Manipulasi Produk Makanan dalam iMilk, Tiffani & Co Yogurt
A
A
A
NEW YORK - Seorang seniman dan desainer Israel, Peddy Mergui ingin menantang persepsi konsumen dengan mengumpulkan karya seni terbarunya yang bertajuk “Wheat Is Wheat Is Wheat”.
Ia ingin menampilkan dalam karyanya bahwa apa yang dipakai, secara otomatis menanamkan penilaian dari orang lain terhadap si pemakainya. Mergui berpendapat, bahwa kemasan produk menceritakan kisah yang sama, dan ia ingin menunjukkan bagaimana label memanipulasi persepsi kita tentang nilai terhadap barang sehari-hari.
Mergui memulai dari telur yang dikemas dalam Versace, Yogurt oleh Tiffany & Co, tepung terigu dari Prada, susu dari Apple yang memiliki nama iMilk dan masih banyak yang lainnya. Tidak hanya indah untuk dilihat, bahan-bahan makanan yang di desain khusus ini juga menjiwai sebuah naluri kemewahan yang tidak mungkin dimiliki oleh telur, yogurt, tepung, atau susu biasa.
"Saya pikir branding adalah alat yang ampuh yang dapat memengaruhi hampir semua hal, termasuk produk-produk makanan pokok, seperti yang disajikan dalam “Wheat Is Wheat Is Wheat”. iMilk ini hanyalah susu, tapi jika dikaitkan dengan nilai-nilai merek Apple, tentu cara pandang kita akan berubah,” jelasnya seperti yang dikutip oleh Foxnews.
Dengan kemasan yang manis, etos sederhana, dan simbol yang diakui secara universal, Apple adalah raja branding modern. Tapi Mergui ingin agar konsumen menyadari bahwa ketika mereka membeli produk Apple, itu jelas bukan hanya tentang teknologi.
Mergui ingin orang bertanya kepada diri mereka sendiri apa yang mereka pikirkan ketika mereka membeli produk tersebut? Kemudian apa yang mereka rasakan setelah membeli produk tersebut?
Meskipun Mergui bukan artis pertama untuk menata kembali makanan dengan kemasan yang menakjubkan, karya seninya yang hiper cukup realistis untuk memprovokasi konsumen secara nyata. Desainnya telah mencerminkan bahwa tealh mewakili merk sebenarnya.
Karya seni Mergui, “Wheat Is Wheat Is Wheat “ lainnya dapat Anda lihat di http://www.peddymergui.com/exhibits/ atau dapat Anda temukan di Expo Milano, mulai bulan Mei hingga Oktober 2015 mendatang.
Ia ingin menampilkan dalam karyanya bahwa apa yang dipakai, secara otomatis menanamkan penilaian dari orang lain terhadap si pemakainya. Mergui berpendapat, bahwa kemasan produk menceritakan kisah yang sama, dan ia ingin menunjukkan bagaimana label memanipulasi persepsi kita tentang nilai terhadap barang sehari-hari.
Mergui memulai dari telur yang dikemas dalam Versace, Yogurt oleh Tiffany & Co, tepung terigu dari Prada, susu dari Apple yang memiliki nama iMilk dan masih banyak yang lainnya. Tidak hanya indah untuk dilihat, bahan-bahan makanan yang di desain khusus ini juga menjiwai sebuah naluri kemewahan yang tidak mungkin dimiliki oleh telur, yogurt, tepung, atau susu biasa.
"Saya pikir branding adalah alat yang ampuh yang dapat memengaruhi hampir semua hal, termasuk produk-produk makanan pokok, seperti yang disajikan dalam “Wheat Is Wheat Is Wheat”. iMilk ini hanyalah susu, tapi jika dikaitkan dengan nilai-nilai merek Apple, tentu cara pandang kita akan berubah,” jelasnya seperti yang dikutip oleh Foxnews.
Dengan kemasan yang manis, etos sederhana, dan simbol yang diakui secara universal, Apple adalah raja branding modern. Tapi Mergui ingin agar konsumen menyadari bahwa ketika mereka membeli produk Apple, itu jelas bukan hanya tentang teknologi.
Mergui ingin orang bertanya kepada diri mereka sendiri apa yang mereka pikirkan ketika mereka membeli produk tersebut? Kemudian apa yang mereka rasakan setelah membeli produk tersebut?
Meskipun Mergui bukan artis pertama untuk menata kembali makanan dengan kemasan yang menakjubkan, karya seninya yang hiper cukup realistis untuk memprovokasi konsumen secara nyata. Desainnya telah mencerminkan bahwa tealh mewakili merk sebenarnya.
Karya seni Mergui, “Wheat Is Wheat Is Wheat “ lainnya dapat Anda lihat di http://www.peddymergui.com/exhibits/ atau dapat Anda temukan di Expo Milano, mulai bulan Mei hingga Oktober 2015 mendatang.
(nfl)