Tampil Gaya dengan Bando Chic
A
A
A
Aksesori rambut, bando, menjadi populer karena membuat tampilan makin berkelas dan chic. Untuk mengetahui gaya bando atau headband terkini, beberapa model menggunakannya di catwalk pekan mode di Paris, London, Milan, dan Jakarta.
Bila gaya di catwalk yang diusung Dolce & Gabbana terlihat terlalu glamor dan gemerlapan, sisi penampilan street style yang tetap menarik perhatian para paparazi bersama pakaian dramatisnya, tentu saja bisa diambil idenya. “Dalam musim terakhir, ikat kepala telah menikmati sedikit kebangkitannya berkat Dolce & Gabbana, yang terus-menerus mengimbangi tatanan permata dengan pakaian dari label asal Italia tersebut bersama bando yang sama gemerlapnya,” tulis Alice Newbold, kolumnis mode di Telegraph.co.uk.
Sama seperti tas dan aksesori lainnya, dalam beberapa tahun terakhir, bando pun ikut menyesuaikan zaman. Salah satu pengikut mode yang menyukai bando dan mengikuti tren ini adalah editor Vogue Jepang, Anna Dello Russo. Ketika Chairman British Fashion Council Natalie Massenet memakai ikat kepala untuk melengkapi pakaiannya pada musim semi/musim panas 2015 lalu yang disandingkan dengan jenis pakaian sedikit berunsur maskulin, aksesori bando menjadi seakan bermetaforis menerima persetujuan bahwa berapa pun usia seorang wanita, ikat kepala atau bando dapat membuat tambahan chic sebuah ensemble.
Dengan rangkaian musim pesta menjelang Natal dan Tahun Baru 2015, bando juga jadi satu aksesori yang akan sangat membuat tampilan berbeda. Bahkan, bando juga dipakai di karpet merah dan menjadi tren yang lebih ke depan sekarang ini hingga banyak yang memakainya. Belum lama ini dalam acara British Fashion Awards 2014 , model Prancis, Constance Jablonski bersama Gigi Burris pun memakai bando dengan sangat chic.
“Mengenakan bando merupakan cara mudah untuk menata poni dan sisa rambut yang jatuh ke mata kita, dan bando ini bisa menyelamatkan bad hair day dalam hitungan detik,” tulis Dana Oliver dari Huffingtonpost.com. Namun, menurutnya kebanyakan wanita menghindar dari memakai ikat kepala atau bando ini karena takut terlihat terlalu kekanak-kanakan.
Kendati demikian, sebenarnya penggunaan bando sebagai penambah kesan chic pun dapat disiasati dengan penerapannya di kepala. Seperti membuat jalinan yang mirip dengan bando melalui kepangan rambut atau menarik tekstur dari gaya rambut itu sendiri. Selain itu, menggunakan bando yang terbuat dari ansambel seperti permata akan jauh lebih terlihat dewasa, tapi jangan terlalu mencolok.
Cara lainnya adalah dengan mengambil inspirasi ikat kepala retro, yakni membuat poni sederhana di tepi sisi rambut dan memasangkan bando yang terbuat dari bahan tenun bersama gaya rambut over-thetop. Sementara itu, dari jenis aksesori perhiasan terlihat chokers, pendants, ide romantik, gaya sporty, jenis metal baru, dan inovasi dari pemakaiannya yang asimetris.
Bentuk perhiasan ini tampil multigaya di Pekan Mode Musim Semi/Panas 2015 ini. Bukan napas yang baru bila melihat pola pemakaian perhiasan dengan cara yang bertentangan atau asimetris. Hal ini seperti terlihat di catwalk Oscar de la Renta yang memadankan anting-anting berlainan palet warna untuk koleksi busananya yang anggun elegan.
Begitu pun ide yang dikemukakan label Hermes dengan menyematkan anting berbahan pendant di sisi kiri saja, termasuk yang ditampilkan Nina Ricci. “Tampilan yang unbalanced dalam pemakaian, warna maupun desainnya asimetrisnya, menjadi sebuah penemuan sisi cantik yang tak biasa,” tulis Kerry Pieri dari Harpersbazzar.com.
