Koleksi Autumn Song

Rabu, 04 Februari 2015 - 12:00 WIB
Koleksi Autumn Song
Koleksi Autumn Song
A A A
SEBUAH koleksi bertajuk “Autumn Song” yang berarti senandung kemarau milik desainer kenamaan Indonesia, Mardiana Ika, tampil edgy di Hong Kong Fashion Week yang berlangsung akhir Januari lalu.

Musim kemarau yang menggambarkan keadaan kemarau dunia dari sisi ekonomi dan alamnya menjadi inspirasi deretan koleksi yang berjumlah 24 ini. “Saya dengar keadaan ekonomi, nilai tukar euro, termasuk berdampak cukup drastis terhadap garmen. Jadi, saya mengerti bahwa orang sebenarnya tidak perlu baju lagi,” ujar Ika kepada KORANSINDO .

Karena itu, kreasi busana yang dibuatnya didesain untuk orang yang memang “ingin” membelinya karena suka dengan koleksi ini. Di bawah naungan label Ika Butoni, koleksi kali ini, menurut sang desainer, biasanya untuk sebagian besar kliennya memang dijadikan collectors items . Busananya pun bukan sekali pakai atau ready-to-wear, tetapi sebuah busana long lasting untuk mencuci dan menyimpannya pun butuh perhatian ekstra.

Kesan edgy yang kuat diberi porsi lebih berani dan kepiawaian Ika yang bukan nama baru di kalangan fashion mancanegara dan tak diragukan lagi dalam dunia rancang busana. Dua kali dalam setahun desainer yang besar di Bali ini pun rutin menggelar fashion show di Hong Kong. Deretan busana kaya detail yang edgy itu dibuat di atas kain jersey yang memiliki efek shine dan glossy, serta ada penggunaan motif tabrak dan efek geometris.

Adapun dari segi warna, Ika memilih warna emas, putih pudar, kuning yang kuat dengan tambahan kecokelatan dan ungu dengan pencampuran lewat teknik pewarnaan melange, yakni pembauran warna seolah serupa dengan palet tertentu. Seperti juga presentasi di tiap keikutsertaannya di Hong Kong Fashion Week , kali ini Ika turut menambahkan aksesori sebagai sebuah statement yang lugas. Selain topi-topi yang menegaskan sisi edgy, ada juga topeng yang terinspirasi dari Phantom of The Opera.

“Saya selalu terinspirasi dengan apa yang saya sukai, tetapi saya buat beda dan topeng ini menambah keunikan baju yang memiliki garis di pundak dan terkesan agak gladiator,” komentar desainer pendiri dari Moda Bali Foundation ini. Profesi sebagai desainer, bagi Ika, memang bukan sekedar karier, juga sebagai cara untuk dirinya mengekspresikan diri dari hari ke hari. Karena itu, koleksinya dengan kesan edgy yang kuat ini pun dibuat tetap menggambarkan ciri garis rancangnya.

Tak heran karyanya yang juga mencerminkan karakter DNA desainnya tampak demikian kuat dan Ika memang dikenal berbakat dalam menciptakan desain multi-faceted dan multidimensi dengan seribu ide-ide kreatif yang menjadi satu kesatuan.

Dyah ayu pamela
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1228 seconds (0.1#10.140)