Mampir ke Pulau Bangka, Mencicipi Martabak Asli
A
A
A
BANGKA - Tidaklah lengkap jika berkunjung ke suatu daerah tidak mencicipi kuliner khas daerah tersebut. Jika Anda berkunjung ke Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Rasanya tak berkesan jika tidak menyicipi makanan khas Bangka yakni martabak bangka yang terkenal.
Martabak adalah hidangan populer di Indonesia yang terdiri dari dua jenis, manis dan gurih asin. Martabak bangka yang bercita rasa manis, dianggap oleh banyak orang sebagai salah satu martabak legendaris dan sudah melanglang buana ke seluruh Nusantara.
Martabak bangka dikenal juga sebagai terang bulan atau kue Pangkal pinang. Salah satu tempat terbaik untuk mencicipi kelezatan martabak ini adalah di Acau Martabak yang terletak di Jalan Walikota Syafie Rachman. Di sini, melayani martabak bangka asli atau Hoklopan yang hanya menggunakan gula pasir dan toping wijen. Hidangan lainnya di Pangkalpinang adalah mie koba yang bercita rasa seafood kuat. (Sumber. Indonesiatravel)
Pulau Bangka, Pangkalpinang adalah kota terbesar di Pulau Bangka sekaligus ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain perannya sebagai pusat pemerintahan, kegiatan ekonomi, dan perdagangan, kota ini juga berfungsi sebagai jalur masuk bagi wisatawan yang ingin menjelajahi pesona keindahan Bangka dan Belitung.
Ketika Anda turun dari pesawat di Bandara Depati Amir, sebuah marka menyambut hangat Anda bertuliskan 'Selamat datang di Serumpun Sebalai Tanah'. Kalimat ini juga menjadi slogan Provinsi Bangka Belitung yang heterogen masyarakatnya.
Pangkal atau Pengkal dalam bahasa Melayu berarti pusat atau awal, merujuk pada peran kota ini sebagai pusat industri pertambangan timah. Kota pertambangan yang dahulu kecil ini, sekarang berkembang menjadi pusat komersial pulau dan pelabuhan yang menghubungkan pulau-pulau di sekitarnya.
Sementara itu kata 'pinang' mengarah pada tempat ini yang ditumbuhi pohon palem. Untuk melacak sejarah industri pertambangan timah di Nusantara, Anda dapat berkunjung ke Museum Timah Indonesia yang terletak Jalan Jenderal Achmad Yani No. 17 yang merupakan jantung kota Pangkalpinang.
Museum ini menyimpan beragam koleksi besar benda-benda terkait tambang timah dan merupakan satu-satunya museum pertambangan di Asia. Bangunannya sendiri termasuk bangunan bersejarah karena pernah digunakan untuk Perundingan Roem-Royen.
Pangkalpinang sangat kental dengan pengaruh China yang sudah ada sejak awal 1770. Ketika itu Sultan Palembang Darussalam Mahmud Badaruddin II mendatangkan pekerja dari China untuk bekerja di tambang timah.
Selanjutnya, buruh China mulai berdatangan dari Siam, Malaka (sekarang hari Malaysia), dan bagian Selatan China. Kebanyakan dari mereka adalah dari Hakka (Khek) etnis dari Provinsi Guang Xi. Para buruh migran tersebut kemudian berbaur dan menikah dengan penduduk setempat. Jadi, etnis China dan Melayu asli merupakan mayoritas penduduk Pangkalpinang saat ini. (Sumber. Wikipedia)
Dengan akar budaya China yang kuat, di Pangkalpinang terdapat Kuil Kwan Tie Miaw yang berdiri indah di Jalan Walikota Syarif Rachman. Awalnya, kuil ini disebut Kuil Kwan Tie Bo dan merupakan salah satu kuil tertua di Bangka Belitung yang dibangun tahun 1841.
