Kelola Hipertensi dengan Memonitor Tekanan Darah
A
A
A
JAKARTA - Salah satu faktor risiko penyebab gangguan kesehatan otak, jantung, dan ginjal adalah hipertensi. Hipertensi, atau yang dikenal sebagai silent killer merupakan penyakit yang menyebabkan kematian, namun hampir tidak menunjukkan gejala.
Selain menerapkan pola hidup sehat, cara lain yang efektif untuk mengelola hipertensi adalah dengan memonitor tekanan darah secara rutin. Namun, seberapa sering sebaiknya seseorang memeriksa tekanan darah mereka?
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, hipertensi dapat muncul tanpa didahului gejala sama sekali. Terkait pentingnya pemeriksaan tekanan darah, terdapat perbedaan kebutuhan untuk beberapa kategori orang.
"Pemantauan tekanan darah harus dilakukan setiap dua tahun untuk orang-orang berusia di bawah 20 tahun dan sekali setahun untuk kategori orang-orang di atas usia 40 tahun, yang teridentifikasi memiliki tekanan darah normal-tinggi (130-139/80-89mmHg), dan yang memiliki faktor-faktor risiko kardiovaskular lain seperti diabetes, obesitas, kolesterol tinggi, dan faktor keturunan," kata Dokter Spesialis Penyakit Jantung RS Harapan Kita, dr. Siska S. Danny, SpJP dalam diskusi publik, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (31/3/2015).
Menurutnya, pemantauan tekanan darah secara mandiri atau melakukan sendiri dirumah juga merupakan salah satu cara yang tepat dalam mengelola hipertensi, karena dapat membantu pasien dan dokter menjadi mitra yang baik dalam mengelola hipertensi.
Terkait dengan pemeriksaan tekanan darah, PT OMRON Healthcare Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi melalui teknologi yang dimiliki untuk Blood Pressure Monitor (BPM).
"Tujuan utama dari OMRON Healthcare adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memiliki hidup yang lebih sehat. dengan pengalaman lebih dari 40 tahun dalam mengembangkan blood pressure monitor, kami berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat untuk bertanggung jawab atas kesehatan mereka dan menjadi mitra aktif bagi para profesional dalam pengelolaan hipertensi," ujar Sales & Marketing Manager PT OMRON Healthcare Indonesia Ferri Halomoan.
Dalam kesempatan itu, Ketua III Yayasan Jantung Indonesia (YJI), Mia Hanafiah, memberikan apresiasi atas dukungan yang diberikan OMRON bagi program YJI.
YJI telah melayani para penderita hipertensi selama hampir 35 tahun, dan melalui berbagai inisiatif kami berusaha untuk mencapai tujuan kami, yaitu Indonesia yang lebih sehat dan produktif.
"Kami menjangkau masyarakat melalui edukasi, konsultasi interaktif melalui website dan media sosial, pengobatan dan pemeriksaan kesehatan gratis. Teknologi yang ada pada BPM dari OMRON dan standar akurasinya, memungkinkan kami untuk meyakinkan masyarakat agar berperan aktif memonitor tekanan darah mereka dan melakukan tindakan apabila dirasa ada sesuatu yang tidak normal," pungkasnya.
Selain menerapkan pola hidup sehat, cara lain yang efektif untuk mengelola hipertensi adalah dengan memonitor tekanan darah secara rutin. Namun, seberapa sering sebaiknya seseorang memeriksa tekanan darah mereka?
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, hipertensi dapat muncul tanpa didahului gejala sama sekali. Terkait pentingnya pemeriksaan tekanan darah, terdapat perbedaan kebutuhan untuk beberapa kategori orang.
"Pemantauan tekanan darah harus dilakukan setiap dua tahun untuk orang-orang berusia di bawah 20 tahun dan sekali setahun untuk kategori orang-orang di atas usia 40 tahun, yang teridentifikasi memiliki tekanan darah normal-tinggi (130-139/80-89mmHg), dan yang memiliki faktor-faktor risiko kardiovaskular lain seperti diabetes, obesitas, kolesterol tinggi, dan faktor keturunan," kata Dokter Spesialis Penyakit Jantung RS Harapan Kita, dr. Siska S. Danny, SpJP dalam diskusi publik, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (31/3/2015).
Menurutnya, pemantauan tekanan darah secara mandiri atau melakukan sendiri dirumah juga merupakan salah satu cara yang tepat dalam mengelola hipertensi, karena dapat membantu pasien dan dokter menjadi mitra yang baik dalam mengelola hipertensi.
Terkait dengan pemeriksaan tekanan darah, PT OMRON Healthcare Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi melalui teknologi yang dimiliki untuk Blood Pressure Monitor (BPM).
"Tujuan utama dari OMRON Healthcare adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memiliki hidup yang lebih sehat. dengan pengalaman lebih dari 40 tahun dalam mengembangkan blood pressure monitor, kami berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat untuk bertanggung jawab atas kesehatan mereka dan menjadi mitra aktif bagi para profesional dalam pengelolaan hipertensi," ujar Sales & Marketing Manager PT OMRON Healthcare Indonesia Ferri Halomoan.
Dalam kesempatan itu, Ketua III Yayasan Jantung Indonesia (YJI), Mia Hanafiah, memberikan apresiasi atas dukungan yang diberikan OMRON bagi program YJI.
YJI telah melayani para penderita hipertensi selama hampir 35 tahun, dan melalui berbagai inisiatif kami berusaha untuk mencapai tujuan kami, yaitu Indonesia yang lebih sehat dan produktif.
"Kami menjangkau masyarakat melalui edukasi, konsultasi interaktif melalui website dan media sosial, pengobatan dan pemeriksaan kesehatan gratis. Teknologi yang ada pada BPM dari OMRON dan standar akurasinya, memungkinkan kami untuk meyakinkan masyarakat agar berperan aktif memonitor tekanan darah mereka dan melakukan tindakan apabila dirasa ada sesuatu yang tidak normal," pungkasnya.
(nfl)