Oksigen Tambahan Bisa Perangi Sel Kanker
A
A
A
NEW YORK - Oksigen tak hanya berguna untuk kelangsungan hidup manusia. Dalam sebuah penelitian, periset menemukan, hanya dengan menghirup lebih banyak oksigen, pertumbuhan sel pemerang tumor bakal pesat.
Hal ini bakal memperbaiki pengobatan bagi kanker. Oksigenasi tambahan bisa memperbaiki terapi kekebalan terhadap kanker dan membenamkan tumor dengan melepaskan sel antitumor limfosit T dan sel pembunuh alamiah lainnya.
“Menghirup oksigen tambahan membuka gerbang benteng tumor dan membangunkan sel antitumor yang tidur. Ini membuat tentara-tentara (sel-sel) tersebut bisa masuk benteng dan menghancurkannya,” papar Michail Sitkovsky, pakar fisiologi kekebalan tubuh di Northeastern University di Amerika Serikat (AS) seperti dikutip IANS.
Tapi, dia menambahkan, jika sel kekebalan antitumor tidak ada, maka oksigen itu tidak akan berefek apa-apa. “Penemuan ini mengubah paradigma pengembangan obat yang telah berlangsung puluhan tahun, sebuah proses dengan rating sukses rendah,” ujar dia.
Pada awal 2000an, Sitkovsky membuat penemuan penting dalam ilmu kekebalan tubuh. Dia menemukan, sebuah reseptor di permukaan sel kekebalan—yang bertanggung jawab mencegah sel T menginvasi tumor dan “menidurkan” sel pembunuh yang mengatur sel itu masuk tumor.
Penelitan terakhirnya yang dilakukan terhadap tikus memperlihatkan, tambahan oksigen mengubah lingkungan tumor sehingga sel kekebalan bisa masuk dan melakukan tugas mereka. “Efek antitumor oksigen tambahan bisa lebih diperbaiki oleh antagonis alamiah, reseptor adenosine A2A, yang bisa jadi adalah kafein di kopi Anda,” ucap Sitkovsky.
Hal ini bakal memperbaiki pengobatan bagi kanker. Oksigenasi tambahan bisa memperbaiki terapi kekebalan terhadap kanker dan membenamkan tumor dengan melepaskan sel antitumor limfosit T dan sel pembunuh alamiah lainnya.
“Menghirup oksigen tambahan membuka gerbang benteng tumor dan membangunkan sel antitumor yang tidur. Ini membuat tentara-tentara (sel-sel) tersebut bisa masuk benteng dan menghancurkannya,” papar Michail Sitkovsky, pakar fisiologi kekebalan tubuh di Northeastern University di Amerika Serikat (AS) seperti dikutip IANS.
Tapi, dia menambahkan, jika sel kekebalan antitumor tidak ada, maka oksigen itu tidak akan berefek apa-apa. “Penemuan ini mengubah paradigma pengembangan obat yang telah berlangsung puluhan tahun, sebuah proses dengan rating sukses rendah,” ujar dia.
Pada awal 2000an, Sitkovsky membuat penemuan penting dalam ilmu kekebalan tubuh. Dia menemukan, sebuah reseptor di permukaan sel kekebalan—yang bertanggung jawab mencegah sel T menginvasi tumor dan “menidurkan” sel pembunuh yang mengatur sel itu masuk tumor.
Penelitan terakhirnya yang dilakukan terhadap tikus memperlihatkan, tambahan oksigen mengubah lingkungan tumor sehingga sel kekebalan bisa masuk dan melakukan tugas mereka. “Efek antitumor oksigen tambahan bisa lebih diperbaiki oleh antagonis alamiah, reseptor adenosine A2A, yang bisa jadi adalah kafein di kopi Anda,” ucap Sitkovsky.
(alv)