Tampil Menawan dengan Gigi Kelinci

Rabu, 14 Januari 2015 - 11:29 WIB
Tampil Menawan dengan...
Tampil Menawan dengan Gigi Kelinci
A A A
Gigi “kelinci” saat ini tengah menjadi tren karena dipercaya mampu mempermanis penampilan seseorang ketika tersenyum. Tren gigi kelinci buatan sebenarnya adalah bagian dari proses veneer Pada dasarnya, veneer adalah tindakan koreksi gigi dengan menutup permukaan gigi menggunakan lapisan porselen yang sifatnya permanen.

Pada awalnya veneer digunakan pada pasien yang mengalami masalah karies agar bisa menutup sempurna permukaan gigi yang rusak. Selain itu, veneer berfungsi memperbaiki bentuk dan susunan gigi secara instan. Gigi yang ukurannya lebih kecil atau lebih besar juga bisa dikoreksi dengan teknik ini.

Namun, seiring berjalannya waktu, veneerlebih banyak digunakan untuk tujuan estetika, yaitu membuat gigi terlihat lebih putih dan bening sehingga penampilan terlihat lebih menarik. Veneer semakin menjadi tren karena dapat dikembangkan menjadi gigi kelinci buatan.

“Dalam ilmu kedokteran gigi, tidak ada istilah khusus untuk penamaan pembuatan gigi kelinci. Gigi kelinci adalah penamaan tren dari pembuatan veneer yang ukurannya dibuat lebih panjang daripada ukuran yang seharusnya (golden proportion ). Hal ini disesuaikan dengan permintaan pasien yang menginginkan proporsi dua gigi depan yang lebih panjang dari proporsi biasanya,” tutur drg Astrid Khatalia, saat ditemui di Escalade Dental Care Specialist di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (9/1).

Namun, pembuatan gigi kelinci sebaiknya disesuaikan dengan bentuk wajah dan karakter. Itu karena tidak semua orang cocok dengan desain gigi kelinci ini. Salah-salah malah jadi terlihat aneh. Astrid mengaku mempunyai aliran natural, membuat ukuran gigi sesuai ukuran wajah (golden proportion ) dan kepribadian pasien . Dengan begitu, hasil akhir akan terlihat lebih alami. Proses pembuatan gigi kelinci tidak bisa langsung jadi dengan sekali datang.

Ada beberapa tahapan, yaitu pemotretan gigi, persiapan, pencetakan, dan penempelan. “Pemotretan dilakukan untuk menganalisis bentuk wajah, lebar senyuman, dan proporsi gigi awal sehingga didapatkanlah gambaran pembuatan veneer yang ideal. Tahap ini merupakan tahap penting karena di sini akan ditentukan warna, bentuk, ukuran veneer, dan panjang gigi apabila pada kasus tersebut ingin dibuat desain gigi kelinci.

Tahap berikutnya, yaitu persiapan. Proses ini dilakukan untuk mempersiapkan ruangan bagi ketebalan porselen. Kemudian dilanjutkan dengan tahap pencetakan dan pemasangan, yaitu proses penempelan bahan pelapis porselen,” sebut drg Astrid. Keempat tahapan ini idealnya membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Lama pengerjaan masing-masing tahapan bervariasi sekitar satu hingga tiga jam.

Lama pengerjaan gigi kelinci sebenarnya bergantung pada kondisi gigi pasien. Semakin baik gigi pasien, maka akan semakin cepat dan mudah proses pembuatannya. Namun, apabila gigi pasien dalam kondisi yang kurang baik, seperti gigi tidak rata, gigi berkarang, dan gigi berlubang, maka dokter akan melakukan tahap perawatan awal, seperti pemasangan kawat gigi, pembersihan karang, atau penambalan gigi terlebih dahulu.

Desain susunan gigi memiliki bermacam-macam gaya, seperti aggressive style, dominant style, enhanced style, focused style, funtional style, hollywood style, mature style, natural style, oval style, softened style, vigorous style, dan youthful style . Kedua belas gaya ini ditentukan berdasarkan ukuran dan bentuk yang berbeda-beda dan tentunya keinginan dari si pasien sendiri.

Menariknya, setiap gaya dari desain gigi ini disesuaikan dengan karakter si pasien. Misalnya untuk pasien yang mempunyai karakter percaya diri dan lebih banyak bicara, maka pemilihan aggressive style atau dominant style lebih tepat. Apabila pasien memiliki karakter pendiam dan kurang banyak bicara, maka enhanced style atau focused style adalah pilihan yang tepat.

Adapun untuk pasien yang berprofesi sebagai artis dan lebih sering tersenyum di depan kamera, maka hollywood style merupakan pilihan yang tepat. Penentuan gaya gigi kelinci berdasarkan karakter cukup penting dilakukan agar tampilan gigi sesuai dengan karakter dan terlihat lebih alami.

Astrid menuturkan, pada dasarnya tidak ada batasan usia untuk pembuatan veneer . Namun, apabila pembuatan veneer dilakukan pada pasien yang berusia di bawah 20 tahun, maka pasien tersebut akan memiliki risiko sensitivitas yang lebih tinggi karena pada usia tersebut, gigi masih dalam proses pertumbuhan dan saraf gigi masih sangat sensitif. Apabila pasien sudah berusia 30 tahun ke atas, maka rasa sakit saat proses pembuatan gigi kelinci tidak akan begitu terasa.

Itu karena gigi sudah terbentuk secara permanen dan saraf-saraf gigi pun sudah cukup kuat. Setelah proses pembuatan gigi kelinci, selama dua minggu pertama pasien disarankan mengurangi minuman berwarna pekat, misalnya kopi atau sirup, minuman bersoda, dan mengoyak (menggigit dan menarik) makanan seperti apel atau daging yang keras. Hal itu untuk menjaga lapisan porselen agar tetap menempel dengan kuat dan berwarna putih alami.

Untuk perawatan sehari-hari, Astrid menyarankan menggunakan pasta gigi yang mempunyai fluoride yang tinggi agar gigi tidak mudah berlubang dan lapisan porselen dapat selalu menempel kuat di gigi. Pengecekan pun harus rutin dilakukan setiap enam bulan sekali untuk mengetahui kondisi veneer.

Dwi nur ratnaningsih
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8916 seconds (0.1#10.140)