RI-Thailand Kembangkan Tiga Wisata Unggulan
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Thailand sepakat untuk mengembangkan tiga program pariwisata unggulan, yaitu Budhism Travelling, Cruise&Yacht, dan Bali-Puket Travel Package.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya optimistis, tiga program kerjasama pariwisata unggulan dengan Thailand ini, akan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Dimana pada tahun ini ditargetkan sebanyak 10 juta wisman dan 20 juta wisman pada 2019.
Menurut Arief, program kerjasama pariwisata tersebut juga sejalan dengan kebijakan memberikan bebas visa pada tahun ini, kepada lima negara sumber wisman yaitu RRT, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Rusia.
"Kita juga dorong kemudahaan masuknya kapal yacht dunia dalam upaya mendorong kunjungan wisman yang ada di negara-negara ASEAN agar melanjutkan ke Indonesia,” ujar Menpar dalam siaran pers di Jakarta.
Rencana kerjasama pariwisata RI dengan Thailand itu disepakati di sela-sela pertemuan para menteri ASEAN (ASEAN Tourism Forum /ATF) 2015 yang berlangsung pada 22-29 Januari di Nay Pyi Taw, Myanmar. Pada kesempatan tersebut, Menpar RI mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand Kobkarn Wattanavrangkul.
Menpar menjelaskan, program kerjasama Budism Travelling akan mendorong kunjungan wisatawan religi dunia terutama yang beragama Budha mengunjungi Candi Borobudur. “Para wisman dari seluruh dunia yang melakukan Budism Travel di Thailand, kita tarik ke Indonesia mengunjungi Candi Borobudur,” ujarnya.
Begitu pula dalam program kerjasama Bali Puket Travel Package akan mendorong kunjungan wisman dari kedua destinasi tersebut. Puket dan Bali merupakan destinasi kelas dunia yang banyak dikunjungi wisman. Dengan paket wisata bersama ini akan meningkatkan daya tarik kunjungan kedua destinasi ini.
Menpar menambahkan, kesepakatan RI-Thailand ini juga merupakan rangkaian kerjasama pengembangan kawasan segitiga pertumbuhan (triangle) Sabang (Indonesia)-Puket (Thailand)-Langkawi (Malaysia) dalam semangat ASEAN.
Melalui kerjasama ini diharapkan pertumbuhan pariwisata di tiga negara anggota ASEAN tersebut semakin meningkat, sekaligus mempercepat terwujudnya ASEAN Single Destination yang menjadi bagian dari diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal 2016.
Dalam pertemuan ATF 2015, Menpar juga melakukan pertemuan bilateral dengan Vice Chairman City CNTA (China National Tourism Administration) Yu Dili. Keduanya membahas pelaksanaan wisata sejarah (history) memperingati ekspedi pelayaran Laksama Cheng-he yang menelusuri ‘Jalur Sutra’ dari Tiongkok hingga ke wilayah Indonesia.
Rencananya wisata history dalam pelayaran jalur sutra dimulai dari RRT dan akan singgah di Batam, Riau sekitar akhir Januari 2015. Selain itu, membahas tentang peringatan Konferensi Asia Afrika dan Konferensi Marga atau Chinese Clan Conference di Tiongkok.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya optimistis, tiga program kerjasama pariwisata unggulan dengan Thailand ini, akan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Dimana pada tahun ini ditargetkan sebanyak 10 juta wisman dan 20 juta wisman pada 2019.
Menurut Arief, program kerjasama pariwisata tersebut juga sejalan dengan kebijakan memberikan bebas visa pada tahun ini, kepada lima negara sumber wisman yaitu RRT, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Rusia.
"Kita juga dorong kemudahaan masuknya kapal yacht dunia dalam upaya mendorong kunjungan wisman yang ada di negara-negara ASEAN agar melanjutkan ke Indonesia,” ujar Menpar dalam siaran pers di Jakarta.
Rencana kerjasama pariwisata RI dengan Thailand itu disepakati di sela-sela pertemuan para menteri ASEAN (ASEAN Tourism Forum /ATF) 2015 yang berlangsung pada 22-29 Januari di Nay Pyi Taw, Myanmar. Pada kesempatan tersebut, Menpar RI mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand Kobkarn Wattanavrangkul.
Menpar menjelaskan, program kerjasama Budism Travelling akan mendorong kunjungan wisatawan religi dunia terutama yang beragama Budha mengunjungi Candi Borobudur. “Para wisman dari seluruh dunia yang melakukan Budism Travel di Thailand, kita tarik ke Indonesia mengunjungi Candi Borobudur,” ujarnya.
Begitu pula dalam program kerjasama Bali Puket Travel Package akan mendorong kunjungan wisman dari kedua destinasi tersebut. Puket dan Bali merupakan destinasi kelas dunia yang banyak dikunjungi wisman. Dengan paket wisata bersama ini akan meningkatkan daya tarik kunjungan kedua destinasi ini.
Menpar menambahkan, kesepakatan RI-Thailand ini juga merupakan rangkaian kerjasama pengembangan kawasan segitiga pertumbuhan (triangle) Sabang (Indonesia)-Puket (Thailand)-Langkawi (Malaysia) dalam semangat ASEAN.
Melalui kerjasama ini diharapkan pertumbuhan pariwisata di tiga negara anggota ASEAN tersebut semakin meningkat, sekaligus mempercepat terwujudnya ASEAN Single Destination yang menjadi bagian dari diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal 2016.
Dalam pertemuan ATF 2015, Menpar juga melakukan pertemuan bilateral dengan Vice Chairman City CNTA (China National Tourism Administration) Yu Dili. Keduanya membahas pelaksanaan wisata sejarah (history) memperingati ekspedi pelayaran Laksama Cheng-he yang menelusuri ‘Jalur Sutra’ dari Tiongkok hingga ke wilayah Indonesia.
Rencananya wisata history dalam pelayaran jalur sutra dimulai dari RRT dan akan singgah di Batam, Riau sekitar akhir Januari 2015. Selain itu, membahas tentang peringatan Konferensi Asia Afrika dan Konferensi Marga atau Chinese Clan Conference di Tiongkok.
(nfl)