Berpetualang Ke Bukit Sitanjung, Cari Jodoh
A
A
A
TEGAL - MENIKMATI segarnya udara perbukitan pasti akan menenangkan kepala dan pikiran. Untuk kegiatan penyegaran pikiran, Anda bisa berpetualangan ke Bukit Sitanjung, sebuah bukit yang ada di Tegal, Jawa Tengah. Untuk warga lokal bukit ini sudah cukup dikenal, karena pesonanya cukup memukau para pendaki.
Saat berada di Bukit Sitanjung, mungkin Anda merasa seperti sedang ditempat lain. Anda bisa menikmati semua keajaibannya di sana, mulai dari menghirup segarnya udara yang masih bersih, hijaunya rerumputan dan pohon-pohon yang leluasa tumbuh, bunga-bunga liar dengan berbagai warna-warni, serta kupu-kupu dengan corak yang cantik hinggap dari satu tangkai bunga ke tangkai bunga lainnya.
Bukit Sitanjung ini terletak di Desa Lebaksiu Lor, Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Untuk dapat sampai ke bukit ini, Anda yang datang dari luar harus melewati sebuah jembatan yang mempunyai nilai sejarah tinggi dan sangat penting sebagai infrastruktur yang membantu para petani menjual hasil kebun bernama Jembatan Sunglon dengan panjang 200 meter. Jembatan ini dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Perawatan dan renovasi pun selalu dilakukan untuk menjaga keawetan jembatan penghubung yang akan dilalui bagi pengunjung yang ingin mendaki ke Bukit Sitanjung. Kalau berkunjung pada musim kemarau, Anda tidak perlu khawatir, karena tidak akan bermasalah dengan akses jalan. Sedangkan, jika pergi ke Bukit Sitanjung saat musim penghujan, akses jalan menuju ke bukit menjadi licin. Jadi, Anda harus membuka mata lebar-lebar untuk mencari pijakan yang tepat saat mendaki ke puncak bukit.
Pasti akan sangat menyenangkan kalau Anda pergi dengan rombongan. Atau hanya beberapa orang saja, karena tidak akan bosan. Berjalan sambil bersanda gurau atau menyanyi ditemani oleh persawahan menghijau milik para petani dengan berbagai macam palawija. Seperti kacang panjang, buncis, sawi, wortel, cabai, oyong, kubis, dan padi. Kalau Anda hobi fotografi, landscape seperti ini jangan sampai dilewatkan begitu saja.
Anda dapat mengambil beberapa gambar dengan sudut terbaik. Tidak hanya persawahan saja yang akan dijumpai saat mendaki ke Bukit Sitanjung, karena sungai-sungai yang mengalirkan air jernih bisa ditemukan di sana. Sebagai daerah perbukitan dengan Gunung Slamet yang ada di sebelah tenggara bukit, Anda bisa berhenti sejenak untuk merasakan segarnya air pegunungan dengan airnya yang masih bening dan bersih.
Tempatnya masih sangat alami, sehingga Anda dapat melepaskan lelah saat mencuci tangan dan kaki di sungai-sungai yang ditemukan. Anda juga bisa bercakap-cakap dengan penduduk setempat yang selalu ramah menyapa.
Sesampainya di atas Bukit Sitanjung, mata pasti langsung terpesona dengan begitu indahnya pemandangan yang terlihat di bawah. Indahnya deretan perbukitan yang hijau dengan pohon-pohon lebat, Sungai Gung yang terlihat mengular dengan airnya yang jernih, sawah-sawah yang terbentang luas, serta Jembatan Sunglon yang terlihat kecil saat dipandang dari atas bukit. Semua perjuangan Anda saat mendaki bukit pun terbayar sudah dengan maha karya luar biasa dari Tuhan.
Pengelola Bukit Sitanjung tidak membebankan tiket masuk resmi. Sifatnya hanya suka rela. Jadi, Anda bisa memasukan uang seikhlasnya antara Rp1.000-Rp2.000 per orang yang dimasukan ke dalam kotak yang telah disediakan oleh pengelola. Hasil dari uang yang dihasilkan ini nantinya akan digunakan untuk pembangunan fasilitas dan infrastruktur desa seperti mushola, jalan, dan jembatan.
