Dua Hari dalam Seminggu Rolling Stones di Perth
A
A
A
Malam itu (29/10), Rolling Stones menggelar pertunjukan pertamanya di Perth Arena, dari dua pertunjukan yang dijadwalkan. Antrean yang terjadi pun merupakan antrean terpanjang pada tahun ini dari semua pertunjukan yang pernah digelar di Perth Arena.
Uniknya, hampir semua penonton memakai kaus yang bergambar “lidah”. Dalam antrean tersebut, terdapat tiga jenis penonton. Pertama adalah penonton asli Perth, kedua penonton yang datang ke Perth untuk menonton Rolling Stones, dan ketiga adalah turis yang melihat ada konser Rolling Stones di Perth, lalu ingin menontonnya. Golongan ketiga inilah yang banyak tidak kedapatan tiket sehingga mengantre sampai pertunjukan dimulai.
Michele, seorang turis dari Prancis, malam itu terlihat cukup kecewa. Dia tidak kebagian tiket karena baru tahu ada pertunjukan Rolling Stones ketika melewati Perth Arena malam harinya. Berbeda dengan Bob yang sudah sejak sore mengetahui bahwa Rolling Stones akan konser di Perth Arena. “Saya sebenarnya tidak terlalu ingin menonton Rolling Stones. Kebetulan saja saya sedang liburan dan melihat ada konser ini. Saya menunggu tiket 200 dolar Australia. Buat saya, lebih dari itu tidak layak,” ujar turis dari Inggris itu.
Selama antrean tiket digelar, banyak pengamen berkeliaran di Perth Arena. Mereka membawakan lagu-lagu Rolling Stones dan mengajak para pengantre tiket untuk bernyanyi bersama sehingga saat mengantre tiket pun tidak terasa membosankan.
Konser pertunjukan Rolling Stones yang digelar pada 29 Oktober dan 1 November lalu sedikit memiliki perbedaan. “Set listlagu yang dibawakannya sama. Panggungnya mirip dan kostumnya pun tidak jauh berbeda,” ujar salah satu panitia yang menjawab pertanyaan para pembeli tiket. Antrean penonton terlihat lebih panjang pada 29 Oktober 2014 karena di Perth pada hari Minggu pagi adalah waktu mereka berangkat ke gereja.
Pada pembukaannya, Rolling Stone membawakan lagu Start Me Up. Keith Richard merupakan orang yang pertama kali naik ke atas panggung dengan gitar telecaster-nya. Mereka muncul dengan kaus berwarna cerah. Walau usia mereka telah di atas 70 tahun, tenaganya jauh melampaui batasan usianya. Mick Jagger langsung berlari mengelilingi panggung yang berbentuk lidah.
Pada konsernya kali ini, Rolling Stones banyak membawakan hits, seperti Jumpin’ Jack Flash, Honky Tonk Woman,dan I Can’t Get No. Mereka tidak membawakan hits slow-nya seperti Lady Jane danRuby Tuesday. Di tengah lagu, Mick Jagger mengumumkan tentang lagu voting. “Kami menggelar kuis di media on line tentang lagu apa yang kalian minta dan kami bawakan secara khusus malam ini. Dan paling banyak, kalian meminta kami membawakan Bitch,” ujar Mick Jagger.
Dalam pertunjukan ini, Mick Jagger jarang berkomunikasi dengan penonton. Segalanya tampak sudah disettingoleh pihak manajemen. Mick Jagger sesekali menyapa penonton sambil membaca screen textkecil di atas panggung. “Kami datang ke tempat indah di Perth, tetapi namanya sangat aneh, seperti Jondalup, Coolbellup, dan lain-lain. Sudah lama sekali kami tidak datang ke tempat ini,” ujarnya sambil membaca text.
Secara keseluruhan, konser yang digelar selama dua jam ini sangat menghibur. Walau sudah sangat tua, mereka tampil tanpa jeda yang panjang. Hanya satu lagu Mick Jagger tidak bernyanyi, lalu digantikan Keith Richard. Pada lagu All Down The Line, Rolling Stones mempersembahkan lagu ini buat para penghuni Cadillac Record, tempat Muddy Waters, Chuck Berry, dan kawan-kawan. Memulai bisnis musiknya, Rolling Stones merupakan salah satu bagian dari komunitas mereka.
Di luar arena, banyak sekali nenek dan kakek yang diantar anak dan cucunya untuk menonton pertunjukan ini. Joane yang mengantar neneknya tampak sibuk mencari tiket, sedangkan neneknya sudah berdiri di sudut sambil menangis menunggu nasibnya, apakah bisa menonton konser Rolling Stones atau tidak. Ada wajah puas dan ada wajah sedih bercampur di Perth Arena dua hari itu. Hampir semua yang ditanya menjawab, “Kami tidak yakin Rolling Stones akan pernah datang lagi ke kota ini.”
