Koleksi Daur Ulang dari The Body Shop
A
A
A
Memanfaatkan momentum Jakarta Fashion Week (JFW) 2015, The Body Shop Indonesia menantang tiga desainer untuk membuat produk-produk fashion dari hasil upcycle sampah plastik.
Hal ini sejalan dengan nilai-nilai The Body Shop, yakni Protect the Planet ke dalam dunia fashion Indonesia. “Dengan mengambil tema Save The Sea, kami menantang Lenny Agustin, Carla Handayani, dan XS Project & Impac+ untuk menciptakan produk fashion yang berasal dari hasil upcycle sampah plastik,” ujar Rika Anggraini, GM Corporate Communication The Body Shop Indonesia.
Menurut Rika, tema ini diambil karena sampah-sampah yang dibuang langsung ke sungai oleh masyarakat Indonesia, biasanya langsung bermuara ke laut dan mencemari habitat laut. “Masyarakat Indonesia terbiasa membuang sampah langsung ke sungai. Dari sungai, sampah-sampah tersebut ada yang mengendap dan mengakibatkan banjir. Banyak juga yang bermuara ke lautan dan mencemari laut. Habitat laut terganggu, ikan-ikan yang hidup di dalamnya juga tercemari oleh zat-zat beracun dari plastik,” papar Rika.
Rika juga menambahkan bahwa kegiatan upcycle sampah plastik merupakan langkah kreatif dalam mengolah sampah. Berbeda dengan recycle yang melebur produk agar dapat kembali dibentuk menjadi produk lainnya, upcycle memerlukan kreativitas manusia agar dapat memberikan nilai yang lebih tinggi terhadap produk yang sudah tidak bernilai atau sampah.
“Kami yakin koleksi ketiga desainer ini dapat menimbulkan kecintaan fashionista negeri ini terhadap lingkungan sehingga mereka terdorong untuk memanfaatkan kreativitas mereka untuk ikut mengolah sampah plastik menjadi produk-produk fashion yang unik,” ujarnya.
Menjawab tantangan tersebut, Lenny Agustin, Carla Handayani, dan XS Project & Impac+ menciptakan masingmasing 12 koleksi produk fashion dari hasil upcycle sampah plastik yang terdiri atas kalung, anting, gelang, tas, dan aksesori lainnya.
“Tentu kami merasa sangat tertantang mengerjakan project ini. Dan, kami berpikir bahwa dengan pendekatan design dan fashion, kami para desainer yakin dapat ‘menghijaukan’ fashion Indonesia,” ujar Lenny Agustin.
Menurut Lenny, konsep upcycle dalam fashion sebenarnya sudah berkembang sejak akhir 1990-an. Namun, di Indonesia konsep ini belum terlalu terdengar gaungnya. “Saya sendiri sebagai desainer sering memanfaatkan limbah untuk menciptakan koleksi-koleksi saya. Saya pernah memanfaatkan sumbu kompor, bahkan kabel,” ujar Lenny.
Dyah ayu pamela
Hal ini sejalan dengan nilai-nilai The Body Shop, yakni Protect the Planet ke dalam dunia fashion Indonesia. “Dengan mengambil tema Save The Sea, kami menantang Lenny Agustin, Carla Handayani, dan XS Project & Impac+ untuk menciptakan produk fashion yang berasal dari hasil upcycle sampah plastik,” ujar Rika Anggraini, GM Corporate Communication The Body Shop Indonesia.
Menurut Rika, tema ini diambil karena sampah-sampah yang dibuang langsung ke sungai oleh masyarakat Indonesia, biasanya langsung bermuara ke laut dan mencemari habitat laut. “Masyarakat Indonesia terbiasa membuang sampah langsung ke sungai. Dari sungai, sampah-sampah tersebut ada yang mengendap dan mengakibatkan banjir. Banyak juga yang bermuara ke lautan dan mencemari laut. Habitat laut terganggu, ikan-ikan yang hidup di dalamnya juga tercemari oleh zat-zat beracun dari plastik,” papar Rika.
Rika juga menambahkan bahwa kegiatan upcycle sampah plastik merupakan langkah kreatif dalam mengolah sampah. Berbeda dengan recycle yang melebur produk agar dapat kembali dibentuk menjadi produk lainnya, upcycle memerlukan kreativitas manusia agar dapat memberikan nilai yang lebih tinggi terhadap produk yang sudah tidak bernilai atau sampah.
“Kami yakin koleksi ketiga desainer ini dapat menimbulkan kecintaan fashionista negeri ini terhadap lingkungan sehingga mereka terdorong untuk memanfaatkan kreativitas mereka untuk ikut mengolah sampah plastik menjadi produk-produk fashion yang unik,” ujarnya.
Menjawab tantangan tersebut, Lenny Agustin, Carla Handayani, dan XS Project & Impac+ menciptakan masingmasing 12 koleksi produk fashion dari hasil upcycle sampah plastik yang terdiri atas kalung, anting, gelang, tas, dan aksesori lainnya.
“Tentu kami merasa sangat tertantang mengerjakan project ini. Dan, kami berpikir bahwa dengan pendekatan design dan fashion, kami para desainer yakin dapat ‘menghijaukan’ fashion Indonesia,” ujar Lenny Agustin.
Menurut Lenny, konsep upcycle dalam fashion sebenarnya sudah berkembang sejak akhir 1990-an. Namun, di Indonesia konsep ini belum terlalu terdengar gaungnya. “Saya sendiri sebagai desainer sering memanfaatkan limbah untuk menciptakan koleksi-koleksi saya. Saya pernah memanfaatkan sumbu kompor, bahkan kabel,” ujar Lenny.
Dyah ayu pamela
(bbg)