Adrenalin Bangkit di Motor Trail
A
A
A
BAGI para pria yang haus tantangan, mencoba mengendarai motor di daerah perbukitan dengan jalan yang sulit menjadi pilihan kegiatan rutin akhir pekan.
Itu juga yang dilakukan anggota Barisan Trail Adventure Tangerang Community (Brantac). Berpetualang dengan sepeda motor trail di atas tanah, itulah yang bisa meningkatkan adrenalin para anggota Brantac. Komunitas ini bermula dari kumpulan para pencinta motor trail di wilayah Tangerang pada 2009-2010. Brantac pun resmi didirikan pada tahun 2011.
“Kami main di jalan alternatif Tangerang dan Bogor. Selalu ketemu di situ. Jadi kenal, lalu semakin banyak. Akhirnya buat komunitas biar tertampung dan semakin terarah. Dengan komunitas juga menumbuhkan rasa kebersamaan. Memang lebih seru kalau berpetualang ramai-ramai,” ujar Kang Iweng selaku humas Brantac. Kawasan main favorit mereka itu juga menjadi tempat acara besar perdana yang diadakan pada 11 Januari lalu.
Bertajuk “Tangerang Lautan Trail”, mereka mampu mengumpulkan ribuan petualang yang siap menempuh jarak 80 km dari Tangerang ke Bogor dan kembali menuju Tangerang. “Jalan yang sering kami lalui memang seru, berupa sawah, melewati gunung, perbukitan. Jalannya kami perlebar supaya lebih muat masuk motor banyak,” katanya.
Acara ini memang akan menjadi agenda tahunan mereka karena antusiasme yang besar dari para pencinta motor trail. Di samping itu mereka juga punya acara 3 bulanan yang disebut Ubar atau Ulin Bareng di sekitar Tangerang bersama sesama anggota. Selain berpetualang, mereka pun mengakrabkan diri satu sama lain dengan banyak berdiskusi mengenai motor. Seiring dengan perkembangan zaman, tak jarang motor biasa pun diubah menjadi motor trail.
”Ada yang mau motor matik diubah jadi trail, seperti mengganti ban kacul atau ban tahu. Pokoknya ban khusus di tanah. Pastinya badan motor itu diameternya harus lebih tinggi dari 38. Kami saling bantu supaya motornya bisa jadi standar motor trail,” cerita Kang Iweng. Saat kumpul, anggota Brantac selalu diingatkan dan diberi edukasi untuk menomorsatukan keselamatan.
Mengutip pernyataan Kang Iweng, jangan pernah menyepelekan lintasan seperti apa pun, tetap gunakan peralatan lengkap seperti helm full face, pelindung badan, pelindung siku dan dengkul. Bukan hanya menyangkut kegiatan yang memacu adrenalin, sejak 2012 Brantac rutin memberi bantuan sosial kepada anak-anak kurang mampu di se panjang jalan Tangerang-Bogor yang sering mereka lintasi.
Rute perjalanan yang telah menjadi bagian dari komunitas mereka. Karena itu kedekatan dengan para penduduknya pun harus dijalin dengan memberikan kebahagiaan kepada anak-anak mereka.
Ananda nararya
Itu juga yang dilakukan anggota Barisan Trail Adventure Tangerang Community (Brantac). Berpetualang dengan sepeda motor trail di atas tanah, itulah yang bisa meningkatkan adrenalin para anggota Brantac. Komunitas ini bermula dari kumpulan para pencinta motor trail di wilayah Tangerang pada 2009-2010. Brantac pun resmi didirikan pada tahun 2011.
“Kami main di jalan alternatif Tangerang dan Bogor. Selalu ketemu di situ. Jadi kenal, lalu semakin banyak. Akhirnya buat komunitas biar tertampung dan semakin terarah. Dengan komunitas juga menumbuhkan rasa kebersamaan. Memang lebih seru kalau berpetualang ramai-ramai,” ujar Kang Iweng selaku humas Brantac. Kawasan main favorit mereka itu juga menjadi tempat acara besar perdana yang diadakan pada 11 Januari lalu.
Bertajuk “Tangerang Lautan Trail”, mereka mampu mengumpulkan ribuan petualang yang siap menempuh jarak 80 km dari Tangerang ke Bogor dan kembali menuju Tangerang. “Jalan yang sering kami lalui memang seru, berupa sawah, melewati gunung, perbukitan. Jalannya kami perlebar supaya lebih muat masuk motor banyak,” katanya.
Acara ini memang akan menjadi agenda tahunan mereka karena antusiasme yang besar dari para pencinta motor trail. Di samping itu mereka juga punya acara 3 bulanan yang disebut Ubar atau Ulin Bareng di sekitar Tangerang bersama sesama anggota. Selain berpetualang, mereka pun mengakrabkan diri satu sama lain dengan banyak berdiskusi mengenai motor. Seiring dengan perkembangan zaman, tak jarang motor biasa pun diubah menjadi motor trail.
”Ada yang mau motor matik diubah jadi trail, seperti mengganti ban kacul atau ban tahu. Pokoknya ban khusus di tanah. Pastinya badan motor itu diameternya harus lebih tinggi dari 38. Kami saling bantu supaya motornya bisa jadi standar motor trail,” cerita Kang Iweng. Saat kumpul, anggota Brantac selalu diingatkan dan diberi edukasi untuk menomorsatukan keselamatan.
Mengutip pernyataan Kang Iweng, jangan pernah menyepelekan lintasan seperti apa pun, tetap gunakan peralatan lengkap seperti helm full face, pelindung badan, pelindung siku dan dengkul. Bukan hanya menyangkut kegiatan yang memacu adrenalin, sejak 2012 Brantac rutin memberi bantuan sosial kepada anak-anak kurang mampu di se panjang jalan Tangerang-Bogor yang sering mereka lintasi.
Rute perjalanan yang telah menjadi bagian dari komunitas mereka. Karena itu kedekatan dengan para penduduknya pun harus dijalin dengan memberikan kebahagiaan kepada anak-anak mereka.
Ananda nararya
(ars)