Waspada Penyakit Akibat HPV
A
A
A
RISET terbaru menunjukkan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya human papilloma virus (HPV) dan penyakit yang ditimbulkannya. Karena tanpa gejala, banyak orang tidak menyadari kalau dirinya sudah terinfeksi atau bahkan menularkannya.
HPV merupakan virus yang sangat menular. Cukup hanya satu kali kontak seseorang dapat terinfeksi HPV. Semua orang berisiko terinfeksi, baik laki-laki maupun perempuan. HPV dapat menyebabkan kanker serviks, kanker vulva vagina, kanker anus, kanker mulut dan tenggorokan, kanker penis dan kutil kelamin.
Virus berbahaya ini dapat mengakibatkan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi di seluruh dunia. Misalnya, setiap dua menit seorang wanita meninggal karena kanker serviks. Sementara, kejadian dan tingkat kematian kanker serviks di Indonesia merupakan yang paling tinggi di Asia Tenggara dan hampir 70% ditemukan dalam kondisi stadium lanjut.
Pada stadium lanjut ini, tingkat keberhasilan terapi semakin kecil dan biaya yang dibutuhkan amatlah mahal. Di Tanah Air, menurut WHO GLOBOCAN 2012, terdapat 20.928 wanita yang terdiagnosis kanker serviks dan 9.498 di antaranya meninggal karena penyakit mematikan ini. Karena itu, diperkirakan setiap dua jam wanita meninggal karena kanker serviks.
Dr Andi Darma Putra SpOG (K) Onk, staf pengajar obstetri dan ginekologi di FKUI-RSCM, mengatakan, virus HPV tipe 16 dan 18 menyebabkan lebih dari 75% kasus kanker serviks. Di dunia, kanker ini merupakan kanker kedua terbanyak sesudah kanker payudara. Menurut dia, kanker serviks dapat terjadi pada semua usia dalam kehidupan seorang wanita.
"Setengah dari semua wanita yang didiagnosis menderita kanker serviks berusia 35-55 tahun. Kemungkinan besar mereka telah terkena HPV pada waktu remaja, yaitu sekitar usia 20 tahun atau saat mulai terpapar dengan aktivitas seksual,” ujar Andi dalam acara Seminar Media bertema.
“Waspadai Human Papilloma Virus(HPV), Jangan Tunda Lakukan Vaksinasi!" di Restoran Bebek Bengil, Menteng, Jakarta, belum lama ini.
Andi menuturkan, penularan HPV bukan hanya melalui hubungan seksual, juga melalui segala aktivitas yang memungkinkan adanya kontak kelamin dengan orang yang terinfeksi. Bahkan, bisa saja seseorang mendapatkan virus tersebut tanpa melakukan hubungan seksual.
Sementara, semua orang yang memiliki aktivitas seksual yang melibatkan kontak kelamin bisa terinfeksi HPV. Banyak orang yang telah terpapar HPV dalam tubuhnya, namun mungkin tidak menunjukkan tanda atau gejala. Bahkan, mereka dapat menularkan virus tanpa menyadarinya. 'Oleh karena itu, kesadaran akan penyakit ini masih sangat perlu untuk ditingkatkan," sebutnya.
Berbicara tentang pencegahan infeksi HPV, Andi mengemukakan, vaksinasi HPV adalah tindakan pencegahan yang paling efektif terhadap infeksi HPV. Vaksinasi HPV quadrivalent diperlukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus HPV dan memberikan perlindungan terhadap kanker serviks, kutil kelamin, prakanker vulva vagina dan prakanker anus.
Riset terbaru AC Nielsen tentang awareness masyarakat terhadap HPV, kanker serviks dan kutil kelamin pada Oktober-November 2013 menyebutkan, pengetahuan dan kesadaran masyarakat Jakarta terhadap HPV masih sangat rendah, hanya sekitar 2%. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat Jakarta terhadap penyakit kutil kelamin juga masih minim, hanya 6%.
Dari yang peduli terhadap kutil kelamin, hanya 8% masyarakat Jakarta yang tahu bahwa kutil kelamin disebabkan oleh HPV dan yang merasa berisiko terkena penyakit ini mencapai 44%. Namun, kesadaran masyarakat Jakarta terhadap kanker serviks sudah cukup tinggi, yaitu 78%.
Menanggapi hasil riset terbaru tersebut, dr Farida Zubier SpKK (K), Ketua Kelompok Studi Infeksi Menular Seksual (IMS) Indonesia dan staf pengajar di FKUIRSCM, mengatakan, pemahaman tentang HPV dan penyakit yang ditimbulkannya ini penting diketahui sehingga masyarakat tahu bagaimana cara menghindarinya.
Selain menyebabkan kanker serviks, menurut dia, jenis HPV yang lain, yaitu HPV tipe jinak 6 dan 11, dapat menimbulkan penyakit kutil kelamin atau genital warts. Penyakit ini bisa terjadi pada lakilaki dan perempuan. Kutil kelamin dapat memberikan beban psikologis dan rasa malu. Di samping itu, karena virus sering kali masih ada di dalam tubuh walaupun telah diobati, kutil dapat muncul kembali dan membutuhkan pengobatan berulang.
Rendra hanggara
(ars)