Ada satu tradisi unik yang selalu digelar tiap tahun di tempat ini, namanya Rabu Pungkasan. Nah, bagi Anda yang sedang galau sedang mencari jodoh, warga setempat pasti akan menyarankan untuk melakukan satu ritual khusus yang sering dinamakan dengan ‘ajang cari jodoh’.
Tempat ini dianggap keramat oleh warga lokal sehingga pada hari Rabu terakhir saat bulan Sura pada kalender Jawa, ritual ini selalu diramaikan oleh penduduk dengan membuat nasi onggal-anggil atau gampangnya mempunyai wujud seperti nasi kuning. Onggal-anggil ini nantinya akan dibawa hingga ke atas bukit dan digunakan sebagai persembahan.
Lalu, bagaimana ritual ajang cari jodoh? Untuk acara yang dianggap sakral bagi mereka yang masih bujang dan gadis, langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan berjalan melewati Jembatan Sunglon hingga sampai ke Sungai Gung. Di sana, diwajibkan untuk mandi tepat di bawah Jembatan Sunglon.
Di sana anda tidak sendirian, karena mereka yang masih single sudah saling tebar pesona menunggu dan mengincar lawan jenis. Mereka saling berkenalan untuk melakukan penjajakan, apakah mungkin untuk bisa bersatu.
Kalau sudah cocok berarti Anda sudah berhasil mendapatkan pujaan hati. Tetapi, kalau Anda masih tidak beruntung juga, ada cara lain yang masih bisa Anda lakukan, yaitu dengan mendaki Bukit Sitanjung untuk melakukan semedi dan menaburkan bunga pada makam keramat. Bukan hanya untuk cari jodoh saja, Bukit Sitanjung juga sering dikunjungi oleh mereka yang ingin minta penglaris, pengasihan, dan tujuan lain.
Tetapi, itu hanyalah cerita dan tradisi yang dipercaya oleh warga setempat. Kalau berusaha dan bekerja keras, pasti Anda bisa mendapatkannya tanpa harus minta jimat dari makam keramat, bukan? Yang pasti, Bukit Tanjung memiliki pesona yang sangat indah.
Jangan lupakan juga satu kuliner khas dari Lebaksiu berupa martabak. Rasanya super lezat dan bisa membuat anda ketagihan. Jadi, kalau Anda suka berpetualang, jangan lewatkan tempat yang satu ini.
Saat berada di Bukit Sitanjung, mungkin Anda merasa seperti sedang ditempat lain. Anda bisa menikmati semua keajaibannya di sana, mulai dari menghirup segarnya udara yang masih bersih, hijaunya rerumputan dan pohon-pohon yang leluasa tumbuh, bunga-bunga liar dengan berbagai warna-warni, serta kupu-kupu dengan corak yang cantik hinggap dari satu tangkai bunga ke tangkai bunga lainnya.
Bukit Sitanjung ini terletak di Desa Lebaksiu Lor, Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Untuk dapat sampai ke bukit ini, Anda yang datang dari luar harus melewati sebuah jembatan yang mempunyai nilai sejarah tinggi dan sangat penting sebagai infrastruktur yang membantu para petani menjual hasil kebun bernama Jembatan Sunglon dengan panjang 200 meter. Jembatan ini dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Perawatan dan renovasi pun selalu dilakukan untuk menjaga keawetan jembatan penghubung yang akan dilalui bagi pengunjung yang ingin mendaki ke Bukit Sitanjung. Kalau berkunjung pada musim kemarau, Anda tidak perlu khawatir, karena tidak akan bermasalah dengan akses jalan. Sedangkan, jika pergi ke Bukit Sitanjung saat musim penghujan, akses jalan menuju ke bukit menjadi licin. Jadi, Anda harus membuka mata lebar-lebar untuk mencari pijakan yang tepat saat mendaki ke puncak bukit.
Pasti akan sangat menyenangkan kalau Anda pergi dengan rombongan. Atau hanya beberapa orang saja, karena tidak akan bosan. Berjalan sambil bersanda gurau atau menyanyi ditemani oleh persawahan menghijau milik para petani dengan berbagai macam palawija. Seperti kacang panjang, buncis, sawi, wortel, cabai, oyong, kubis, dan padi. Kalau Anda hobi fotografi, landscape seperti ini jangan sampai dilewatkan begitu saja.
