Surfing dengan Gelombang Bono, di Sungai Kampar
A
A
A
RIAU - Pernahkah Anda surfing di sungai? jika belum, Anda wajib mencoba surfing di Sungai Kampar. Hadirnya gelombang yang dahsyat di Sungai Kampar ini, membuat sungai ini terasa spesial.
Sungai fenomenal ini dapat ditemukan di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Merati, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Gelombang Bono, membuat Sungai Kampar kini kian popular dan menjadi spesial.
Gelombang Bono adalah fenomena alam yang terjadi akibat bertemunya arus pasang air laut dengan arus pasang air sungai. Gelombang yang pertama kali ditemukan oleh beberapa peselancar internasional itu, dapat mencapai tujuh lapis gelombang berurutan dan bahkan dapat menciptakan kubah seperti layaknya gelombang laut.
Fenomena ini hanya terjadi pada waktu tertentu, yaitu saat bulan purnama atau masyarakat setempat menyebutnya sebagai bulan besar.
Gelombang yang datangnya ditandai suara gemuruh ini memiliki kecepatan 40km/jam, bergerak dari arah muara menuju hulu sungai atau diawali dari Pulau Muda sampai dengan Teluk Binjai di Sungai Kampar. Sedangkan untuk ketinggiannya, gelombang ini bisa mencapai 4-6 m saat musim pasang tinggi.
Keberadaan gelombang yang disebut juga gelombang tujuh hantu ini, terbilang baru dan masih terus dikembangkan Pemerintah Riau.
Jika Bali yang identik sebagai tujuan wisatawan yang gemar berselancar, kini Sungai Kampar sudah dilirik oleh peselancar profesional lokal maupun internasional.
Sungai yang tercatat dalam Guinness World Records itu, dapat memanjakan peselancar untuk dapat berselancar secara terus-menerus hingga 30 menit, bahkan lebih.
Selain berselancar, Sungai Kampar menyuguhkan aktivitas lain yang dapat Anda lakukan di sungai ini. Diantaranya river kayaking, river boating dan rafting.
Masyarakat setempat yang bernyali besar, biasanya menunggangi Bono menggunakan kapal motor. Warga lokal menantang datangnya gelombang Bono dengan memacu perahu hingga berada di punggung Bono.
Bagi Anda yang ingin berkunjung ke sungai ini, Anda dapat menggunakan transportasi darat dari Pekanbaru menuju Pangkalan Kerinci. Berjarak sekira 70 km, perjalanan ini dapat ditempuh sekira 2 jam. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Teluk Meranti melalui Kecamatan Bunut selama 3 jam.
Sungai fenomenal ini dapat ditemukan di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Merati, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Gelombang Bono, membuat Sungai Kampar kini kian popular dan menjadi spesial.
Gelombang Bono adalah fenomena alam yang terjadi akibat bertemunya arus pasang air laut dengan arus pasang air sungai. Gelombang yang pertama kali ditemukan oleh beberapa peselancar internasional itu, dapat mencapai tujuh lapis gelombang berurutan dan bahkan dapat menciptakan kubah seperti layaknya gelombang laut.
Fenomena ini hanya terjadi pada waktu tertentu, yaitu saat bulan purnama atau masyarakat setempat menyebutnya sebagai bulan besar.
Gelombang yang datangnya ditandai suara gemuruh ini memiliki kecepatan 40km/jam, bergerak dari arah muara menuju hulu sungai atau diawali dari Pulau Muda sampai dengan Teluk Binjai di Sungai Kampar. Sedangkan untuk ketinggiannya, gelombang ini bisa mencapai 4-6 m saat musim pasang tinggi.
Keberadaan gelombang yang disebut juga gelombang tujuh hantu ini, terbilang baru dan masih terus dikembangkan Pemerintah Riau.
Jika Bali yang identik sebagai tujuan wisatawan yang gemar berselancar, kini Sungai Kampar sudah dilirik oleh peselancar profesional lokal maupun internasional.
Sungai yang tercatat dalam Guinness World Records itu, dapat memanjakan peselancar untuk dapat berselancar secara terus-menerus hingga 30 menit, bahkan lebih.
Selain berselancar, Sungai Kampar menyuguhkan aktivitas lain yang dapat Anda lakukan di sungai ini. Diantaranya river kayaking, river boating dan rafting.
Masyarakat setempat yang bernyali besar, biasanya menunggangi Bono menggunakan kapal motor. Warga lokal menantang datangnya gelombang Bono dengan memacu perahu hingga berada di punggung Bono.
Bagi Anda yang ingin berkunjung ke sungai ini, Anda dapat menggunakan transportasi darat dari Pekanbaru menuju Pangkalan Kerinci. Berjarak sekira 70 km, perjalanan ini dapat ditempuh sekira 2 jam. Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Teluk Meranti melalui Kecamatan Bunut selama 3 jam.
(nfl)