Eksotika ART DECO
A
A
A
Perhiasan vintage yang disisipi nuansa modern dalam motif art deco pada masa lalu masih mendominasi dunia perhiasan hingga hari ini. Meskipun mendekati tahun keseratus, daya tarik perhiasan art deco yang cukup ramai masih menarik hingga sekarang.
Ada sesuatu yang membuatnya tampak tetap apik dengan garis-garis geometris dan ornamentasi gaya yang mewah mendefinisikan era sekitar 1930-an. “Jeda dekoratif antara masa perang yang membentang itu mengambil retro pada modernitas yang telah menginspirasi desainer perhiasan selama beberapa dekade,” tulis Sarah Royce- Greensill dari Telegraph Luxury.
Mengambil inspirasi dari gaya Eropa yang bersejarah serta pengaruh dari Timur Tengah dan penemuan arkeologi di Afrika, Grandes Dames dari dunia perhiasan menciptakan beberapa gaya yang paling ikonik pada zaman tersebut. Mulai dari desain clip bros berlian Cartier yang simetris hingga gelang geometris dari label Tiffany dan anting-anting kerang mutiara, beberapa contoh perhiasan inspiratif ini dapat ditemukan di rumah-rumah antik, seperti Siegelson, Wartski, Bentley & Skinner, dan Morelle Davidson.
Tetapi mengharapkan untuk menggali lebih dalam jenis potongan yang dicari, maka akan ditemukan desain dan harga yang sama-sama eksklusif. Rumah lelang yang juga biasa menangani penjualan perhiasan juga banyak mengeluarkan berbagai permata art deco . Bagi mereka yang suka merek dengan bling-bling , rumah-rumah bergengsi yang sama telah kembali ke motif yang dikenali dari era dalam koleksi perhiasan modern mereka.
Cafe Society Morning, salah satunya dari Chanel yang diperlihatkan di Paris Couture Week tahun lalu, memberi kembali bawaan glamor pada 1920 dengan desain archetypically art deco dalam berlian, batu berwarna dan onyx yang diukir. Label perhiasan Chaumet juga memiliki desain art deco dalam koleksi Lumieres d’Eau, di mana perhiasan tingkat tinggi seolah-olah merayakan dengan pasti sentuhan art deco di dalamnya.
Terutama irama itu adalah berupa antinganting chandelier dengan lingkaran tumpang tindih satu set dengan scluptur chrysoprase dan zamrud. Kemudian Paris Nouvelle Vague koleksi dari Cartier juga menghormati akar budaya Prancis dengan bentuk arsitektur Paris yang dibawa lebih kekinian dalam mawar emas.
Dari cincin pertunangan hingga gelang, rumah perhiasan asal Inggris, Boodles, Mappin & Webb, dan Asprey bersama dengan perhiasan raksasa Amerika, Tiffany, semua membawa art deco sebagai inspirasi berbagai potongan untuk koleksi utama mereka. Hal itu menunjukkan selera abadi untuk gaya flamboyan mendorong tanpa akhir dari hiruk-pikuk film Great Gatsby yang diinduksi terakhir untuk fashion era 1920.
Dengan spinel rumbai, koleksi William & Son menangkap semangat gadis flapper. Begitu pun desainer yang berbasis di London Theo Fennell Bodkin membuat sesuatu yang abadi elegan dengan nuansa art deco. Dan kemudian, ada desainer yang modern membuat sumber inspirasi ini tak ada habisnya.
Desainer Prancis Raphaele Canot yang sebelumnya dari Cartier danDe Beers menambahkan sisi modern lebih berkedip dalam warna klasik motif art deco.Berbasis di New York Monique Pean menggabungkan emas daur ulang dengan batu giok hitam, fosil gading walrus dan berlian dalam suatu desain mencolok lewat anting geometris. Desainer Inggris, Shaun Leane memberikan napas era 1920 dalam desain tradisional dengan pengaruh suku lewat cincin cocktail dan kalung untuk koleksi deco tribal.
Sementara, warna eksotis dan pola terinspirasi Asia dibuat desainer muda perhiasan yang berbasis di London. Sabine G Harlequin membawa gaya art deco untuk generasi baru secara keseluruhan. Art deco sebenarnya adalah seni dan desain gaya ekspresif yang dimulai di Paris pada 1920 dan berkembang di seluruh dunia pada awal 1930-an. Ini mewakili modernitas, fungsi, glamor, dan keanggunan dalam era pasca-perang.
Gaya ini mencakup unsur-unsur mewah dan ditandai oleh bentukbentuk geometris, detail berat, hiasan dan penggunaan yang kuat simetri. Nuansa berkilauan berlian dan batu mulia berwarna-warni untuk anting-anting, gelang dan headpieces, cincin pernyataan yang berani, motif bunga, dan metallics berpola.
Selain dari para rumah perhiasan tadi, catwalk pun sempat mendatangkan tren perhiasan art deco pada musim Autumn / Winter 2014 silam. Seperti yang ditujukan oleh Ralph Lauren dan Lanvin lewat anting-anting dan perhiasan bertatahkan choker. Kemudian seterusnya muncul versi modern dari tren perhiasan art deco yang telah turun ke jalan, dalam bentuk cincin pernyataan yang berani, gelang dan kalung geometris eye-catching.
