Luka Akibat Diabetes Timbulkan Gangguan Emosional & Psikologi
A
A
A
DEPOK - Luka kronik yang dialami pasien Diabetes Mellitus menimbulkan ketidakknyamanan yang dapat memengaruhi kondisi psiologis, spiritual, sosial, dan kultural pasien. Dalam keadaan seperti itu, dukungan keluarga dapat menurunkan gangguan status emosional psikologis.
Sifat hubungan ketidaknyamanan dan status emosional psikologis bersifat timbal balik dimana arakteristik individu tidak memengaruhi hubungan ketidaknyamanan dan status emosional psikologis.
Doktor Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) Dewi Gayatri menyebutkan angka pasien Diabetes Millitus di Indonesia semakin meningkat. Sebanyak 15 persen dari diabetisi mengalami ulkus diabetikum atau pasien luka kronik dan 5 persen diantaranya berisiko amputasi.
Banyak gangguan fisik yang dialami dari ulkus diabetikum diantaranya nyeri, banyaknya cairan hingga bau.
Gangguan fisik ini dan masa penyembuhan yang lama menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari seperti gangguan pergerakan, pola aktivitas harian, hingga gangguan pola tidur. Gangguan fisik dan penyembuhan yang lama menyebabkan gangguan lain seperti stres yang dapat menimbulkan ansietas hingga depresi.
“Kenyamanan merupakan aspek penting dalam pelayanan keperawatan dan hal-hal yang berkaitan dengan gangguan termasuk pada ketidaknyamanan. Adanya luka kronik yang dialami diabetisi akan memengaruhi kenyamanannya,” ujarnya, di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Selasa (20/01/2015).
Dewi menyebutkan hasil penelitian mendapatkan hasil bahwa sebanyak hampir 70 persen pasien dengan ulkus diabetikum mengalami nyeri dengan bentuk rasa nyeri yang digambarkan sebagai rasa perih (29,3 persen), berdenyut (50 persen), sakit (30 persen). Disimpulkan bahwa pasien mengalami jenis nyeri kronik, merupakan nyeri yang terjadi ketika fase istirahat dan atau antar prosedur.
"Jenis nyeri neuropatik merupakan jenis nyeri kronik dengan terbakar, pedas, tertembak, menusuk. Dukungan keluarga dapat menurunkan gangguan status emosional psikologis. Perawat pun dapat merawat luka kronik dengan melakukan evaluasi hasil tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan pasien dengan luka kronik dengan ulus diabetikum," tandas perawat yang bertugas di perawat RSCM dan RS Dharmais itu.
Sifat hubungan ketidaknyamanan dan status emosional psikologis bersifat timbal balik dimana arakteristik individu tidak memengaruhi hubungan ketidaknyamanan dan status emosional psikologis.
Doktor Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) Dewi Gayatri menyebutkan angka pasien Diabetes Millitus di Indonesia semakin meningkat. Sebanyak 15 persen dari diabetisi mengalami ulkus diabetikum atau pasien luka kronik dan 5 persen diantaranya berisiko amputasi.
Banyak gangguan fisik yang dialami dari ulkus diabetikum diantaranya nyeri, banyaknya cairan hingga bau.
Gangguan fisik ini dan masa penyembuhan yang lama menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari seperti gangguan pergerakan, pola aktivitas harian, hingga gangguan pola tidur. Gangguan fisik dan penyembuhan yang lama menyebabkan gangguan lain seperti stres yang dapat menimbulkan ansietas hingga depresi.
“Kenyamanan merupakan aspek penting dalam pelayanan keperawatan dan hal-hal yang berkaitan dengan gangguan termasuk pada ketidaknyamanan. Adanya luka kronik yang dialami diabetisi akan memengaruhi kenyamanannya,” ujarnya, di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Selasa (20/01/2015).
Dewi menyebutkan hasil penelitian mendapatkan hasil bahwa sebanyak hampir 70 persen pasien dengan ulkus diabetikum mengalami nyeri dengan bentuk rasa nyeri yang digambarkan sebagai rasa perih (29,3 persen), berdenyut (50 persen), sakit (30 persen). Disimpulkan bahwa pasien mengalami jenis nyeri kronik, merupakan nyeri yang terjadi ketika fase istirahat dan atau antar prosedur.
"Jenis nyeri neuropatik merupakan jenis nyeri kronik dengan terbakar, pedas, tertembak, menusuk. Dukungan keluarga dapat menurunkan gangguan status emosional psikologis. Perawat pun dapat merawat luka kronik dengan melakukan evaluasi hasil tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan pasien dengan luka kronik dengan ulus diabetikum," tandas perawat yang bertugas di perawat RSCM dan RS Dharmais itu.
(nfl)