Sosialiasi Bahaya HIV/AIDS, BKKBN Gandeng Rapper Remaja

Selasa, 25 November 2014 - 07:31 WIB
Sosialiasi Bahaya HIV/AIDS,...
Sosialiasi Bahaya HIV/AIDS, BKKBN Gandeng Rapper Remaja
A A A
JAKARTA - Dalam rangka peringatan Hari AIDS Sedunia pada 1 Desember mendatang, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) gencar mengkampanyekan bahaya HIV/AIDS dikalangan remaja.

Kampanye ini sejalan dengan gerakan Generasi Berencana (Genre) yang disosialisasikan oleh BKKBN. Dalam rangka meningkatkan kualitas penduduk usia muda, memberikan informasi pentingnya untuk mewujudkan pelaksanaan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), serta menyosialisasikan bagaimana mencegah dan melindungi diri sendiri, keluarga dan masyarakat agar terhindar dari penularan HIV dan AIDS, menghindari seks bebas dan menghindari penyalahgunaan Narkotik dan Obat terlarang.

Adapun kegiatan yang dilakukan BKKBN menyelenggarakan “Lomba Rap Genre” yang digelar di Tangerang Selatan, Banteng, Minggu lalu. "Dengan tema Peningkatan kualitas penduduk dan Keluarga Berencana, dengan Pendewasaan Usia Perkawinan, Pencegahan HIV/AIDS, Pencegahan Narkoba dan Seks bebas untuk meningkatkan Ketahanan Keluarga” sebagai bentuk sosialisasi yang dimulai dari tingkat kabupaten, provinsi dan sampai ketingkat nasional," kata Sestama BKKBN Ambar Rahayu dalam pernyataan pers resminya.

Seperti diketahui, perkembangan kasus HIV dan AIDS di Indonesia masih menjadi persoalan yang besar dan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun dengan provinsi tertinggi urutan pertama adalah Papua, Jawa Timur dan ketiga adalah DKI Jakarta.

Data Kementerian Kesehatan RI sampai dengan Juni 2014 menunjukkan secara kumulatif terdapat 55.623 kasus AIDS dan 142.961 kasus HIV positif dengan presentase pengidap pada usia 20-29 tahun (32%), usia 30-39 tahun (28.4%), dimana kasus penularan terbanyak terjadi pada heteroseksual (61.5%), pengguna jarum suntik atau penasun (15.2%), perinatal (2.7%) dan homoseksual (2.4%). Hingga tahun 2014, tercatat kematian karena HIV/AIDS sebanyak 9760 kasus.

Di seluruh dunia, data UNICEF menyatakan jumlah kematian HIV/AIDS di kalangan remaja meningkat hingga 50 persen antara tahun 2005 dan 2012 dan menunjukkan tren mengkhawatirkan.

UNICEF menyebutkan, sekitar 71.000 remaja berusia antara 10 dan 19 tahun meninggal dunia karena virus HIV pada tahun 2005. Jumlah itu meningkat menjadi 110.000 jiwa pada tahun 2012. UNICEF sendiri merekomendasikan investasi dana sebesar 5,5 miliar dolar AS pada tahun 2014 yang diharapkan dapat mencegah tertularnya dua juta remaja atas HIV pada tahun-tahun mendatang.

Dari jumlah tersebut, kalangan remaja atau usia muda merupakan salah satu kelompok dengan porsi cukup besar dan rentan terhadap bahaya HIV/AIDS, walaupun persentase kumulatif kasus di kalangan remaja memang tidak sebesar kelompok usia lainnya, namun tetap memerlukan perhatian besar.

Jumlah remaja Indonesia sekitar 25% dari total penduduk Indonesia (SP 2010). Data UNICEF pada 2012 menunjukkan, hanya 11,4 persen remaja yang memahami HIV & AIDS secara komprehensif, meningkat 20,6 persen di tahun sebelumnya. Ini merupakan hasil riset Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di lima provinsi pada 2010, terhadap remaja berusia 15-24 tahun.

Rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja, khususnya dalam melindungi diri dari perilaku seksual berisiko, pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan serta banyaknya remaja yang menganggap HIV/AIDS sebagai penyakit yang tak berbahaya dan banyak sekali pemahaman keliru terkait penyakit tersebut menjadi permasalahan yang sangat penting. Padahal dengan pemahaman dan edukasi yang tepat, penularan dapat dicegah sehingga kematian akibat HIV/AIDS dapat ditekan.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7325 seconds (0.1#10.140)