan sabun.
"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan penggunaan masker kain tidak lebih dari 4 jam, kemudian direndam di air sabun, dicuci. Ini upaya kita dalam mencegah penularan di samping cuci tangan dengan sabun minimal 20 detik," sebut Yuri.
Sementara itu, dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSPU) Persahabatan dr. Erlina Burhan, Sp.P(K), M.Sc, pH.D menjelaskan bahwa masker kain bisa digunakan oleh masyarakat sehat, baik di tempat umum maupun fasilitas lain. Namun, dalam hal ini tetap dibutuhkan menjaga jarak sejauh 1-2 meter karena masker kain tidak bisa memproteksi masuknya semua partikel.
"Tidak disarankan digunakan oleh tenaga medis dengan alasan 40%-90% partikel bisa tembus masker dan tentu saja idealnya dikombinasikan dengan pelindung wajah," jelas dr. Erlina.
"Masker kain, perlindungan terhadap droplet ada, tapi tidak ada perlindungan pada aerosol atau partikel airborne. Jadi pencegahan untuk keluarnya droplet dari bersin atau batuk pada pemakai. Kalau dropletnya besar bisa (melindungi), tapi kalau kecil masker kain ini nggak bisa," tambahnya.
Adapun efektivitas filter masker kain mampu menyaring 10%-60% partikel sebesar 3 mikron. Sayang, masker kain dapat menyebabkan kebocoran.
"Kelebihan masker kain bisa digunakan berulang kali dengan dicuci menggunakan deterjen dan air panas, karena deterjen dan air panas bisa mematikan virus," tutup dr. Erlina.
"Sesuai rekomendasi WHO, kita pakai masker untuk semua. Semua harus menggunakan masker. Gunakan masker kain, karena kita tidak pernah tahu orang tanpa gejala pun bisa menjadi sumber penyebaran penyakit ketika kita di luar rumah," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto.
"Kami meminta, gunakan masker untuk semua. Saling mengingatkan kalau ada yang tidak pakai masker, menunda kepentingan di luar rumah, rencana kepergian, dan berkomunikasi sosial menggunakan jaringan telekomunikasi yang kita miliki," lanjut Yuri.
Mengingat masker bedah dan N95 hanya untuk tenaga kesehatan yang merawat pasien COVID-19, maka masyarakat bisa menggunakan masker kain sebagai upaya pencegahan. Ada beberapa aturan pemakaian masker kain yang harus diperhatikan.
Menurut Yuri, masker kain boleh dipakai tidak lebih dari 4 jam. Setelah itu cuci masker menggunakan sabun.
"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan penggunaan masker kain tidak lebih dari 4 jam, kemudian direndam di air sabun, dicuci. Ini upaya kita dalam mencegah penularan di samping cuci tangan dengan sabun minimal 20 detik," sebut Yuri.
Sementara itu, dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSPU) Persahabatan dr. Erlina Burhan, Sp.P(K), M.Sc, pH.D menjelaskan bahwa masker kain bisa digunakan oleh masyarakat sehat, baik di tempat umum maupun fasilitas lain. Namun, dalam hal ini tetap dibutuhkan menjaga jarak sejauh 1-2 meter karena masker kain tidak bisa memproteksi masuknya semua partikel.
"Tidak disarankan digunakan oleh tenaga medis dengan alasan 40%-90% partikel bisa tembus masker dan tentu saja idealnya dikombinasikan dengan pelindung wajah," jelas dr. Erlina.
"Masker kain, perlindungan terhadap droplet ada, tapi tidak ada perlindungan pada aerosol atau partikel airborne. Jadi pencegahan untuk keluarnya droplet dari bersin atau batuk pada pemakai. Kalau dropletnya besar bisa (melindungi), tapi kalau kecil masker kain ini nggak bisa," tambahnya.
Adapun efektivitas filter masker kain mampu menyaring 10%-60% partikel sebesar 3 mikron. Sayang, masker kain dapat menyebabkan kebocoran.
"Kelebihan masker kain bisa digunakan berulang kali dengan dicuci menggunakan deterjen dan air panas, karena deterjen dan air panas bisa mematikan virus," tutup dr. Erlina.
(tsa)