Cegah Hipertensi, Pantau Tekanan Darah Mandiri
A
A
A
JAKARTA - Hipertensi merupakan nilai tekanan darah (TD) yang memiliki hubungan erat dengan risiko kematian kardiovaskular. Semakin tinggi tekanan darah seseorang, maka semakin tinggi pula risiko kematian kardiovaskularnya.
Jika berbicara mengenai hipertensi tentu identik dengan gaya hidup. Menurut dr. Siska S. Danny, SpJP dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, selain penting untuk mengubah pola hidup yang lebih sehat, hal penting lainnya yang harus dilakukan adalah pemantauan tekanan darah secara mandiri.
"Kalau dari gaya hidup, kemudian olahraga yang sifatnya aerobic. Seperti jogging, bersepeda, berenang, minimal 30 menit sehari, empat kali seminggu. Nantinya bertahap sehingga mencapai 40-45 menit sehari, tujuh kali seminggu. Selain itu, pemantauan tekanan darah secara mandiri merupakan salah satu cara yang baik dalam merencanakan pengelolaan hipertensi yang terbaik," jelas Siska saat ditemui, di Kawasan Sudirman, Jakarta.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, tata cara pemeriksaan tekanan darah mandiri atau melakukan sendiri dirumah. Pertama, ukur tekanan darah setiap hari minimal 3-4 hari, namun sebaiknya dilakukan selama 7 hari. Kedua, lakukan pemeriksaan di pagi dan malam hari. Ketiga, ambil 2-3 kali setiap pengukuran dan catat rata-ratanya.
Keempat, lakukan pengukuran tekanan darah di ruang yang tenang, dengan posisi duduk, punggung dan lengan yang disangga, dan ukur setelah 3-5 menit istirahat. Terakhir, pastikan untuk selalu menggunakan mesin yang terkalibrasi dengan baik.
Mengenai siapa sajakah yang disarankan untuk mengukur tekanan darah mandiri, Siska menjelaskan, yang disarankan untuk ukur TD mandiri adalah pasien dengan TD tinggi di klinik atau RS (biasanya karena white-coat effect).
Kemudian, pasien yang baru memulai terapi antihipertensi, pasien dengan risiko tinggi yang membutuhkan monitoring TD lebih ketat (seperti penderita jantung koroner, gagal ginjal, dan diabetes), wanita hamil, dan pasien dengan kecurigaan adanya hipertensi terselubung atau masked hypertension.
Jika berbicara mengenai hipertensi tentu identik dengan gaya hidup. Menurut dr. Siska S. Danny, SpJP dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, selain penting untuk mengubah pola hidup yang lebih sehat, hal penting lainnya yang harus dilakukan adalah pemantauan tekanan darah secara mandiri.
"Kalau dari gaya hidup, kemudian olahraga yang sifatnya aerobic. Seperti jogging, bersepeda, berenang, minimal 30 menit sehari, empat kali seminggu. Nantinya bertahap sehingga mencapai 40-45 menit sehari, tujuh kali seminggu. Selain itu, pemantauan tekanan darah secara mandiri merupakan salah satu cara yang baik dalam merencanakan pengelolaan hipertensi yang terbaik," jelas Siska saat ditemui, di Kawasan Sudirman, Jakarta.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, tata cara pemeriksaan tekanan darah mandiri atau melakukan sendiri dirumah. Pertama, ukur tekanan darah setiap hari minimal 3-4 hari, namun sebaiknya dilakukan selama 7 hari. Kedua, lakukan pemeriksaan di pagi dan malam hari. Ketiga, ambil 2-3 kali setiap pengukuran dan catat rata-ratanya.
Keempat, lakukan pengukuran tekanan darah di ruang yang tenang, dengan posisi duduk, punggung dan lengan yang disangga, dan ukur setelah 3-5 menit istirahat. Terakhir, pastikan untuk selalu menggunakan mesin yang terkalibrasi dengan baik.
Mengenai siapa sajakah yang disarankan untuk mengukur tekanan darah mandiri, Siska menjelaskan, yang disarankan untuk ukur TD mandiri adalah pasien dengan TD tinggi di klinik atau RS (biasanya karena white-coat effect).
Kemudian, pasien yang baru memulai terapi antihipertensi, pasien dengan risiko tinggi yang membutuhkan monitoring TD lebih ketat (seperti penderita jantung koroner, gagal ginjal, dan diabetes), wanita hamil, dan pasien dengan kecurigaan adanya hipertensi terselubung atau masked hypertension.
(nfl)