Ubah Gaya Hidup, Hindari Demensia

Selasa, 30 Desember 2014 - 10:44 WIB
Ubah Gaya Hidup, Hindari Demensia
Ubah Gaya Hidup, Hindari Demensia
A A A
BELAKANGAN, jumlah penderita demensia terus meningkat, bahkan menyerang mereka yang berusia muda. Menjalani gaya hidup sehat, bisa menjadi solusinya.

Seseorang harus didorong untuk mengambil tindakan awal dalam hidupnya untuk mencegah alzheimer. Sebuah penelitian menyebutkan lebih dari 80.000 orang setiap tahunnya dapat terlepas dari demensia dengan mengubah gaya hidup.

Temuan ini akan disajikan pada pertemuan World Innovation Summit for Health di Doha, Qatar, Februari 2015 mendatang. Alzheimer merupakan salah satu jenis demensia, yaitu penyakit akibat kerusakan otak yang menyebabkan hilangnya fungsi otak secara bertahap hingga mengalami penyusutan akibat sel-sel otak yang mati.

Sel-sel otak tersebut mati akibat timbunan plak yang menggerogoti bagian-bagian tertentu di otak. Sekitar 50%-60% penderita demensia akibat alzheimer, sedangkan lainnya karena penyakit stroke, parkinson, dan lain-lainnya. Demensia bisa disebabkan berbagai hal dan dapat memengaruhi ingatan, proses berpikir, perilaku, dan emosi.

Ketua panitia World Innovation Summit for Health 2015 sekaligus ahli bedah dan mantan menteri kesehatan buruh Inggris Lord Darzi mendesak masyarakat untuk bertindak dari sekarang untuk mengubah pola makan dan kebiasaan berolahraga. Selain itu, rajin merangsang kemampuan mental melalui permainan, seperti puzzle juga efektif bagi demensia.

Kepada The Telegraph , Lord Darzi mengatakan, seseorang harus mengadopsi prinsip ”menggunakannya atau kehilangan” untuk sistem otaknya. Bersama timnya, Darzi sedang bersiap menerbitkan sebuah studi seputar demensia. Penelitian menunjukkan sebanyak tiga juta kasus demensia dapat dihindari di Inggris pada 2040 akibat perubahan gaya hidup.

”Kondisi otak degeneratif yang dapat menyebabkan penderitaan secara martabat dan kemanusiaan adalah salah satu yang paling ditakuti dari semua (gangguan kesehatan) yang menimpa spesies kita,” ucapnya. Inilah tantangan kesehatan terbesar yang harus dihadapi.

Lord Darzi mengemukakan, masyarakat tidak perlu menunggu ditemukannya obat dan ”memutar tangan kita putus asa”, melainkan bertindak atas bukti bahwa perubahan gaya hidup dan upaya untuk rutin merangsang otak dapat melindungi dari terkena demensia. ”Setiap individu perlu menjaga otak, dengan mempertajamnya melalui bermain catur, puzzle atau mengisi teka-teki silang,” sarannya. Bukti menunjukkan bahwa penurunan mental dapat dimulai pada usia akhir 40-an tahun.

”Makan makanan yang sehat, hindari obesitas dan rajin berolahraga adalah penting untuk kesehatan otak karena apa yang baik untuk jantung kita, juga baik untuk kepala kita,” kata Lord Darzi. Lord Darzi membuat permohonan sebagai kelompok kerja demensia dengan mempersiapkan penyajian temuannya tentang cara terbaik untuk mencegah ”kerusakan akibat demensia”.

Diperkirakan bahwa ada sekitar 800.000 penderita demensia di Inggris, lebih dari setengahnya sudah secara resmi didiagnosis. Laporan ini menunjukkan bahwa setiap tahun, 80.294 kasus demensia dapat dicegah dengan langkah-langkah yang tepat. Studi ini menunjukkan, setengah kasus demensia dapat dihindari jika menjalankan tindakan untuk mengurangi tekanan darah tinggi pada usia paruh baya, dengan cara mengadopsi pola makan sehat dan rajin berolahraga.

Diabetes tipe 2, yang juga terkait dengan penambahan berat badan, diidentifikasi sebagai penyebab berikutnya, yang bertanggung jawab untuk lebih dari sepertiga kasus. Laporan menunjukkan bahwa sebanyak 13.000 kasus baru muncul per tahun terkait dengan depresi, dengan 4.000 kasus per tahun berasal dari obesitas dan kurangnya aktivitas. Artinya angka ini dua kali lebih banyak dengan demensia yang berhubungan dengan merokok.

”Tidak ada intervensi yang diketahui secara definitif dapat mencegah penyakit demensia,” tulis laporan tersebut. Melalui data ini, diharapkan masyarakat melakukan perubahan gaya hidupnya agar tak terserang demensia. Kegiatan sosial dan merangsang otak melalui tekateki silang atau menjalankan hobi baru disebut-sebut efektif bisa mengurangi demensia.

Laporan ini ingin mengungkapkan bahwa perubahan gaya hidup dapat memainkan peran penting dalam mengurangi prevalensi demensia pada tingkat populasi. Tekanan darah tinggi yang tidak diobati pada usia pertengahan juga bisa membuat seseorang sekitar 60% lebih mungkin terkena demensia.

Studi menyoroti uji coba sebanyak 1.200 pria dan wanita berusia 60-an dan 70-an di Finlandia, adapun setengahnya membuat perubahan diet, berhasil menjaga kesehatan jantung, serta memulai pelatihan otak dan peningkatan aktivitas sosial. Hasilnya, mereka yang membuat perubahan menunjukkan kesehatan secara keseluruhan lebih baik.

Rendra hanggara
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7322 seconds (0.1#10.140)