Tinggal dengan Perokok, Bak Irup Udara di Kota Paling Tercemar
A
A
A
LONDON - Sebuah kajian baru dari Skotlandia menemukan, tinggal satu atap dengan seorang perokok bak mengirup udara di kota paling tercemar di dunia.
Ini karena partikel 2,5 mikron atau yang dikenal sebagai PM2,5 bisa memenetrasi dalam hingga ke paru-paru dan bahkan masuk ke darah. Partikel ini telah dikaitkan ke penyakit jantung, stroke dan kanker.
“Pesannya cukup sederhana—merokok di rumah menyebabkan kualitas udara buruk dan menghasilkan konsentrasi partikel yang tidak bisa kalian lihat, itu akan menyebabkan kekhawatiran bagi kami kalau mereka ditemukan di luar,” papar Sean Semple, penulis utama kajian ini, dari Scottish Centre for Indoor Air di University of Aberdeen, yang dikutip Reuters.
Menurut Semple, membuat rumah bebas asap adalah kunci untuk mengurangi ekspos terhadap PM2,5. “Bagi nonperokok yang tinggal dengan perokok, dampak memberlakukan peraturan rumah bebas asap rokok akan mengurangi asupan harian PM2,5 hingga 70% atau lebih,” ujar Semple.
Partikel kecil seperti itu biasanya berasal dari pembakaran. Kawasan luar rumah, sumber utama pencemaran berasal dari pembakaran kendaraan, pembangkit listrik dan kebakaran hutan. Dalam rumah, kompor berbahan bakar kayu atau batu bara, kompor gas dan pemanas serta asap rokok merupakan sumber paling utama PM2,5 di udara.
Banyak kajian yang telah meneliti polusi udara ruang terbuka atau kualitas udara ruang tertutup di tempat kerja. Tapi, rumah adalah tempat dimana sebagian besar orang menghabiskan mayoritas waktu mereka, terutama anak-anak kecil dan para lansia. Dengan membandingkan polusi udara ruang tertutup di rumah perokok dan nonperokok, kemudian membandingkannya ke kota terpolusi, mereka berharap bisa mengilustrasikan bahaya asap tembakau di ruang tertutup sepanjang hidup.
Tim ini mengkaji data dari empat kajian terpisah yang mengukur level PM2,5 di 93 rumah orang merokok dan 17 rumah bebas rokok di Skotlandia.
Rata-rata, level PM2,5 di rumah perkokok mencapai sekitar 31 mikrogram per meter kubik—10 kali lebih besar dibanding rata-rata 3 mikrogram di rumah nonperokok. Ada konsentrasi asap besar di rumah perokok dan di seperempat di antaranya rata-rata 24 jamnya mencapai 111 mikrogram.
“Proporsi rumah perokok memiliki level pencemaran udara yang sama atau lebih tinggi dari rata-rata tahunan konsentrasi PM2,5 yang diukur di Beijing, kota yang sangat tercemar udaranya,” papar Semple.
Tim itu memperkirakan, selama hidup, seorang nonperokok yang tinggal dengan seorang perokok akan mengirup sekitar 6 gram materi partikel lebih banyak dari seorang nonperokok yang tinggal di rumah bebas rokok.
Ini karena partikel 2,5 mikron atau yang dikenal sebagai PM2,5 bisa memenetrasi dalam hingga ke paru-paru dan bahkan masuk ke darah. Partikel ini telah dikaitkan ke penyakit jantung, stroke dan kanker.
“Pesannya cukup sederhana—merokok di rumah menyebabkan kualitas udara buruk dan menghasilkan konsentrasi partikel yang tidak bisa kalian lihat, itu akan menyebabkan kekhawatiran bagi kami kalau mereka ditemukan di luar,” papar Sean Semple, penulis utama kajian ini, dari Scottish Centre for Indoor Air di University of Aberdeen, yang dikutip Reuters.
Menurut Semple, membuat rumah bebas asap adalah kunci untuk mengurangi ekspos terhadap PM2,5. “Bagi nonperokok yang tinggal dengan perokok, dampak memberlakukan peraturan rumah bebas asap rokok akan mengurangi asupan harian PM2,5 hingga 70% atau lebih,” ujar Semple.
Partikel kecil seperti itu biasanya berasal dari pembakaran. Kawasan luar rumah, sumber utama pencemaran berasal dari pembakaran kendaraan, pembangkit listrik dan kebakaran hutan. Dalam rumah, kompor berbahan bakar kayu atau batu bara, kompor gas dan pemanas serta asap rokok merupakan sumber paling utama PM2,5 di udara.
Banyak kajian yang telah meneliti polusi udara ruang terbuka atau kualitas udara ruang tertutup di tempat kerja. Tapi, rumah adalah tempat dimana sebagian besar orang menghabiskan mayoritas waktu mereka, terutama anak-anak kecil dan para lansia. Dengan membandingkan polusi udara ruang tertutup di rumah perokok dan nonperokok, kemudian membandingkannya ke kota terpolusi, mereka berharap bisa mengilustrasikan bahaya asap tembakau di ruang tertutup sepanjang hidup.
Tim ini mengkaji data dari empat kajian terpisah yang mengukur level PM2,5 di 93 rumah orang merokok dan 17 rumah bebas rokok di Skotlandia.
Rata-rata, level PM2,5 di rumah perkokok mencapai sekitar 31 mikrogram per meter kubik—10 kali lebih besar dibanding rata-rata 3 mikrogram di rumah nonperokok. Ada konsentrasi asap besar di rumah perokok dan di seperempat di antaranya rata-rata 24 jamnya mencapai 111 mikrogram.
“Proporsi rumah perokok memiliki level pencemaran udara yang sama atau lebih tinggi dari rata-rata tahunan konsentrasi PM2,5 yang diukur di Beijing, kota yang sangat tercemar udaranya,” papar Semple.
Tim itu memperkirakan, selama hidup, seorang nonperokok yang tinggal dengan seorang perokok akan mengirup sekitar 6 gram materi partikel lebih banyak dari seorang nonperokok yang tinggal di rumah bebas rokok.
(alv)