Main Film Di Balik 98, Alya Rohali Terkenang Masa Kuliah
A
A
A
Lama tak muncul, Alya Rohali akhirnya kembali menekuni dunia akting. Barubaru ini dia terlibat dalam film arahan Lukman Sardi bertajuk Di Balik 98. Penampilannya kali ini karena ceritanya yang berbau sejarah.
Film Di Balik 98 ini mengisahkan masa reformasi. Kebetulan, saat peristiwa tersebut, Alya termasuk salah satu mahasiswi Universitas Trisakti. Film itu pun mengingatkan dirinya akan masamasa kuliah. “Film ini berlatar belakang kejadian 1998, tapi ada sisi humanisnya. Saya berperan sebagai Dayu, pegawai istana atau pegawai rumah tangga istana,” kata Alya saat menghadiri media gathering film Di Balik 98 di kawasan Blok M, Jakarta, Kamis (18/12).
Alya mengaku tahu betul saat peristiwa 1998 itu terjadi. Namun, dia tidak terlibat langsung dengan aksi demonstrasi. Ribuan mahasiswa dan masyarakat turun ke jalan. Alasannya, saat itu dia tengah fokus mengerjakan skripsi. “Saya cuma mengamati saja, tapi main di film ini jadi spesial karena saya berada pada saat itu. Saya tahu benar-benar saat mulai rusuhnya, saat penembakan sehingga ada rasa emosionalnya ketika saya ditawari main di film ini,” sebutnya.
Alya juga mengaku, meski banyak orang mencaci dan membenci Presiden Soeharto, dia justru mengagumi sang presiden. Saat Soeharto mundur dari jabatannya, Alya mengaku sedih. “Flashback banget, apalagi waktu peristiwa mundurnya Pak Harto, saya sampai nangis. Jadi, sekarang kita dibangkitkan lagi emosinya dengan memperlihatkan kejadian tersebut,” bebernya.
Melalui film Di Balik 98 ini, Alya berharap kepada masyarakat agar film tersebut tidak sekadar menghibur, juga bermanfaat, khususnya bagi generasi muda Indonesia. Dengan begitu, anakanak muda sekarang, termasuk anaknya, lebih mengerti dan memahami sejarah. “Saya mengajak kepada pemirsa untuk menonton film Di Balik 98 agar bisa merasakan kembali masa-masa tersebut dan juga mengajak anak-anak untuk mengerti sejarah. Banyak anak-anak sekarang kurang interest terhadap sejarah,” tuturnya.
Iman firmansyah
Film Di Balik 98 ini mengisahkan masa reformasi. Kebetulan, saat peristiwa tersebut, Alya termasuk salah satu mahasiswi Universitas Trisakti. Film itu pun mengingatkan dirinya akan masamasa kuliah. “Film ini berlatar belakang kejadian 1998, tapi ada sisi humanisnya. Saya berperan sebagai Dayu, pegawai istana atau pegawai rumah tangga istana,” kata Alya saat menghadiri media gathering film Di Balik 98 di kawasan Blok M, Jakarta, Kamis (18/12).
Alya mengaku tahu betul saat peristiwa 1998 itu terjadi. Namun, dia tidak terlibat langsung dengan aksi demonstrasi. Ribuan mahasiswa dan masyarakat turun ke jalan. Alasannya, saat itu dia tengah fokus mengerjakan skripsi. “Saya cuma mengamati saja, tapi main di film ini jadi spesial karena saya berada pada saat itu. Saya tahu benar-benar saat mulai rusuhnya, saat penembakan sehingga ada rasa emosionalnya ketika saya ditawari main di film ini,” sebutnya.
Alya juga mengaku, meski banyak orang mencaci dan membenci Presiden Soeharto, dia justru mengagumi sang presiden. Saat Soeharto mundur dari jabatannya, Alya mengaku sedih. “Flashback banget, apalagi waktu peristiwa mundurnya Pak Harto, saya sampai nangis. Jadi, sekarang kita dibangkitkan lagi emosinya dengan memperlihatkan kejadian tersebut,” bebernya.
Melalui film Di Balik 98 ini, Alya berharap kepada masyarakat agar film tersebut tidak sekadar menghibur, juga bermanfaat, khususnya bagi generasi muda Indonesia. Dengan begitu, anakanak muda sekarang, termasuk anaknya, lebih mengerti dan memahami sejarah. “Saya mengajak kepada pemirsa untuk menonton film Di Balik 98 agar bisa merasakan kembali masa-masa tersebut dan juga mengajak anak-anak untuk mengerti sejarah. Banyak anak-anak sekarang kurang interest terhadap sejarah,” tuturnya.
Iman firmansyah
(bbg)