Melongok Kearifan Lokal di Kampung Naga

Rabu, 05 November 2014 - 06:36 WIB
Melongok Kearifan Lokal di Kampung Naga
Melongok Kearifan Lokal di Kampung Naga
A A A
TASIKMALAYA - Bosan dengan hiruk pikuk kebisingan Ibukota? Tak ada salahnya Anda mencoba melakukan perjalanan ke Kampung Naga. Kampung yang berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat ini mencoba mengajak Anda berada dalam suasana yang berbeda karena kearifan lokalnya.

Memang benar, Kampung Naga merupakan suatu perkampungan yang dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah adat Sunda.

Kampung ini berada di lembah yang subur, dengan batas wilayah, di sebelah Barat Kampung Naga dibatasi oleh hutan keramat karena di dalam hutan tersebut terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga. Di sebelah selatan dibatasi oleh sawah-sawah penduduk, dan di sebelah utara dan timur dibatasi oleh sungai Ciwulan yang sumber airnya berasal dari Gunung Cikuray di daerah Garut. Jarak tempuh dari kota Tasikmalaya ke Kampung Naga kurang lebih 30 kilometer, sedangkan dari kota Garut jaraknya 26 kilometer.

Saat melangkahkan kaki di sekitar kampung ini, Anda tentu akan berdecak kagum ketika melihat rumah penduduk setempat yang terbuat dari bambu dan kayu, sedangkan atap rumah terbuat dari daun Nipah, daun kelapa atau alang-alang. Sedangkan lantainya terbuat dari bambu yang dirangkai sedemikian rupa.

Penduduk Kampung Naga semuanya beragama Islam, sebagaimana masyarakat adat lainnya mereka juga sangat taat memegang adat-istiadat dan kepercayaan nenek moyangnya.Walaupun mereka menyatakan memeluk agama Islam, mereka tetap menjaga warisan budaya leluhurnya. Menurut kepercayaan masyarakat Kampung Naga, dengan menjalankan adat-istiadat warisan nenek moyang berarti menghormati para leluhur atau karuhun.

Segala sesuatu yang datangnya bukan dari ajaran karuhun Kampung Naga, dan sesuatu yang tidak dilakukan karuhunnya dianggap sesuatu yang tabu. Apabila hal-hal tersebut dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga berarti melanggar adat, tidak menghormati karuhun, hal ini pasti akan menimbulkan malapetaka.

Dahulu sempat beredar kabar bahwa Kampung Naga akan ditutup untuk orang luat, karena ada penduduk setempat tidak ingin daerahnya dijadikan obyek wisata. Namun, sesepuh kampung meluruskan hal tersebut alasan tidak mau dijadikan sebagai Desa Wisata, karena tidak mau ditonton oleh orang ataupun turis yang datang.

Jadi apabila Anda ingin berkunjung atau berlibur ke Kampung Naga tidak ada salahnya mengikuti tips berikut ini :

- Jika belum pernah mengunjungi kampung ini, gunakanlah guide lokal orang Kampung Naga.Sebab Anda belum pernah ke sini dan tidak menggunakan guide lokal bisa melanggar larangan kampung ini. Karena ada beberapa lokasi yang dikeramatkan dan tidak boleh difoto.

- Untuk menginap di Kampung Naga, tidak bisa mendadak dan harus memberitahu kuncen terlebih dahulu.

- Bagi pengunjung yang menginap di Kampung Naga harus menjaga kesopanan, seperti pakaian yang sopan dan jangan melanggar adat istiadat.

- Di Kampung Naga tidak ada listrik, sehingga bawalah powerbank atau batere cadangan. Bisa mengisi baterai tapi di luar pemukiman adat.

Bagi Anda yang berkunjung ke Kampung Naga tak perlu khawatir tak bisa membeli buah tangan. Karena di sepanjang jalan menuju Kampung Naga banyak toko-toko yang menyediakan berbagai macam souvenir hasil kerajinan penduduk Kampung Naga dengan harga yang sangat murah dan dengan pilihan yang beraneka ragam, seperti sandal dan tas unik.

Tak ketinggalan bagi anak-anak, di sana dapat membeli mainan yang terbuat dari kayu, seperti kapal terbang, mobil, sepeda motor, dan sebagainya.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5478 seconds (0.1#10.140)