BERAMAL lewat Kerajinan Tangan
A
A
A
BERDIRI sejak 2010, komunitas ini bertujuan membantu korban bencana alam dengan cara mengumpulkan dana dari hasil menjual kerajinan tangan karya anggotanya.
Mereka juga mengajarkan kerajinan tangan kepada masyarakat secara gratis. Komunitas Craft 4 Charity menjadi tempat berkumpul dan bertukar ilmu dari para anggota yang memang mempunyai berbagai macam keahlian. Anggota ini memiliki keahlian seperti membuat pernak- pernik, kalung, boneka, dan origami.
Selain sarana untuk bertukar ilmu, komunitas ini juga memanfaatkan keahlian mereka untuk mencari uang dan hasilnya akan disumbangkan untuk kegiatan amal. ”Anggota Craft 4 Charity saat ini berjumlah 83 orang. Bagi mereka yang mau secara aktif bergabung dalam komunitas ini, kami meminta sumbangan sebesar Rp50.000 setiap bulan dan mereka wajib untuk menyumbangkan hasil kerajinan mereka untuk amal,” ungkap Agustin, anggota Craft 4 Charity.
Komunitas ini mempunyai cara tersendiri untuk mengumpulkan dana bagi korban bencana. Mereka selalu mengikuti event atau pameran untuk menjual hasil barangbarang mereka. Jika memungkinkan, mereka juga akan membuat workshop pada acara tersebut. Banyak pameran yang sudah mereka ikuti, di antaranya adalah Kidex Balai Kartini, Miniapolis Plaza Indonesia, event di Monas, Pasar Nova di Istora Senayan, dan Teru Fest .
”Biasanya sebelum mengadakan event , kami selalu meminta para anggota untuk mengumpulkan hasil karya mereka yang akan dijual dan setiap orang bisa sampai mengumpulkan sampai 10 item, ” ujar Agustin. Selain menjual hasil karya mereka dan uangnya untuk disumbangkan, Komunitas Craft 4 Charity juga membagikan ilmu mereka kepada masyarakat sekitar pinggiran kota dalam membuat kerajinan.
Mereka setiap bulan akan berkeliling ke daerah pinggiran untuk membagikan ilmu mereka. Contohnya, komunitas ini melakukan kunjungan ke daerah Bantar Gebang untuk mengajari anak-anak dan orang tua membuat bros dan kalung, ke daerah Cilincing untuk mengajari berbagai macam cara membuat kerajinan, berkunjung ke Rumah Kita dan Yayasan Sayap Ibu untuk menghibur serta berbagi ilmu kepada anak-anak di sana.
Anggota Komunitas Craft 4 Charity ini kebanyakan ibu rumah tangga yang memang memiliki waktu lebih, tetapi tidak sedikit juga karyawan yang aktif dalam komunitas ini. Setiap anggota komunitas biasanya akan menyumbangkan ide mereka untuk kegiatan yang akan mereka lakukan selanjutnya. Agustin mengatakan, awal mimpi komunitas ini melakukan pelatihan kepada masyarakat pinggiran kota adalah agar mereka bisa kreatif.
Mereka memberikan modal serta pelatihan kepada masyarakat agar masyarakat bisa membuatnya sendiri dan bisa jadi lahan bisnis. Komunitas Craft 4 Charity memiliki rencana ke depan untuk membuat workshop secara nasional. Mereka ingin berbagi ilmu kepada masyarakat banyak bagaimana cara membuat kerajinan seperti origami, bros, tas dari koran, dan kalung.
”Mimpi ini yang belum terwujud. Semoga dalam waktu dekat kami bisa mewujudkannya,” tutup Agustin.
Andari novianti
Mereka juga mengajarkan kerajinan tangan kepada masyarakat secara gratis. Komunitas Craft 4 Charity menjadi tempat berkumpul dan bertukar ilmu dari para anggota yang memang mempunyai berbagai macam keahlian. Anggota ini memiliki keahlian seperti membuat pernak- pernik, kalung, boneka, dan origami.
Selain sarana untuk bertukar ilmu, komunitas ini juga memanfaatkan keahlian mereka untuk mencari uang dan hasilnya akan disumbangkan untuk kegiatan amal. ”Anggota Craft 4 Charity saat ini berjumlah 83 orang. Bagi mereka yang mau secara aktif bergabung dalam komunitas ini, kami meminta sumbangan sebesar Rp50.000 setiap bulan dan mereka wajib untuk menyumbangkan hasil kerajinan mereka untuk amal,” ungkap Agustin, anggota Craft 4 Charity.
Komunitas ini mempunyai cara tersendiri untuk mengumpulkan dana bagi korban bencana. Mereka selalu mengikuti event atau pameran untuk menjual hasil barangbarang mereka. Jika memungkinkan, mereka juga akan membuat workshop pada acara tersebut. Banyak pameran yang sudah mereka ikuti, di antaranya adalah Kidex Balai Kartini, Miniapolis Plaza Indonesia, event di Monas, Pasar Nova di Istora Senayan, dan Teru Fest .
”Biasanya sebelum mengadakan event , kami selalu meminta para anggota untuk mengumpulkan hasil karya mereka yang akan dijual dan setiap orang bisa sampai mengumpulkan sampai 10 item, ” ujar Agustin. Selain menjual hasil karya mereka dan uangnya untuk disumbangkan, Komunitas Craft 4 Charity juga membagikan ilmu mereka kepada masyarakat sekitar pinggiran kota dalam membuat kerajinan.
Mereka setiap bulan akan berkeliling ke daerah pinggiran untuk membagikan ilmu mereka. Contohnya, komunitas ini melakukan kunjungan ke daerah Bantar Gebang untuk mengajari anak-anak dan orang tua membuat bros dan kalung, ke daerah Cilincing untuk mengajari berbagai macam cara membuat kerajinan, berkunjung ke Rumah Kita dan Yayasan Sayap Ibu untuk menghibur serta berbagi ilmu kepada anak-anak di sana.
Anggota Komunitas Craft 4 Charity ini kebanyakan ibu rumah tangga yang memang memiliki waktu lebih, tetapi tidak sedikit juga karyawan yang aktif dalam komunitas ini. Setiap anggota komunitas biasanya akan menyumbangkan ide mereka untuk kegiatan yang akan mereka lakukan selanjutnya. Agustin mengatakan, awal mimpi komunitas ini melakukan pelatihan kepada masyarakat pinggiran kota adalah agar mereka bisa kreatif.
Mereka memberikan modal serta pelatihan kepada masyarakat agar masyarakat bisa membuatnya sendiri dan bisa jadi lahan bisnis. Komunitas Craft 4 Charity memiliki rencana ke depan untuk membuat workshop secara nasional. Mereka ingin berbagi ilmu kepada masyarakat banyak bagaimana cara membuat kerajinan seperti origami, bros, tas dari koran, dan kalung.
”Mimpi ini yang belum terwujud. Semoga dalam waktu dekat kami bisa mewujudkannya,” tutup Agustin.
Andari novianti
(ars)