Infinite Capsule 8 Desainer
A
A
A
Delapan desainer papan atas tampil dalam satu panggung di perhelatan pekan mode Jakarta Fashion Week (JFW) 2015 yang digelar di Senayan City beberapa waktu lalu.
Koleksi eksklusif tersebut dihadirkan oleh Ardistia New York, Barli Asmara, Deden Siswanto, ISIS, Mel Ahyar, Spous by Priyo Oktaviano, Sapto Djojokartiko, dan Signature Major Minor. Tak hanya mempersembahkan pergelaran, keseluruhan busana yang tampil tersebut juga diproduksi secara eksklusif terbatas hanya untuk program 8 Infinite Capsule Collection.
"Dengan adanya 8 Infinite Capsule Collection ini, kami berharap dapat terus memacu munculnya talenta baru industri mode Tanah Air yang dapat mengharumkan nama Indonesia ke mata dunia," sebut Veri Y Setiady, CEO Senayan City, saat konferensi pers sebelum acara. Koleksi pertama muncul dari Ardistia New York yang memiliki basis mode di mancanegara dan menembus pasar industri mode New York.
Sang desainer, Ardistia Dwiasri, kali ini mengangkat tema “Modern Opulence” dan hadir dengan busana yang berpotongan berani nan modern. Dipadu dengan kualitas bahan terbaik dan beberapa jahitan tangan pada detail rancangannya, kini dia juga menambahkan konstruksi detail dan teknik potongan geometris sebagai kekuatan utama.
Sentuhan romantis dan berkesan abadi membawa koleksi yang masih dalam rangkaian Ardistia New York's Holiday 2014 Collection ini dengan pernyataan timeless, modern, dan versatile. Selanjutnya, Barli Asmara mengambil kekuatan karakter rancangannya bersama craftmanship, seperti macrame, smocked, sulaman, dan fringe.
Kekuatan rancangannya terletak pada detail handmade, baik dari segi tekstur bahan yang digunakan, bordir, maupun pengolahan payet. Di kolaborasi 8 Infiniteini pun karya Barli terlihat modern, klasik, dan sophisticated. Adapun Desainer Deden Siswanto memadukan material seperti linen, katun, dan voile.
Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Bandung ini pun menjadikan rancangannya unik dan dekonstruktif. Sentuhan aksesori monsoonlitani berwarna merah menyala menjadikannya kuat dan berciri khas. Dari label ISIS, duo desainer Andrea Risjad dan Amot Syamsuri Muda, memberikan tampilan yang merupakan paduan antara seni dan sains sebagai inspirasinya.
Dominasi bahan yang dikenakan adalah katun dengan warna biru terang dan putih yang aktif terlihat apik pada pekatnya palet hitam yang sensual dan misterius. ISIS kali ini mengangkat tema "Core" untuk 8 Infinite Capsule Collection. Kemudian, ada Mel Ahyar yang merupakan salah satu desainer lulusan ESMOD.
Inovasi karyanya dengan detail busana unik dan kontemporer di ajang 8 Infinitekali ini mengangkat tema "Ginora" sebagai salah satu tempat di Spanyol yang kebanyakan penduduknya berkreasi dengan mengaplikasikan lukisan ke embriodery. "Saya tampilkan sisi modern sesuai inspirasi lukisan pada embriodery.Selain itu, motif bunga cantik menjadi pesona rancangan," sebut Mel.
Dari label Spous by Priyo Oktaviano, desainer yang memulai kariernya pada 1996 ini mengangkat jins, katun, dan kain tenun Sumba. Semua material itu dipadukan menjadi sebuah koleksi yang menggambarkan anak muda bergaya young, playful, dan urban cosmo. Sementara, Sapto Djojokartiko mengambil sisi bold, modern, edgy, dan klasik dengan sedikit sentuhan yang surealisme sebagai signature di tiap karyanya.
Dia menuangkan nuansa dramatis yang stylishdalam balutan busana elegan. Signature dari Major Minor memberi kebebasan berekspresi melalui karakter anak muda yang kental bercermin di koleksinya. Permainan bahan serta detail yang praktis membuat label ini pun sukses diluncurkan untuk pasar di Asia, khususnya Asia Tenggara dan Australia.
Mengangkat tema "Distorts Imaginary”, signature Major Minor terinspirasi dari sebuah lukisan karya Philipe Cogne. Memadukan antara dua warna kontras ke dalam balutan busana feminin yang berkesan maskulin.
