Sisipkan Pengetahun Budaya Melalui Game Online Yang Menyenangkan

Kamis, 13 November 2014 - 09:10 WIB
Sisipkan Pengetahun...
Sisipkan Pengetahun Budaya Melalui Game Online Yang Menyenangkan
A A A
SEMARANG - Yang muda yang berkarya. Ungkapan itu mungkin pantas disematkan kepada Eka Aditia Cristiyanto. Di usianya yang masih muda, warga Tlogosari Kota Semarang ini mampu menciptakan sebuah aplikasi game online yang memiliki nilai pembelajaran sejarah di Kota Atlas. Aplikasi game yang dibuat mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) tersebut diberi nama Lawang Sewu.

Sesuai namanya, game tersebut menggambarkan sebuah model game berjenis auto-run platformer dimana pemain diajak menyelesaikan empat level dalam permainan. Level yang harus diselesaikan itu adalah level pencairan denah, pencairan batu vulkanik, pembuatan bangunan penjagaan dan pembuatan bangunan utama Lawang Sewu.

Game ini berkisah sama dengan aslinya, yakni kisah Semaun, pekerja kereta api yang belajar di Belanda dan berhasil membuat bangunan Lawang Sewu ini,” ungkap Eka saat mengawali obrolan, kemarin.

Menurut Eka, tujuan utama dirinya menciptakan game tersebut adalah bentuk kepeduliannya terhadap peninggalan sejarah di Kota Semarang. Dia menyatakan ingin berkontribusi dalam pengenalan warisan budaya kepada masyarakat melalui game online.

“Tujuannya selain mengembangkan hobi dan bakat, juga ingin mengajak masyarakat mengetahui sejarah salah satu bangunan tertua di Kota Semarang peninggalan Belanda ini dengan cara yang menyenangkan,” papar pria kelahiran Semarang 31 Desember 1990 ini diiringi senyum.

Pilihannya kepada game online disebabkan keinginannya menyisipkan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan. Dengan game tersebut, dia berharap anak-anak yang bermain tidak hanya mendapatkan hiburan, tetapi juga pengetahuan dan ilmu tentang kebudayaan.

“Jadi selain mendapatkan hiburan dengan main game, masyarakat, khususnya anak-anak, bisa mendapatkan pengetahuan tentang gedung yang sangat fenomenal itu,” ujar dia.

Eka mengaku membutuhkan waktu satu tahun untuk menyelesaikan aplikasi game tersebut. Lamanya waktu dikarenakan dirinya harus melakukan penelitian terlebih dahulu tentang sejarah dan arsitektur gedung Lawang Sewu.

“Lamanya pengerjaan karena harus melalui penelitian terlebih dahulu. Saya harus bolak-balik ke Museum Mandala Bhakti dan gedung Lawang Sewu untuk mencari referensi dan mencocokkan sebagaimana aslinya,” tutur dia.

Meski telah rampung dibuat, namun Eka mengaku belum puas dengan hasil yang telah dicapainya itu. Dia mengaku masih ingin mengembangkan game buatannya itu ke tahapan selanjutnya. Untuk keperluan tersebut, dirinya mengaku akan mengajukan proposal kepada PT KAI untuk membangun pengembangan game tersebut.

“Saat ini game masih belum sempurna, sebab baru bisa diakses melalui html. Akan saya kembangkan terus supaya lebih sempurna dan dapat diunduh melalui Google Playstore agar dapat dimainkan setiap orang,” papar dia.

Humas PT KAI Daop IV Semarang Suprapto saat dikonfirmasi mengaku belum mengetahui mengenai adanya anak muda yang berhasil membuat aplikasi game online Lawang Sewu itu. Namun, pihaknya sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh mahasiswa tersebut.

“Pasti sangat mengapresiasi ide dan hasil karya kreatif anak muda seperti itu. Silahkan mengajukan kepada kami, nanti akan kami ajukan ke pusat untuk memberikan apresiasi,” kata dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6960 seconds (0.1#10.140)