Bersama dengan pasar Mambo dan Singapura Alley yang terletak tidak jauh dari lokasi kuil, area tersebut merupakan Kampung China di Pangkalpinang. Di sini, sering digelar berbagai upacara tradisional China seperti salah satunya adalah ritual Pot Ngin Bun yaitu untuk menolak bala dan segala wabah penyakit yang mewabah.
Kota Pangkalpinang menawarkan hamparan pantai yang indah, salah satunya adalah Pantai Pasir Padi yang terletak sekitar 7 km dari pusat kota Pangkalpinang. Pantai ini juga merupakan tempat sempurna untuk menyaksikan matahari terbit bersama pasir putih dan air laut biru yang jernih.
Ketika air surut, Anda dapat berjalan ke Pulau Punan dan bermain-main di perairannya yang tenang. Tidak terlalu jauh dari Pantai Pasir Padi, sekitar 2,5 km, dapat Anda kunjungi pula Pantai Tanjung Bunga yang merupakan pantai datar dihiasi serentetan formasi batuan besar.
Berkunjung ke suatu daerah rasanya tidak lengkap apabila tidak membeli buah tangan khasnya, bagi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bangka bisa pulang membawa kain cual batik. Membeli kain ini sebagai buah tangan pastinya harus menjadi prioritas utama.
Kain ini merupakan jenis kain yang dibuat dengan keterampilan tangan berpola khas Pulau Bangka. Biasanya pembuatan kain ini memakan waktu sekitar satu minggu untuk menghasilkan dua kain.
Karena Pangkalpinang dijuluki sebagai ibu kota pertambangan timah, jadi wisatawan juga dapat mencari beberapa perkakas rumah tangga terbuat dari timah dengan beragam bentuk yang unik dan indah.
Dan juga resam kopiah, adalah topi yang terbuat dari pakis atau akar pakis atau akar bahar. Ada juga beragam aksesoris yang terbuat dari karang hitam yang cantik untuk oleh-oleh.
Untuk makanan ringan, ada kue lapis bangka, kemplang dan kue keranjang sebgai kudapan lezat yang Anda harus bawa pulang. Bagaimana sudah siap berlibur ke Pulau Bangka!
Martabak adalah hidangan populer di Indonesia yang terdiri dari dua jenis, manis dan gurih asin. Martabak bangka yang bercita rasa manis, dianggap oleh banyak orang sebagai salah satu martabak legendaris dan sudah melanglang buana ke seluruh Nusantara.
Martabak bangka dikenal juga sebagai terang bulan atau kue Pangkal pinang. Salah satu tempat terbaik untuk mencicipi kelezatan martabak ini adalah di Acau Martabak yang terletak di Jalan Walikota Syafie Rachman. Di sini, melayani martabak bangka asli atau Hoklopan yang hanya menggunakan gula pasir dan toping wijen. Hidangan lainnya di Pangkalpinang adalah mie koba yang bercita rasa seafood kuat. (Sumber. Indonesiatravel)
Pulau Bangka, Pangkalpinang adalah kota terbesar di Pulau Bangka sekaligus ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain perannya sebagai pusat pemerintahan, kegiatan ekonomi, dan perdagangan, kota ini juga berfungsi sebagai jalur masuk bagi wisatawan yang ingin menjelajahi pesona keindahan Bangka dan Belitung.
Ketika Anda turun dari pesawat di Bandara Depati Amir, sebuah marka menyambut hangat Anda bertuliskan 'Selamat datang di Serumpun Sebalai Tanah'. Kalimat ini juga menjadi slogan Provinsi Bangka Belitung yang heterogen masyarakatnya.
Pangkal atau Pengkal dalam bahasa Melayu berarti pusat atau awal, merujuk pada peran kota ini sebagai pusat industri pertambangan timah. Kota pertambangan yang dahulu kecil ini, sekarang berkembang menjadi pusat komersial pulau dan pelabuhan yang menghubungkan pulau-pulau di sekitarnya.