Dyah ayu pamela
Koleksi eksklusif tersebut dihadirkan oleh Ardistia New York, Barli Asmara, Deden Siswanto, ISIS, Mel Ahyar, Spous by Priyo Oktaviano, Sapto Djojokartiko, dan Signature Major Minor. Tak hanya mempersembahkan pergelaran, keseluruhan busana yang tampil tersebut juga diproduksi secara eksklusif terbatas hanya untuk program 8 Infinite Capsule Collection.
"Dengan adanya 8 Infinite Capsule Collection ini, kami berharap dapat terus memacu munculnya talenta baru industri mode Tanah Air yang dapat mengharumkan nama Indonesia ke mata dunia," sebut Veri Y Setiady, CEO Senayan City, saat konferensi pers sebelum acara. Koleksi pertama muncul dari Ardistia New York yang memiliki basis mode di mancanegara dan menembus pasar industri mode New York.
Sang desainer, Ardistia Dwiasri, kali ini mengangkat tema “Modern Opulence” dan hadir dengan busana yang berpotongan berani nan modern. Dipadu dengan kualitas bahan terbaik dan beberapa jahitan tangan pada detail rancangannya, kini dia juga menambahkan konstruksi detail dan teknik potongan geometris sebagai kekuatan utama.
Sentuhan romantis dan berkesan abadi membawa koleksi yang masih dalam rangkaian Ardistia New York's Holiday 2014 Collection ini dengan pernyataan timeless, modern, dan versatile. Selanjutnya, Barli Asmara mengambil kekuatan karakter rancangannya bersama craftmanship, seperti macrame, smocked, sulaman, dan fringe.
Kekuatan rancangannya terletak pada detail handmade, baik dari segi tekstur bahan yang digunakan, bordir, maupun pengolahan payet. Di kolaborasi 8 Infiniteini pun karya Barli terlihat modern, klasik, dan sophisticated. Adapun Desainer Deden Siswanto memadukan material seperti linen, katun, dan voile.
Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Bandung ini pun menjadikan rancangannya unik dan dekonstruktif. Sentuhan aksesori monsoonlitani berwarna merah menyala menjadikannya kuat dan berciri khas. Dari label ISIS, duo desainer Andrea Risjad dan Amot Syamsuri Muda, memberikan tampilan yang merupakan paduan antara seni dan sains sebagai inspirasinya.
Dominasi bahan yang dikenakan adalah katun dengan warna biru terang dan putih yang aktif terlihat apik pada pekatnya palet hitam yang sensual dan misterius. ISIS kali ini mengangkat tema "Core" untuk 8 Infinite Capsule Collection. Kemudian, ada Mel Ahyar yang merupakan salah satu desainer lulusan ESMOD.
Inovasi karyanya dengan detail busana unik dan kontemporer di ajang 8 Infinitekali ini mengangkat tema "Ginora" sebagai salah satu tempat di Spanyol yang kebanyakan penduduknya berkreasi dengan mengaplikasikan lukisan ke embriodery. "Saya tampilkan sisi modern sesuai inspirasi lukisan pada embriodery.Selain itu, motif bunga cantik menjadi pesona rancangan," sebut Mel.
Dari label Spous by Priyo Oktaviano, desainer yang memulai kariernya pada 1996 ini mengangkat jins, katun, dan kain tenun Sumba. Semua material itu dipadukan menjadi sebuah koleksi yang menggambarkan anak muda bergaya young, playful, dan urban cosmo. Sementara, Sapto Djojokartiko mengambil sisi bold, modern, edgy, dan klasik dengan sedikit sentuhan yang surealisme sebagai signature di tiap karyanya.
Dia menuangkan nuansa dramatis yang stylishdalam balutan busana elegan. Signature dari Major Minor memberi kebebasan berekspresi melalui karakter anak muda yang kental bercermin di koleksinya. Permainan bahan serta detail yang praktis membuat label ini pun sukses diluncurkan untuk pasar di Asia, khususnya Asia Tenggara dan Australia.
Mengangkat tema "Distorts Imaginary”, signature Major Minor terinspirasi dari sebuah lukisan karya Philipe Cogne. Memadukan antara dua warna kontras ke dalam balutan busana feminin yang berkesan maskulin.
Dyah ayu pamela
(bhr)