Laporan Koresponden KORAN SINDO
AULIA MAULUDI
PERTH, AUSTRALIA
Uniknya, hampir semua penonton memakai kaus yang bergambar “lidah”. Dalam antrean tersebut, terdapat tiga jenis penonton. Pertama adalah penonton asli Perth, kedua penonton yang datang ke Perth untuk menonton Rolling Stones, dan ketiga adalah turis yang melihat ada konser Rolling Stones di Perth, lalu ingin menontonnya. Golongan ketiga inilah yang banyak tidak kedapatan tiket sehingga mengantre sampai pertunjukan dimulai.
Michele, seorang turis dari Prancis, malam itu terlihat cukup kecewa. Dia tidak kebagian tiket karena baru tahu ada pertunjukan Rolling Stones ketika melewati Perth Arena malam harinya. Berbeda dengan Bob yang sudah sejak sore mengetahui bahwa Rolling Stones akan konser di Perth Arena. “Saya sebenarnya tidak terlalu ingin menonton Rolling Stones. Kebetulan saja saya sedang liburan dan melihat ada konser ini. Saya menunggu tiket 200 dolar Australia. Buat saya, lebih dari itu tidak layak,” ujar turis dari Inggris itu.
Selama antrean tiket digelar, banyak pengamen berkeliaran di Perth Arena. Mereka membawakan lagu-lagu Rolling Stones dan mengajak para pengantre tiket untuk bernyanyi bersama sehingga saat mengantre tiket pun tidak terasa membosankan.
Konser pertunjukan Rolling Stones yang digelar pada 29 Oktober dan 1 November lalu sedikit memiliki perbedaan. “Set listlagu yang dibawakannya sama. Panggungnya mirip dan kostumnya pun tidak jauh berbeda,” ujar salah satu panitia yang menjawab pertanyaan para pembeli tiket. Antrean penonton terlihat lebih panjang pada 29 Oktober 2014 karena di Perth pada hari Minggu pagi adalah waktu mereka berangkat ke gereja.
Pada pembukaannya, Rolling Stone membawakan lagu Start Me Up. Keith Richard merupakan orang yang pertama kali naik ke atas panggung dengan gitar telecaster-nya. Mereka muncul dengan kaus berwarna cerah. Walau usia mereka telah di atas 70 tahun, tenaganya jauh melampaui batasan usianya. Mick Jagger langsung berlari mengelilingi panggung yang berbentuk lidah.
Pada konsernya kali ini, Rolling Stones banyak membawakan hits, seperti Jumpin’ Jack Flash, Honky Tonk Woman,dan I Can’t Get No. Mereka tidak membawakan hits slow-nya seperti Lady Jane danRuby Tuesday. Di tengah lagu, Mick Jagger mengumumkan tentang lagu voting. “Kami menggelar kuis di media on line tentang lagu apa yang kalian minta dan kami bawakan secara khusus malam ini. Dan paling banyak, kalian meminta kami membawakan Bitch,” ujar Mick Jagger.
Dalam pertunjukan ini, Mick Jagger jarang berkomunikasi dengan penonton. Segalanya tampak sudah disettingoleh pihak manajemen. Mick Jagger sesekali menyapa penonton sambil membaca screen textkecil di atas panggung. “Kami datang ke tempat indah di Perth, tetapi namanya sangat aneh, seperti Jondalup, Coolbellup, dan lain-lain. Sudah lama sekali kami tidak datang ke tempat ini,” ujarnya sambil membaca text.
Secara keseluruhan, konser yang digelar selama dua jam ini sangat menghibur. Walau sudah sangat tua, mereka tampil tanpa jeda yang panjang. Hanya satu lagu Mick Jagger tidak bernyanyi, lalu digantikan Keith Richard. Pada lagu All Down The Line, Rolling Stones mempersembahkan lagu ini buat para penghuni Cadillac Record, tempat Muddy Waters, Chuck Berry, dan kawan-kawan. Memulai bisnis musiknya, Rolling Stones merupakan salah satu bagian dari komunitas mereka.
Di luar arena, banyak sekali nenek dan kakek yang diantar anak dan cucunya untuk menonton pertunjukan ini. Joane yang mengantar neneknya tampak sibuk mencari tiket, sedangkan neneknya sudah berdiri di sudut sambil menangis menunggu nasibnya, apakah bisa menonton konser Rolling Stones atau tidak. Ada wajah puas dan ada wajah sedih bercampur di Perth Arena dua hari itu. Hampir semua yang ditanya menjawab, “Kami tidak yakin Rolling Stones akan pernah datang lagi ke kota ini.”
Laporan Koresponden KORAN SINDO
AULIA MAULUDI
PERTH, AUSTRALIA
(bbg)