Bicarakan Wanita lewat Republik Cengik

Kamis, 06 November 2014 - 11:10 WIB
Bicarakan Wanita lewat Republik Cengik
Bicarakan Wanita lewat Republik Cengik
A A A
Teater Koma selalu memberi tontonan menarik. Demikian ketika mereka mempersiapkan tema Republik Cangik yang akan dihelat di Gedung Kesenian Jakarta, 13-22 November 2014.

Balutan kisahnya mengenai feminisme, seorang punakawan perempuan bernama Cangik. Kemasan ceritanya begitu relevan dengan kondisi politik saat ini, yakni ada 8 menteri perempuan. Meskipun begitu, pimpinan Teater Koma, Nano Riantiarno mengatakan tidak tahu menahu ceritanya akan terjadi seperti kejadian saat ini.

“Naskah ini sudah saya tulis lima bulan lalu. Awalnya mengangkat kisah punawakan perempuan supaya perempuan juga bisa muncul dan bersuara. Kebetulan saat ini dalam bidang politik, ada delapan perempuan di Kabinet Kerja. Ini semua serba-kebetulan,” kata Nano seusai jumpa pers Teater Koma Republik Cangkik di Galeri Indonesia Kaya, belum lama ini.

Cangik, yang sehari-harinya sebagai punakawan, beralih fungsi sebagai juri yang harus memilih satu calon yang maju menjadi calon maharaja. Para calon ini merasa dirinya pantas dan mampu memerintah Suranesia. Cangik tak sendirian, dia memanggil punakawan senior, seperti Semar; ratu para setan, Betari Permoni; perdana menteri para dewa, Betara Narada; wakil Pendawa, Raden Gatotkaca; wakil Kurawa, Raden Lesmana; dan putri Raja Kediri, Riri Ratri.

Pementasan Republik Cangik ini akan menghadirkan sederet aktor kawakan Teater Koma, seperti Rita Matu Mona, Budi Ros, Subarkah, Hadisarjana, Anneke Sihombing, Dorias Priadi, dan Alex Fatahillah. Karakter utama Cangik diperankan oleh Rita Matu Mona yang telah bermain teater lebih dari 34 tahun.

Thomas manggalla
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5908 seconds (0.1#10.140)
pixels