Anda dapat mengambil beberapa gambar dengan sudut terbaik. Tidak hanya persawahan saja yang akan dijumpai saat mendaki ke Bukit Sitanjung, karena sungai-sungai yang mengalirkan air jernih bisa ditemukan di sana. Sebagai daerah perbukitan dengan Gunung Slamet yang ada di sebelah tenggara bukit, Anda bisa berhenti sejenak untuk merasakan segarnya air pegunungan dengan airnya yang masih bening dan bersih.
Tempatnya masih sangat alami, sehingga Anda dapat melepaskan lelah saat mencuci tangan dan kaki di sungai-sungai yang ditemukan. Anda juga bisa bercakap-cakap dengan penduduk setempat yang selalu ramah menyapa.
Sesampainya di atas Bukit Sitanjung, mata pasti langsung terpesona dengan begitu indahnya pemandangan yang terlihat di bawah. Indahnya deretan perbukitan yang hijau dengan pohon-pohon lebat, Sungai Gung yang terlihat mengular dengan airnya yang jernih, sawah-sawah yang terbentang luas, serta Jembatan Sunglon yang terlihat kecil saat dipandang dari atas bukit. Semua perjuangan Anda saat mendaki bukit pun terbayar sudah dengan maha karya luar biasa dari Tuhan.
Pengelola Bukit Sitanjung tidak membebankan tiket masuk resmi. Sifatnya hanya suka rela. Jadi, Anda bisa memasukan uang seikhlasnya antara Rp1.000-Rp2.000 per orang yang dimasukan ke dalam kotak yang telah disediakan oleh pengelola. Hasil dari uang yang dihasilkan ini nantinya akan digunakan untuk pembangunan fasilitas dan infrastruktur desa seperti mushola, jalan, dan jembatan.
Ada satu tradisi unik yang selalu digelar tiap tahun di tempat ini, namanya Rabu Pungkasan. Nah, bagi Anda yang sedang galau sedang mencari jodoh, warga setempat pasti akan menyarankan untuk melakukan satu ritual khusus yang sering dinamakan dengan ‘ajang cari jodoh’.
Tempat ini dianggap keramat oleh warga lokal sehingga pada hari Rabu terakhir saat bulan Sura pada kalender Jawa, ritual ini selalu diramaikan oleh penduduk dengan membuat nasi onggal-anggil atau gampangnya mempunyai wujud seperti nasi kuning. Onggal-anggil ini nantinya akan dibawa hingga ke atas bukit dan digunakan sebagai persembahan.
Lalu, bagaimana ritual ajang cari jodoh? Untuk acara yang dianggap sakral bagi mereka yang masih bujang dan gadis, langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan berjalan melewati Jembatan Sunglon hingga sampai ke Sungai Gung. Di sana, diwajibkan untuk mandi tepat di bawah Jembatan Sunglon.
Di sana anda tidak sendirian, karena mereka yang masih single sudah saling tebar pesona menunggu dan mengincar lawan jenis. Mereka saling berkenalan untuk melakukan penjajakan, apakah mungkin untuk bisa bersatu.
Kalau sudah cocok berarti Anda sudah berhasil mendapatkan pujaan hati. Tetapi, kalau Anda masih tidak beruntung juga, ada cara lain yang masih bisa Anda lakukan, yaitu dengan mendaki Bukit Sitanjung untuk melakukan semedi dan menaburkan bunga pada makam keramat. Bukan hanya untuk cari jodoh saja, Bukit Sitanjung juga sering dikunjungi oleh mereka yang ingin minta penglaris, pengasihan, dan tujuan lain.
Tetapi, itu hanyalah cerita dan tradisi yang dipercaya oleh warga setempat. Kalau berusaha dan bekerja keras, pasti Anda bisa mendapatkannya tanpa harus minta jimat dari makam keramat, bukan? Yang pasti, Bukit Tanjung memiliki pesona yang sangat indah.
Jangan lupakan juga satu kuliner khas dari Lebaksiu berupa martabak. Rasanya super lezat dan bisa membuat anda ketagihan. Jadi, kalau Anda suka berpetualang, jangan lewatkan tempat yang satu ini.
(nfl)