Dyah ayu pamela
Bila gaya di catwalk yang diusung Dolce & Gabbana terlihat terlalu glamor dan gemerlapan, sisi penampilan street style yang tetap menarik perhatian para paparazi bersama pakaian dramatisnya, tentu saja bisa diambil idenya. “Dalam musim terakhir, ikat kepala telah menikmati sedikit kebangkitannya berkat Dolce & Gabbana, yang terus-menerus mengimbangi tatanan permata dengan pakaian dari label asal Italia tersebut bersama bando yang sama gemerlapnya,” tulis Alice Newbold, kolumnis mode di Telegraph.co.uk.
Sama seperti tas dan aksesori lainnya, dalam beberapa tahun terakhir, bando pun ikut menyesuaikan zaman. Salah satu pengikut mode yang menyukai bando dan mengikuti tren ini adalah editor Vogue Jepang, Anna Dello Russo. Ketika Chairman British Fashion Council Natalie Massenet memakai ikat kepala untuk melengkapi pakaiannya pada musim semi/musim panas 2015 lalu yang disandingkan dengan jenis pakaian sedikit berunsur maskulin, aksesori bando menjadi seakan bermetaforis menerima persetujuan bahwa berapa pun usia seorang wanita, ikat kepala atau bando dapat membuat tambahan chic sebuah ensemble.
Dengan rangkaian musim pesta menjelang Natal dan Tahun Baru 2015, bando juga jadi satu aksesori yang akan sangat membuat tampilan berbeda. Bahkan, bando juga dipakai di karpet merah dan menjadi tren yang lebih ke depan sekarang ini hingga banyak yang memakainya. Belum lama ini dalam acara British Fashion Awards 2014 , model Prancis, Constance Jablonski bersama Gigi Burris pun memakai bando dengan sangat chic.
“Mengenakan bando merupakan cara mudah untuk menata poni dan sisa rambut yang jatuh ke mata kita, dan bando ini bisa menyelamatkan bad hair day dalam hitungan detik,” tulis Dana Oliver dari Huffingtonpost.com. Namun, menurutnya kebanyakan wanita menghindar dari memakai ikat kepala atau bando ini karena takut terlihat terlalu kekanak-kanakan.
Kendati demikian, sebenarnya penggunaan bando sebagai penambah kesan chic pun dapat disiasati dengan penerapannya di kepala. Seperti membuat jalinan yang mirip dengan bando melalui kepangan rambut atau menarik tekstur dari gaya rambut itu sendiri. Selain itu, menggunakan bando yang terbuat dari ansambel seperti permata akan jauh lebih terlihat dewasa, tapi jangan terlalu mencolok.
Cara lainnya adalah dengan mengambil inspirasi ikat kepala retro, yakni membuat poni sederhana di tepi sisi rambut dan memasangkan bando yang terbuat dari bahan tenun bersama gaya rambut over-thetop. Sementara itu, dari jenis aksesori perhiasan terlihat chokers, pendants, ide romantik, gaya sporty, jenis metal baru, dan inovasi dari pemakaiannya yang asimetris.
Bentuk perhiasan ini tampil multigaya di Pekan Mode Musim Semi/Panas 2015 ini. Bukan napas yang baru bila melihat pola pemakaian perhiasan dengan cara yang bertentangan atau asimetris. Hal ini seperti terlihat di catwalk Oscar de la Renta yang memadankan anting-anting berlainan palet warna untuk koleksi busananya yang anggun elegan.
Begitu pun ide yang dikemukakan label Hermes dengan menyematkan anting berbahan pendant di sisi kiri saja, termasuk yang ditampilkan Nina Ricci. “Tampilan yang unbalanced dalam pemakaian, warna maupun desainnya asimetrisnya, menjadi sebuah penemuan sisi cantik yang tak biasa,” tulis Kerry Pieri dari Harpersbazzar.com.
Dyah ayu pamela
(bbg)