Sementara itu kata 'pinang' mengarah pada tempat ini yang ditumbuhi pohon palem. Untuk melacak sejarah industri pertambangan timah di Nusantara, Anda dapat berkunjung ke Museum Timah Indonesia yang terletak Jalan Jenderal Achmad Yani No. 17 yang merupakan jantung kota Pangkalpinang.
Museum ini menyimpan beragam koleksi besar benda-benda terkait tambang timah dan merupakan satu-satunya museum pertambangan di Asia. Bangunannya sendiri termasuk bangunan bersejarah karena pernah digunakan untuk Perundingan Roem-Royen.
Pangkalpinang sangat kental dengan pengaruh China yang sudah ada sejak awal 1770. Ketika itu Sultan Palembang Darussalam Mahmud Badaruddin II mendatangkan pekerja dari China untuk bekerja di tambang timah.
Selanjutnya, buruh China mulai berdatangan dari Siam, Malaka (sekarang hari Malaysia), dan bagian Selatan China. Kebanyakan dari mereka adalah dari Hakka (Khek) etnis dari Provinsi Guang Xi. Para buruh migran tersebut kemudian berbaur dan menikah dengan penduduk setempat. Jadi, etnis China dan Melayu asli merupakan mayoritas penduduk Pangkalpinang saat ini. (Sumber. Wikipedia)
Dengan akar budaya China yang kuat, di Pangkalpinang terdapat Kuil Kwan Tie Miaw yang berdiri indah di Jalan Walikota Syarif Rachman. Awalnya, kuil ini disebut Kuil Kwan Tie Bo dan merupakan salah satu kuil tertua di Bangka Belitung yang dibangun tahun 1841.
Bersama dengan pasar Mambo dan Singapura Alley yang terletak tidak jauh dari lokasi kuil, area tersebut merupakan Kampung China di Pangkalpinang. Di sini, sering digelar berbagai upacara tradisional China seperti salah satunya adalah ritual Pot Ngin Bun yaitu untuk menolak bala dan segala wabah penyakit yang mewabah.
Kota Pangkalpinang menawarkan hamparan pantai yang indah, salah satunya adalah Pantai Pasir Padi yang terletak sekitar 7 km dari pusat kota Pangkalpinang. Pantai ini juga merupakan tempat sempurna untuk menyaksikan matahari terbit bersama pasir putih dan air laut biru yang jernih.
Ketika air surut, Anda dapat berjalan ke Pulau Punan dan bermain-main di perairannya yang tenang. Tidak terlalu jauh dari Pantai Pasir Padi, sekitar 2,5 km, dapat Anda kunjungi pula Pantai Tanjung Bunga yang merupakan pantai datar dihiasi serentetan formasi batuan besar.
Berkunjung ke suatu daerah rasanya tidak lengkap apabila tidak membeli buah tangan khasnya, bagi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bangka bisa pulang membawa kain cual batik. Membeli kain ini sebagai buah tangan pastinya harus menjadi prioritas utama.
Kain ini merupakan jenis kain yang dibuat dengan keterampilan tangan berpola khas Pulau Bangka. Biasanya pembuatan kain ini memakan waktu sekitar satu minggu untuk menghasilkan dua kain.
Karena Pangkalpinang dijuluki sebagai ibu kota pertambangan timah, jadi wisatawan juga dapat mencari beberapa perkakas rumah tangga terbuat dari timah dengan beragam bentuk yang unik dan indah.
Dan juga resam kopiah, adalah topi yang terbuat dari pakis atau akar pakis atau akar bahar. Ada juga beragam aksesoris yang terbuat dari karang hitam yang cantik untuk oleh-oleh.
Untuk makanan ringan, ada kue lapis bangka, kemplang dan kue keranjang sebgai kudapan lezat yang Anda harus bawa pulang. Bagaimana sudah siap berlibur ke Pulau Bangka!
(nfl)