Berkendara Setelah Stroke Berisiko Kecelakaan

Rabu, 04 Maret 2015 - 10:40 WIB
Berkendara Setelah Stroke...
Berkendara Setelah Stroke Berisiko Kecelakaan
A A A
Meskipun sedang sakit, orang yang terbiasa bepergian dengan kendaraan sangat sulit menghentikan kebiasaannya itu. Namun, tidak disarankan bagi seseorang yang baru saja sembuh dari stroke untuk berkendara sendiri.

Ini sangat membahayakan mereka. Laporan hasil penelitian yang dikutip dari HealthDay menyebutkan setelah stroke, keterampilan mengemudi seseorang mungkin terganggu. Kemampuan mereka akan berbeda seperti saat sebelum mereka terserang stroke. Penelitian sederhana ini mengemukakan, pengemudi yang baru sembuh dari stroke cenderung membuat kesalahan mengemudi yang serius dibanding dengan pengemudi normal lainnya.

Hal ini dapat dilihat ketika penderita stroke yang kerap melakukan kesalahan ketika sedang melakukan tes simulasi mengemudi. “Pasien dengan stroke ringan maupun akut akan membuat lebih banyak kesalahan selama simulasi mengemudi dalam aspek kognitif menuntut mengemudi, seperti tiba-tiba belok kiri di persimpangan yang macet,” kata Megan Hird, mahasiswa pascasarjana di University of Toronto dan peneliti di Rumah Sakit St Michael di Toronto.

Hird menjelaskan, beberapa studi telah melihat kinerja mengemudi pasien setelah stroke ringan. Padahal, pedoman kesehatan menyarankan menunggu paling tidak satu bulan untuk mulai mengemudi lagi. Namun, banyak orang yang mungkin mulai mengemudi lebih cepat dari waktu yang ditentukan.

Untuk melihat bagaimana stroke dapat mempengaruhi kemampuan mengemudi, Hird dan rekan-rekannya mengamati 10 pasien yang mengalami stroke iskemik ringan (aliran darah ke otak terganggu oleh gumpalan darah) dalam tujuh hari terakhir. Para peneliti meminta para penderita stroke berkendara dalam lingkungan simulasi berkendara.

Mereka membandingkan hasil tersebut dengan tes mengemudi simulasi 10 orang sehat yang tidak mengalami stroke. Secara keseluruhan, para pasien stroke membuat kesalahan mengemudi dua kali lebih banyak dibanding dengan orang-orang yang tidak menderita stroke.

Mereka juga sekitar empat kali lebih banyak dalam membuat kesalahan ketika mereka disuruh mengikuti bus, sebuah perintah yang membutuhkan perhatian yang signifikan, menurut para peneliti. Rekan Hird, Kristin Vesely, yang juga seorang mahasiswa pascasarjana di universitas dan rumah sakit, memimpin penelitian kedua membandingkan kemampuan mengemudi dari sembilan pasien yang menderita subarachnoid hemorrhage dengan sembilan orang yang tidak mengalami stroke.

Perdarahan pada subarachnoid merupakan pendarahan di dasar otak. Berdasarkan hasil penelitian, orangorang yang mengalami stroke hemoragik, yang biasanya memakan waktu lebih lama untuk pulih, dapat menyelesaikan tes simulasi mengemudi tiga bulan setelah stroke. Para peneliti menemukan, penderita stroke memiliki risiko lebih dari dua kali jumlah kecelakaan dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami stroke.

Mereka juga tiga kali lebih mungkin melanggar garis pembatas jalan dibanding pengemudi tanpa stroke. Selain itu, penderita stroke membuat lebih banyak kesalahan ketika membelok ke arah kiri, kata Vesely. Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal medis peer-review.

Temuan ini tidak mengejutkan, kata Dr Doojin Kim, selaku direktur program stroke di UCLA Medical Center, Santa Monica, dan profesor neurologi di David Geffen School of Medicine, University of California, Los Angeles. Kim merekomendasikan pasien stroke untuk tetap menunggu sebelum mengemudi, tapi lamanya masa menunggu untuk kembali mengemudi bergantung tingkat keparahan stroke dan tingkat perbaikan.

“Tentu saja setelah pasien telah mengalami stroke, tergantung pada gejala, saya akan memberi tahu pasien untuk tidak mengemudi dulu,” katanya. Sementara Kim menyarankan untuk kembali mengevaluasi kemampuan berkendara mereka kembali. Pedoman kesehatan untuk menunggu waktu yang tepat untuk mengemudi setelah stroke bervariasi. Di Amerika Serikat, pedoman tergantung negara. Memeriksa kembali kemampuan berkendara pada departemen negara Anda terhadap kendaraan bermotor sangat disarankan.

Larissa huda
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0873 seconds (0.1#10.140)