Menghapus Keraguan
A
A
A
BLUE Bird mengajak KORAN SINDO mencoba Toyota Limo eks-taksi yang diperjualbelikan untuk konsumen. Bagaimanakah performa mobil ini dan layakkah untuk Anda miliki?
Membeli mobil eks-taksi untuk dijadikan mobil pribadi sudah tidak asing lagi dilakukan masyarakat. Blue Bird saja mengaku berhasil menjual Toyota Limo eks-taksi kepada masyarakat umum hingga 300 unit per bulan. “Mereka memilih Limo dari Blue Bird karena kondisi mobil yang mereka beli di Blue Bird baik,” ujar Tri Winarsih, Asisten Manajer Divisi Penjualan PT Blue Bird Tbk.
Tri Winarsih tidak menampik meski ada pasarnya sebagian besar masyarakat masih memandang miring mobil-mobil eks-taksi. Untuk itu mereka mengajak KORAN SINDO mencobanya langsung. Bagaimana rasanya? Lokasi pengujian pun dipilih dari kantor Blue Bird di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, menuju Museum Transportasi, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
Untuk pengujian dipilihToyota Limo keluaran 2009 yang tampil dengan dandanan Toyota Vios. Tampilan mobil ini dibuat semirip mungkin dengan Toyota Vios G. Mulai dari grille depan hingga kelengkapannya, seperti power window di pintu depan dan belakang. Fitur retractable mirror pun ikut disematkan. Saat dicoba semua fasilitas berjalan dengan baik.
Cukup mengagetkan juga ketika masuk ke dalam mobil. Sebab, semuanya sudah dilapisi kulit. Karena didedikasikan sebagai mobil penumpang, tentu saja argo meter yang biasanya ditemukan di taksi harus dihilangkan. Blue Bird pun menggantinya dengan sebuah head unit touch screen .
Ajaibnya, head unit ini bisa menampilkan saluran televisi dan film yang terkoneksi lewat USB. Selain itu, mobil ini juga dilengkapi dengan kamera mundur minus sensor parkir. Saat kunci kontak dinyalakan, bunyi mesin tetap terasa halus. Cukup aneh karena ketika melihat odomoter angka yang tertera mencapai 200.000.
Begitu pedal kopling diinjak, tuas transmisi dipindahkan dan pedal gas ditekan mobil langsung melaju dengan baik. Selama perjalanan perpindahan transmisi berjalan baik. Tidak ada kesulitan ketika berpindah-pindah. Dalam kecepatan tinggi, mobil ini pun sangat stabil. Berbeda dengan mobil-mobil lainnya sudah berjalan hingga ratusan ribu kilometer.
Adapun yang paling mengejutkan adalah kenyamanannya. Ketika duduk di kursi pengemudi dan di kursi belakang bantingan mobil ini tidak terasa mengganggu. Bahkan boleh dibilang ini adalah perjalanan ternyaman KORAN SINDO dalam sebuah mobil taksi. Hal yang kurang dari mobil ini adalah material pendukungnya saja.
Misalnya, kaca depan mobil yang terasa sedikit kusam. Begitu juga dengan kondisi dashboard yang memang sudah termakan oleh usia karena keseringan terpapar matahari. “Kondisi mobil ini memang 95% Mas. Tidak kami klaim 100%, seperti mobil baru,” ujar Sukirman, petugas dari Blue Bird yang menemani selama sesi pengujian.
Jadi, mobil ini memang masih layak dimiliki terutama bagi And ayang ingin memiliki sebuah sedan dengan harga kompetitif.
Wahyu sibarani
Membeli mobil eks-taksi untuk dijadikan mobil pribadi sudah tidak asing lagi dilakukan masyarakat. Blue Bird saja mengaku berhasil menjual Toyota Limo eks-taksi kepada masyarakat umum hingga 300 unit per bulan. “Mereka memilih Limo dari Blue Bird karena kondisi mobil yang mereka beli di Blue Bird baik,” ujar Tri Winarsih, Asisten Manajer Divisi Penjualan PT Blue Bird Tbk.
Tri Winarsih tidak menampik meski ada pasarnya sebagian besar masyarakat masih memandang miring mobil-mobil eks-taksi. Untuk itu mereka mengajak KORAN SINDO mencobanya langsung. Bagaimana rasanya? Lokasi pengujian pun dipilih dari kantor Blue Bird di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, menuju Museum Transportasi, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
Untuk pengujian dipilihToyota Limo keluaran 2009 yang tampil dengan dandanan Toyota Vios. Tampilan mobil ini dibuat semirip mungkin dengan Toyota Vios G. Mulai dari grille depan hingga kelengkapannya, seperti power window di pintu depan dan belakang. Fitur retractable mirror pun ikut disematkan. Saat dicoba semua fasilitas berjalan dengan baik.
Cukup mengagetkan juga ketika masuk ke dalam mobil. Sebab, semuanya sudah dilapisi kulit. Karena didedikasikan sebagai mobil penumpang, tentu saja argo meter yang biasanya ditemukan di taksi harus dihilangkan. Blue Bird pun menggantinya dengan sebuah head unit touch screen .
Ajaibnya, head unit ini bisa menampilkan saluran televisi dan film yang terkoneksi lewat USB. Selain itu, mobil ini juga dilengkapi dengan kamera mundur minus sensor parkir. Saat kunci kontak dinyalakan, bunyi mesin tetap terasa halus. Cukup aneh karena ketika melihat odomoter angka yang tertera mencapai 200.000.
Begitu pedal kopling diinjak, tuas transmisi dipindahkan dan pedal gas ditekan mobil langsung melaju dengan baik. Selama perjalanan perpindahan transmisi berjalan baik. Tidak ada kesulitan ketika berpindah-pindah. Dalam kecepatan tinggi, mobil ini pun sangat stabil. Berbeda dengan mobil-mobil lainnya sudah berjalan hingga ratusan ribu kilometer.
Adapun yang paling mengejutkan adalah kenyamanannya. Ketika duduk di kursi pengemudi dan di kursi belakang bantingan mobil ini tidak terasa mengganggu. Bahkan boleh dibilang ini adalah perjalanan ternyaman KORAN SINDO dalam sebuah mobil taksi. Hal yang kurang dari mobil ini adalah material pendukungnya saja.
Misalnya, kaca depan mobil yang terasa sedikit kusam. Begitu juga dengan kondisi dashboard yang memang sudah termakan oleh usia karena keseringan terpapar matahari. “Kondisi mobil ini memang 95% Mas. Tidak kami klaim 100%, seperti mobil baru,” ujar Sukirman, petugas dari Blue Bird yang menemani selama sesi pengujian.
Jadi, mobil ini memang masih layak dimiliki terutama bagi And ayang ingin memiliki sebuah sedan dengan harga kompetitif.
Wahyu sibarani
(ftr)