Menangani Disfungsi Ereksi
A
A
A
SETIAP pasangan pasti ingin selalu bahagia dalam kehidupan rumah tangganya, terutama kehidupan seksnya. Kehidupan seks yang baik bisa menjadi syarat lancar dan harmonisnya kehidupan berumah tangga.
Disfungsi ereksi bukanlah vonis terakhir bagi para pria karena ada solusisolusi yang dapat membantu mengatasi gangguan tersebut, tentunya dengan diagnosis dan penanganan yang tepat. Penderita disfungsi ereksi biasanya merasa malu untuk memeriksakan kondisinya ke dokter karena disfungsi ereksi masih dianggap sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan. Penderita lebih suka memperoleh informasi melalui internet.
Menurut dokter spesialis andrologi dr Heru H Oentoeng MRepro SpAnd FIAS FECSM, disfungsi ereksi adalah sebuah penyakit dan bisa menjadi pertanda masalah besar di dalam tubuh penderitanya. DE pun tidak disebabkan oleh makanan apa pun. DE berbeda dengan ejakulasi dini. DE merupakan ketidakmampuan alat vital pria (penis) untuk mencapai dan mempertahankan kondisi ereksi untuk melakukan hubungan seksual secara memuaskan.
“Sebagian besar pria tidak sadar jika mengalami disfungsi ereksi karena sebagian besar pria di Indonesia mengalami DE ringan atau tingkat ke-3 di mana penis bisa berfungsi, tapi tidak mampu bekerja optimal. Risiko untuk menderita DE ini juga akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia,” ujar dr Heru saat menjelaskan mengenai disfungsi ereksi di Exodus Dinning Club, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dokter Heru menjelaskan, pemeriksaan pasien untuk diagnosis ereksi tidaklah rumit. Pasien yang datang berkonsultasi akan diberikan lembar pertanyaan untuk mengetahui kondisi fungsi ereksinya, untuk kemudian akan diketahui level kekerasannya berdasarkan International Index of Erectile Function (IIEF).
Fungsi dari pertanyaan tersebut untuk mengetahui jenis ereksi yang dialami, apakah masih normal atau sudah mengalami gangguan disfungsi ereksi dengan tingkat ringan, sedang, atau berat. Menurut dia, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan DE selain pertambahan usia, di antaranya riwayat operasi daerah panggul, persyarafan yang terganggu akibat kecelakaan, penyakit kronis seperti diabetes melitus, dan gaya hidup yang buruk seperti merokok, minum alkohol, narkoba, hernia, dan kurang aktivitas fisik seperti berolahraga.
Ada beberapa cara yang bisa menyembuhkan DE. Menurut dr Heru, pertama berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter dan itu adalah cara yang paling ideal. “Kita bisa kasih masukkan, di sini kita tidak selalu bicara mengenai obat. Bisa juga dengan memodifikasi gaya hidup, masalah bisa selesai,” ujarnya.
Dengan adanya evaluasi penyebabnya, si penderita akan diberi tahu mana yang harus dimodifikasi dan mana yang harus diobati. “Kalau si penderita punya diabetes dengan level tinggi, minum obat juga tidak akan ada efeknya. Hormonal rendah karena penyakit tertentu walaupun dengan obat asli dan takarannya benar juga tidak akan berpengaruh, makanya harus evaluasi dulu,” lanjutnya.
Heru juga mengatakan, selama ini banyak pasien yang datang dan berkonsultasi mengenai disfungsi ereksi ini. Dia menyebutkan, ada sekitar 45% untuk kasus DE. Pasien yang datang banyak cerita pernah mengonsumsi obat ini dan itu untuk menyembuhkan DE. Efek yang ditimbulkan bagaimana, mencoba sendiri untuk mengobati tanpa adanya edukasi. “Ada yang enggak berani, banyak juga yang mencoba-coba sendiri dulu. Tapi yang paling banyak adalah mencari tahu lewat internet,” ucapnya.
Disfungsi ereksi pun bisa menyerang pria muda. Beberapa faktor, menurut dr Heru, seperti kencing manis sejak muda, obesitas dari kecil, masalah edukasi, atau dari kecil tidak pernah berolahraga. Psikolog seksual Zoya Amirin mengatakan, kesehatan seksual penting untuk diperhatikan karena bisa memengaruhi keharmonisan rumah tangga.
Pentingnya memahami tingkat kepuasan seksual masing-masing pasangan, mengingat kepuasan seksual dapat memengaruhi kualitas hidup, di mana kondisi fisik dan nonfisik yang mendukung aktivitas sehari-hari.
“Komunikasi dengan pasangan penting dilakukan dalam pengobatan disfungsi ereksi, lebih efektif jika berdua. Sebagai istri kan harus terlibat juga, harus selalu komunikasikan kepada suaminya jika merasa ada ketidakpuasan seksual karena ereksi yang tidak optimal. Suami harus menerimanya untuk segera konsultasi ke dokter agar tidak semakin parah,” katanya.