Dyah ayu pamela
Ada sesuatu yang membuatnya tampak tetap apik dengan garis-garis geometris dan ornamentasi gaya yang mewah mendefinisikan era sekitar 1930-an. “Jeda dekoratif antara masa perang yang membentang itu mengambil retro pada modernitas yang telah menginspirasi desainer perhiasan selama beberapa dekade,” tulis Sarah Royce- Greensill dari Telegraph Luxury.
Mengambil inspirasi dari gaya Eropa yang bersejarah serta pengaruh dari Timur Tengah dan penemuan arkeologi di Afrika, Grandes Dames dari dunia perhiasan menciptakan beberapa gaya yang paling ikonik pada zaman tersebut. Mulai dari desain clip bros berlian Cartier yang simetris hingga gelang geometris dari label Tiffany dan anting-anting kerang mutiara, beberapa contoh perhiasan inspiratif ini dapat ditemukan di rumah-rumah antik, seperti Siegelson, Wartski, Bentley & Skinner, dan Morelle Davidson.
Tetapi mengharapkan untuk menggali lebih dalam jenis potongan yang dicari, maka akan ditemukan desain dan harga yang sama-sama eksklusif. Rumah lelang yang juga biasa menangani penjualan perhiasan juga banyak mengeluarkan berbagai permata art deco . Bagi mereka yang suka merek dengan bling-bling , rumah-rumah bergengsi yang sama telah kembali ke motif yang dikenali dari era dalam koleksi perhiasan modern mereka.
Cafe Society Morning, salah satunya dari Chanel yang diperlihatkan di Paris Couture Week tahun lalu, memberi kembali bawaan glamor pada 1920 dengan desain archetypically art deco dalam berlian, batu berwarna dan onyx yang diukir. Label perhiasan Chaumet juga memiliki desain art deco dalam koleksi Lumieres d’Eau, di mana perhiasan tingkat tinggi seolah-olah merayakan dengan pasti sentuhan art deco di dalamnya.
Terutama irama itu adalah berupa antinganting chandelier dengan lingkaran tumpang tindih satu set dengan scluptur chrysoprase dan zamrud. Kemudian Paris Nouvelle Vague koleksi dari Cartier juga menghormati akar budaya Prancis dengan bentuk arsitektur Paris yang dibawa lebih kekinian dalam mawar emas.
Dari cincin pertunangan hingga gelang, rumah perhiasan asal Inggris, Boodles, Mappin & Webb, dan Asprey bersama dengan perhiasan raksasa Amerika, Tiffany, semua membawa art deco sebagai inspirasi berbagai potongan untuk koleksi utama mereka. Hal itu menunjukkan selera abadi untuk gaya flamboyan mendorong tanpa akhir dari hiruk-pikuk film Great Gatsby yang diinduksi terakhir untuk fashion era 1920.
Dengan spinel rumbai, koleksi William & Son menangkap semangat gadis flapper. Begitu pun desainer yang berbasis di London Theo Fennell Bodkin membuat sesuatu yang abadi elegan dengan nuansa art deco. Dan kemudian, ada desainer yang modern membuat sumber inspirasi ini tak ada habisnya.
Desainer Prancis Raphaele Canot yang sebelumnya dari Cartier danDe Beers menambahkan sisi modern lebih berkedip dalam warna klasik motif art deco.Berbasis di New York Monique Pean menggabungkan emas daur ulang dengan batu giok hitam, fosil gading walrus dan berlian dalam suatu desain mencolok lewat anting geometris. Desainer Inggris, Shaun Leane memberikan napas era 1920 dalam desain tradisional dengan pengaruh suku lewat cincin cocktail dan kalung untuk koleksi deco tribal.
Sementara, warna eksotis dan pola terinspirasi Asia dibuat desainer muda perhiasan yang berbasis di London. Sabine G Harlequin membawa gaya art deco untuk generasi baru secara keseluruhan. Art deco sebenarnya adalah seni dan desain gaya ekspresif yang dimulai di Paris pada 1920 dan berkembang di seluruh dunia pada awal 1930-an. Ini mewakili modernitas, fungsi, glamor, dan keanggunan dalam era pasca-perang.
Gaya ini mencakup unsur-unsur mewah dan ditandai oleh bentukbentuk geometris, detail berat, hiasan dan penggunaan yang kuat simetri. Nuansa berkilauan berlian dan batu mulia berwarna-warni untuk anting-anting, gelang dan headpieces, cincin pernyataan yang berani, motif bunga, dan metallics berpola.
Selain dari para rumah perhiasan tadi, catwalk pun sempat mendatangkan tren perhiasan art deco pada musim Autumn / Winter 2014 silam. Seperti yang ditujukan oleh Ralph Lauren dan Lanvin lewat anting-anting dan perhiasan bertatahkan choker. Kemudian seterusnya muncul versi modern dari tren perhiasan art deco yang telah turun ke jalan, dalam bentuk cincin pernyataan yang berani, gelang dan kalung geometris eye-catching.
Dyah ayu pamela
(bbg)