Pemkab Pekalongan Gelar Lomba Rancang Motif dan Busana Batik
A
A
A
PEKALONGAN - Batik memang sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Kabupaten Pekalongan. Meski begitu, kelestariannya tetap harus dijaga dan dipertahankan.
Nah, demi mempertahankan kelestarian batik, pada Sabtu (27/12/2014) malam, Pemkab Pekalongan menggelar Lomba Rancang Busana Batik. Acara ini digelat di gedung kesenian Kabupaten Pekalongan.
"Ini sekaligus juga nguri-uri budaya. Sebab batik sudah identik dengan Kabupaten Pekalongan," ujar Kepala Disperindag Kabupaten Pekalongan, Ali Reza.
Menurut dia, batik di Kabupaten Pekalongan memiliki potensi yang besar dalam segala hal. Sehingga pihaknya menggelar lomba rancang busana batik tersebut.
"Batik Kabupaten Pekalongan itu kaya motif, sehingga dengan lomba ini kami harap muncul motif-motif kreasi baru karya warga Kabupaten Pekalongan," papar Ali.
Dia berharap, lomba ini juga bakal memberikan dampak ekonomi yang positif dengan perkembangan motif-motif batik di Kabupaten Pekalongan. Sehingga membawa kesejahteraan bagi masyarakat setempat. "Ini sebagai titik awal kegiatan serupa. Sehingga kedepan bisa kami gelar even yang lebih besar dan membawa dampak ekonomi yang baik bagi masyarakat," tutur Ali.
Total ada 101 karya dari 78 peserta dalam lomba tersebut. Dari 101 karya itu 50 di antaranya adalah milik peserta lomba rancang motif batik dan 51 lomba rancang busana.
"Itu karya lokal Kabupaten Pekalongan semua. Grand final ada 25 nominasi yang masuk, terdiri dari 10 kategori lomba desain motif batik dan 15 kategori desain rancang busana. Pemenang desain motif akan coba kami rekomendasikan untuk seragam. Sedangkan untuk yang menang rancang busana diproyeksikan ke kejuaraan tingkat provinsi," tutur dia.
Sementara itu, Bupati Pekalongan Amat Antono berharap, gelaran itu menjadi inspirasi kreatif batik di Kabupaten Pekalongan. "Sehingga muncul kreativitas masyarakat di Kabupaten Pekalongan, baik di bidang batik maupun kreativitas dibidang lainnya," ujar dia.
Amat juga mengungkapkan harapan agar ke depan kegiatan serupa digelar dengan lebih banyak peserta, dengan tidak hanya peserta lokal Kabupaten Pekalongan. "Sehingga persaingan lebih banyak dan kreativitas batik juga akan lebih beragam," imbuh dia.
Nah, demi mempertahankan kelestarian batik, pada Sabtu (27/12/2014) malam, Pemkab Pekalongan menggelar Lomba Rancang Busana Batik. Acara ini digelat di gedung kesenian Kabupaten Pekalongan.
"Ini sekaligus juga nguri-uri budaya. Sebab batik sudah identik dengan Kabupaten Pekalongan," ujar Kepala Disperindag Kabupaten Pekalongan, Ali Reza.
Menurut dia, batik di Kabupaten Pekalongan memiliki potensi yang besar dalam segala hal. Sehingga pihaknya menggelar lomba rancang busana batik tersebut.
"Batik Kabupaten Pekalongan itu kaya motif, sehingga dengan lomba ini kami harap muncul motif-motif kreasi baru karya warga Kabupaten Pekalongan," papar Ali.
Dia berharap, lomba ini juga bakal memberikan dampak ekonomi yang positif dengan perkembangan motif-motif batik di Kabupaten Pekalongan. Sehingga membawa kesejahteraan bagi masyarakat setempat. "Ini sebagai titik awal kegiatan serupa. Sehingga kedepan bisa kami gelar even yang lebih besar dan membawa dampak ekonomi yang baik bagi masyarakat," tutur Ali.
Total ada 101 karya dari 78 peserta dalam lomba tersebut. Dari 101 karya itu 50 di antaranya adalah milik peserta lomba rancang motif batik dan 51 lomba rancang busana.
"Itu karya lokal Kabupaten Pekalongan semua. Grand final ada 25 nominasi yang masuk, terdiri dari 10 kategori lomba desain motif batik dan 15 kategori desain rancang busana. Pemenang desain motif akan coba kami rekomendasikan untuk seragam. Sedangkan untuk yang menang rancang busana diproyeksikan ke kejuaraan tingkat provinsi," tutur dia.
Sementara itu, Bupati Pekalongan Amat Antono berharap, gelaran itu menjadi inspirasi kreatif batik di Kabupaten Pekalongan. "Sehingga muncul kreativitas masyarakat di Kabupaten Pekalongan, baik di bidang batik maupun kreativitas dibidang lainnya," ujar dia.
Amat juga mengungkapkan harapan agar ke depan kegiatan serupa digelar dengan lebih banyak peserta, dengan tidak hanya peserta lokal Kabupaten Pekalongan. "Sehingga persaingan lebih banyak dan kreativitas batik juga akan lebih beragam," imbuh dia.
(alv)