Iman firmansyah
Disfungsi ereksi bukanlah vonis terakhir bagi para pria karena ada solusisolusi yang dapat membantu mengatasi gangguan tersebut, tentunya dengan diagnosis dan penanganan yang tepat. Penderita disfungsi ereksi biasanya merasa malu untuk memeriksakan kondisinya ke dokter karena disfungsi ereksi masih dianggap sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan. Penderita lebih suka memperoleh informasi melalui internet.
Menurut dokter spesialis andrologi dr Heru H Oentoeng MRepro SpAnd FIAS FECSM, disfungsi ereksi adalah sebuah penyakit dan bisa menjadi pertanda masalah besar di dalam tubuh penderitanya. DE pun tidak disebabkan oleh makanan apa pun. DE berbeda dengan ejakulasi dini. DE merupakan ketidakmampuan alat vital pria (penis) untuk mencapai dan mempertahankan kondisi ereksi untuk melakukan hubungan seksual secara memuaskan.
“Sebagian besar pria tidak sadar jika mengalami disfungsi ereksi karena sebagian besar pria di Indonesia mengalami DE ringan atau tingkat ke-3 di mana penis bisa berfungsi, tapi tidak mampu bekerja optimal. Risiko untuk menderita DE ini juga akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia,” ujar dr Heru saat menjelaskan mengenai disfungsi ereksi di Exodus Dinning Club, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dokter Heru menjelaskan, pemeriksaan pasien untuk diagnosis ereksi tidaklah rumit. Pasien yang datang berkonsultasi akan diberikan lembar pertanyaan untuk mengetahui kondisi fungsi ereksinya, untuk kemudian akan diketahui level kekerasannya berdasarkan International Index of Erectile Function (IIEF).
Fungsi dari pertanyaan tersebut untuk mengetahui jenis ereksi yang dialami, apakah masih normal atau sudah mengalami gangguan disfungsi ereksi dengan tingkat ringan, sedang, atau berat. Menurut dia, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan DE selain pertambahan usia, di antaranya riwayat operasi daerah panggul, persyarafan yang terganggu akibat kecelakaan, penyakit kronis seperti diabetes melitus, dan gaya hidup yang buruk seperti merokok, minum alkohol, narkoba, hernia, dan kurang aktivitas fisik seperti berolahraga.
Ada beberapa cara yang bisa menyembuhkan DE. Menurut dr Heru, pertama berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter dan itu adalah cara yang paling ideal. “Kita bisa kasih masukkan, di sini kita tidak selalu bicara mengenai obat. Bisa juga dengan memodifikasi gaya hidup, masalah bisa selesai,” ujarnya.
Dengan adanya evaluasi penyebabnya, si penderita akan diberi tahu mana yang harus dimodifikasi dan mana yang harus diobati. “Kalau si penderita punya diabetes dengan level tinggi, minum obat juga tidak akan ada efeknya. Hormonal rendah karena penyakit tertentu walaupun dengan obat asli dan takarannya benar juga tidak akan berpengaruh, makanya harus evaluasi dulu,” lanjutnya.
Heru juga mengatakan, selama ini banyak pasien yang datang dan berkonsultasi mengenai disfungsi ereksi ini. Dia menyebutkan, ada sekitar 45% untuk kasus DE. Pasien yang datang banyak cerita pernah mengonsumsi obat ini dan itu untuk menyembuhkan DE. Efek yang ditimbulkan bagaimana, mencoba sendiri untuk mengobati tanpa adanya edukasi. “Ada yang enggak berani, banyak juga yang mencoba-coba sendiri dulu. Tapi yang paling banyak adalah mencari tahu lewat internet,” ucapnya.
Disfungsi ereksi pun bisa menyerang pria muda. Beberapa faktor, menurut dr Heru, seperti kencing manis sejak muda, obesitas dari kecil, masalah edukasi, atau dari kecil tidak pernah berolahraga. Psikolog seksual Zoya Amirin mengatakan, kesehatan seksual penting untuk diperhatikan karena bisa memengaruhi keharmonisan rumah tangga.
Pentingnya memahami tingkat kepuasan seksual masing-masing pasangan, mengingat kepuasan seksual dapat memengaruhi kualitas hidup, di mana kondisi fisik dan nonfisik yang mendukung aktivitas sehari-hari.
“Komunikasi dengan pasangan penting dilakukan dalam pengobatan disfungsi ereksi, lebih efektif jika berdua. Sebagai istri kan harus terlibat juga, harus selalu komunikasikan kepada suaminya jika merasa ada ketidakpuasan seksual karena ereksi yang tidak optimal. Suami harus menerimanya untuk segera konsultasi ke dokter agar tidak semakin parah,” katanya.
Iman firmansyah
(ftr)