Cuci Piring Turunkan Risiko Terkena Eksim

Senin, 23 Februari 2015 - 17:53 WIB
Cuci Piring Turunkan Risiko Terkena Eksim
Cuci Piring Turunkan Risiko Terkena Eksim
A A A
WASHINGTON - Sebuah kajian baru dan masih awal, menyatakan, berkotor-kotor sedikit membuat sistem kekebalan tubuh mejadi lebih baik. Analis yang disebut hipotesa higienis ini berspekulasi, alasan di balik mengapa anak-anak sekarang sering kali terkena alergi karena lingkungan mereka terlalu bersih. Tanpa tereskpos bakteri pada usia dini, sistem kekebalan tubuh anak tidak bisa sekuat seharusnya.

Riset yang dilakukan selama bertahun-tahun telah mengaitkan berbagai faktor gaya hidup dini, seperti punya hewan peliharaan, makan ikan dan tinggal di peternakan terhadap risiko alergi yang lebih rendah. Sekarang, kajian baru ini mengindikasikan cuci piring bisa menjadi kebiasaan yang ditambahkan pada daftar itu.

“Kalau kalian terekspos mikroba, terutama ketika masih kecil, kalian merangsang sistem kekebalan tubuh dengan berbagai cara dan tubuh menjadi lebih toleran. Kami kira (cuci piring dengan tangan) bisa jadi penting. Tapi kami belum tahu, jadi kami mempertanyakannya,” papar penulis kajian itu, Bill Hesselmar dari Queen Silvia Children’s Hospital di Gothenburg, Swedia, seperti dikutip majalah Time.

Kesimpulan ini ditarik Hesselmar dan timnya setelah menyurvei orang tua dan wali 1.029 anak berusia 7—8 tahun di Swedia. Dari survei itu, mereka menemukan, anak-anak yang tinggal di rumah di mana keluarganya mencuci piring dengan tangan, bukannya mesin, tidak terlalu berisiko terkena alergi. Hanya 23% anak-anak yang orang tuanya mencuci piring dengan tangan memiliki sejarah terkena eksim. Sementara, alergi ini menyerang 38% anak-anak yang keluarganya menggunakan mesin cuci piring. Periset juga menemukan hasilnya diperkuat ketika anak-anak makan makanan yang difermentasikan atau dibeli langsung dari pertanian. Meski kajian ini masih bersifat observasional dan belum bisa mengonfirmasi hubungan sebab akibat, Hesselmar dan timnya punya sejumlah spekulasi.

Memang, anak-anak tidak harus mencuci piring dan terekspos bakteri langsung karena mereka mungkin masih terlalu muda untuk melakukan pekerjaan ini. Tapi, mencuci piring dengan tangan dalam jangka panjang yang bisa mempengaruhi mereka. Riset sebelumnya yang membandingkan kebersihan piring yang dicuci dengan tangan dengan mesin memperlihatkan mesin cuci piring lebih efisien dan hanya sedikit meninggalkan bakteri. Tinggal di sebuah rumah yang mencuci piring dengan tangan berarti anggota keluarga makan dari peralatan makan yang memiliki lebih banyak bakteri. Dan, dari situlah ekspos mikroba itu berasal.

Keluarga yang mencuci dengan tangan mungkin juga punya faktor gaya hidup lain yang berkontribusi terhadap lebih rendahnya risiko alergi. Periset mencatat, rumah yang padat, status sosial ekonomi dan imigran bisa terkait pada alergi yang lebih rendah dan juga kemungkinan perbedaan cara cuci piring.

“Kajian ini benar-benar dilakukan dengan baik, sementara menyarankan area baru riset dan model yang menarik,” ujar Jonathan A Eisen, seorang dosen di University of California di Davis. Eisen, yang tidak terlibat dalam kajian ini, adalah seorang pakar paparan terhadap komunitas mikroba.

Kajian ini memang masih meninggalkan sejumlah pertanyaan yang belum terjawab. Misalnya, mengapa cuci piring dengan tangan hanya berasosiasi dengan rendahnya risiko terkena eksim dan bukan gejala terkait alergi lain seperti asma. Atau mengapa efeknya begitu signifikan meskipun cuci piring membutuhkan sabun dan bahkan mungkin produk antibakteri. Menurut Hesselmar, timnya juga mempertanyakan pertanyaan yang sama dan berharap bisa terus meneliti kaitan itu.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6842 seconds (0.1#10.140)