Tren Minimalis dan Nge-pop

Senin, 02 Februari 2015 - 10:04 WIB
Tren Minimalis dan Nge-pop
Tren Minimalis dan Nge-pop
A A A
SELERA klien yang ingin tempatnya dibuatkan mural memang beragam. Namun, menurut Richard Rich, beberapa pemilik kafe yang meminta jasanya umumnya menginginkan mural yang simpel atau minimalis.

“Jadi, saya buat lebih banyak tulisan dengan warna hitam putih dan mereka memang suka yang seperti itu,” ujarnya. Masih menurut Richard, dalam dua tahun terakhir, pergerakan mural mengarah ke gaya anak muda atau yang lebih dikenal dengan sebutan pop art . Gaya pop art cenderung bergaya ceria dengan banyak warna cerah. Tak hanya itu, jenis mural juga semakin berkembang dengan adanya teknologi.

Contoh yang paling akurat, yaitu munculnya mural 3D trick art yang mulai berkembang pertama kali di Jepang dan Eropa. Bahkan di Jepang pun sudah pernah mengadakan pameran 3D trick art . Adapun di Jakarta pernah pula diadakan pameran jenis mural ini di salah satu mal terbesar di Jakarta. 3D trick art adalah bagian dari pengerjaan seni lukis dinding yang bisa terlihat lebih hidup jika dilihat melalui kamera.

Gambar 3D trick art diberi ilusi optik atau memberi prospektif distorsi ke gambar yang dibuat. Untuk menggambarnya membutuhkan banyak teknik sehingga nantinya ketika difoto akan menghasilkan lukisan yang seperti aslinya. Seni jenis ini umumnya lebih banyak dipesan untuk photo booth di sebuah acara perusahaan.

Jenis mural lainnya yang sudah lebih lama dikenal, yakni grafiti atau gambar yang hanya berbentuk tulisan dengan berbagai jenis kreasi. Grafiti hingga kini masih berkembang di jalanan dan menjadi tambahan untuk beberapa mural di kafe, restoran, dan kantor.

Ananda nararya
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1054 seconds (0.1#10.140)