Jaga Kesehatan Gusi, Cegah Gingivitis

Kamis, 19 Maret 2015 - 11:37 WIB
Jaga Kesehatan Gusi,...
Jaga Kesehatan Gusi, Cegah Gingivitis
A A A
Radang gusi atau gingivitis yang tidak diobati dapat menyebabkan berbagai masalah gusi lain yang lebih serius (periodontitis ), bahkan dapat menyebabkan gigi tanggal.

Gusi berperan penting dalam mendukung kesehatan gigi dan mulut karena gusi adalah pintu masuk bakteri ke dalam tulang penyangga di sekitar akar gigi. Gusi berfungsi melindungi tulang dan akar gigi, menjaga posisi gigi, membantu tersenyum, dan juga dapat memengaruhi kesehatan tubuh secara sistemik seperti jantung, paru, dan pankreas Namun, berdasarkan keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari dua orang dewasa di sebagian besar belahan dunia menderita radang gusi.

Gingivitis (radang gusi) adalah salah satu gangguan kesehatan mulut yang paling umum di dunia. Penyebab umum gingivitis adalah kebiasaan yang kurang baik dalam menjaga kesehatan mulut, di antaranya jarang menggosok gigi, tidak membersihkan sela-sela gigi dengan benang (flossing ), dan tidak memeriksakan gigi ke dokter gigi secara rutin. Plak merupakan akar dari radang gusi.

Plak terbentuk dari penumpukan mikroorganisme yang ada di gigi. Mikroorganisme itu akan membentuk lapisan eksopolisakarida (ESP) yang dapat melindungi dan mengikat bakteri. Racun yang diproduksi bakteri menimbulkan kekebalan imun. Akibatnya akan meningkatkan aliran darah ke gusi yang menimbulkan gejala radang gusi.

”Masalah ini pada umumnya terjadi akibat dari adanya penumpukan plak di gusi yang tidak dibersihkan sehingga gusi meradang, dan kemudian terjadi tanda peradangan seperti gusi bengkak, kemerahan, dan pendarahan,” papar drg Sandra Olivia MARS Sp Perio yang ditemui saat acara konferensi pers Parodontax ”Sobat Gusi Sehat” pada Senin (16/3) lalu.

Faktor penyebab terjadinya radang gusi, biasanya karena kebiasaan seseorang yang tidak menjaga kesehatan mulutnya. Selain itu, masalah ini juga sering terjadi pada perokok. Kandungan nikotin pada rokok mengakibatkan penyempitan di pembuluh darah sehingga aliran darah yang membawa nutrisi untuk jaringan dan komponen pertahanan di gusi terganggu.

Selain itu, kandungan tar dalam asap rokok ikut meningkatkan peluang terjadinya radang gusi. Tar mengendap di permukaan mahkota dan akar gigi sehingga permukaan mahkota gigi menjadi kasar dan mempermudah perekatan plak pada gigi. Penumpukan plak ini meningkatkan risiko terbentuknya karies gigi dan radang gusi.

Penderita diabetes memiliki risiko yang sama terhadap radang gusi. Kadar gula darah yang tidak terkendali menyebabkan penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mulut akibat komplikasi berupa penebalan pembuluh darah. Umumnya, gingivitis yang tidak ditangani berisiko menyebar jaringan di bawah gusi dan tulang (periodontitis) sehingga berpotensi gigi tanggal.

Meskipun belum sepenuhnya dipahami, kondisi periodontitis sering kali diasosiasikan dengan serangan jantung, stroke, penyakit yang berhubungan dengan paru, dan mengakibatkan kelahiran prematur dengan kekurangan berat badan bayi bagi ibu hamil.

Sayangnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengerti bahwa gusi berdarah adalah salah satu gejala gangguan kesehatan gusi yang tentu berdampak pada kesehatan lainnya. Ketidaksadaran masyarakat tentang informasi ini menyebabkan masyarakat pada umumnya baru mencari solusi gusi berdarah ketika kondisi gusi sudah dalam keadaan yang buruk.

Kadang jaringan lunak dan tulang penyangga gigi sudah rusak sehingga pasien berisiko mengalami gigi tanggal. ”Solusi dari permasalahan gusi ini termasuk relatif mudah, asalkan masyarakat mengerti cara pencegahannya. Menyikat gigi dua kali sehari secara teratur dengan menggunakan pasta gigi yang diformulasikan khusus untuk menghancurkan plak adalah salah satu cara pencegahan yang paling efektif,” katanya.

Larissa huda
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8473 seconds (0.1#10.140)