Nostalgia Fashion Couture

Jum'at, 30 Januari 2015 - 10:57 WIB
Nostalgia Fashion Couture
Nostalgia Fashion Couture
A A A
Perhelatan Haute Couture Spring/Summer 2015 mengetengahkan modernitas couture dengan inspirasi yang digali dari kekayaan masa lalu dari label Dior, Versace, Chanel dan Armani Prive.

Hari pertama pergelaran couture tersebut dimulai dengan persembahan Dior. Adapun kondisi keuangan Diorterbaru menunjukkan kenaikan penjualan 13,4% menjadi 747 juta poundsterling dalam enam bulan pertama pada tahun lalu. Hal ini membuktikan pengaruh desainer Raf Simons yang memiliki kebebasan untuk menunjukkan koleksi hautecouture Paris.

“Wanita Dior begitu indah didandani dengan napassiluetn akal masalalu dan sekarang. Tidak hanya nostalgia atau lugas futuristik, melainkan visi dari tahun 1960 keabad 21,” sebut Raf Simon, dilansirdari Guardian. Mengambil sisitransparan dengan sisi retro, garis yang mengayun dan sopan. Sebuah body suit jalalengan panjang yang dicetak tato dikenakan dengan tampilan lain gaya genit rambut ekor kuda.

Itu merupakan tingkat keindahan dan keanggunan baru dipanggung haute couture. Periode waktu yang digabungkan, menurut Simon, koleksinya ada rasa romansa1950-an, serta dengan eksperimen tahun 1960-an, dan pembebasan koleksi 1970-an. Keberanian pesanbusana bergema dalam apa yang terutama absen dari koleksi berseri-seri diseluruh dunia untuk malam Oscar.

Tiga strapless gaun penuh mengitari adalah satu-satunya buah evening wear klasik. Hautecouture dengan garis seksi dan glamor kembali ditampilkan rumah mode Versace. Gaun panjang dan bentuk pas, serta dengan irisan tipis kulit terkelupas di seluruh tubuh seakan Donatella telah menyerang gaunnya dengan Zesterlemon. Versace sepenuhnya tampil rumit.

Itu merupakan salah satu kekuatan label atau juga jadi kelemahannya, bergantung pada bagaimana orang melihat label asal Italia ini. Namun, bagi mereka yang suka budaya pop dengan mengedipkan mata, tidak adanya ironidi dunia yang dibuat Versace selalu dirasa sebagai sesuatu yang dilematis sophisticated.

“Tentang potongan dan lekuk tubuh wanita ketika kami memulai membuat koleksi ini, saya bilang kalau ingin tidak ada garis lurus sama sekali, maka setiap jahitan dibuat melengkung,” ucap Donatella. Sementara itu, Karl Lagerfeld, sang direktur kreatif Chanel, memiliki bakat taktertandingi untuk mengubah sesuatu yang tampak sederhana menjadi adibusana kelas tinggi.

Seperti pada tampilan celana pendek untuk bersepeda dan denim pada tahun 1990-an ataupun sepatu sporty pada 2014 silam. Chanel untuk couture kali ini lebih terkesan halus dan meliuk pada material dari kasmir dan tersebar dengan perhiasan dana plikasi bunga dari sifon. Tersemat di koleksi topi gambar Edwardian, dikenakan dengan gaun penuh dengan bunga poppy.

Lager feld juga mencoba kembali mengambilsisi eksentrik bohe mian. Seperti yang sempat kita lihat pada saat Keira Knightley memakai busana Chaneldi red carpet Golden Globes baru-baru ini lewat napas flamboyan. Ini sebuah genusek sentrisitas dimulai dengan sesuatu yang datar dan suksesirok menghiasi. Beberapa rok dibuat panjang dan sempit dengan sisipan tule.

Adapun yang lain juga muncul pendekdan berjumbai. Lainnya berbentuk dan kaku, serta dihiasi lapisan bunga sutra dan ada yang terlihat seperti lampion kecil. “Ada segudang jaket dalam segala bentuk dan little black dress Chanel berdesir dari irisan sifonlipit dan organza, potongan yang memesona cantiknya,” tulis Lisa Armstrong, kolumnis mode dari Telegraph.

Dari rumah mode asal Italia, Armani Prive, menghadirkan deretan busana couture inspirasi pencampuranTimur dan Barat. Giorgio Armani memberi banyak bentuk dramatis. Lewat material berbulu dangaun dengan selubungobi, sejumlah karyanya membuat penonton senang.

Pita sabuk diikat dramatis, ada banyak tampilan gaun sifon lebardan organza, celana berpinggang tinggi dan sisi lipatan. Semua manik-manik tampak relatif santai untuk dipakai. Unsur elegan dan klasik sebagaimana koleksi bintang yang sering dipakai para selebriti diatas redcarpet. Namun, kaliini berhasil dicampuradukkan dalam referensi Jepang dan China dengan pragmatisme Barat.

Beberapa motif printed membawa keunggulan, berikut mantel opera sutra dengan celah di lengan dalam siluet baru bagi Armani. Rumah mode Schiaparelli tampak menyanjung gaun malam dengan napas tahun 1930-an dan 1940-an untuk koleksi hautecouture teranyarnya.

Gaun emas dipangkas bersama wol biru tua dan jaket yang cocok, serta zamrud sutra permata, gaun panjang selutut dengan celah kembali, berikut baju lengan panjang yang dalam versi menjuntai panjang dilantai.

Dyahayupamela
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6282 seconds (0.1#10.140)