Artis Nagaswara Menatap Persaingan

Rabu, 08 April 2015 - 10:16 WIB
Artis Nagaswara Menatap Persaingan
Artis Nagaswara Menatap Persaingan
A A A
TIDAK mudah bagi musisi untuk bisa bersaing di panggung musik Indonesia. Dibutuhkan kerja keras dan tentunya menelurkan karya yang bisa diterima masyarakat.

Hal itu yang diungkap sejumlah penyanyi dari label Nagaswara saat menyambangi kantor redaksi KORAN SINDO di Jakarta, kemarin. Lynda Moy, Devy Berlian, Lia Jepank, Andrigo, dan Saleena Band mengaku harus berjuang untuk menaklukkan industri musik Tanah Air. Caranya dengan memperkenalkan lagu-lagu terbaru mereka. Tentunya tembang-tembang yang tidak biasa.

Seperti Andrigo, penyanyi solo yang mengusung musik Melayu ini kembali memperkenalkan tembang terbarunya berjudul Apalah Aku Ini . Dengan penuh percaya diri, Andrigo yakin lagu yang berbeda dari sebelumnya akan disukai banyak orang. “Kalau orang bicara masalah Melayu, pasti image -nya itu band. Kalau solo, pasti pop. Namun, saya mencoba menawarkan menjadi penyanyi solo dengan genre Melayu. Ini tidak biasa.

Spesialis saya itu pada lirik lagu yang patah hati. Hampir setiap lirik lagu yang saya nyanyikan bernuansa mellow ,” bebernya. Berbeda lagi dengan band Saleena. Lima personelnya memperkenalkan album terbaru dengan single Kutasahita yang merupakan sebuah singkatan dari Ku Tak Sanggup Hidup Tanpamu . Andi Awe yang menjadi motor band Saleena mengaku ada 11 lagu di album yang mengusung genre pop kreatif ini. Semua lagunya easy listening .

“Semuanya jagoan. Bagi saya, tidak ada lagu yang tidak bagus. Namun, bagaimana kita semangat dalam bermusik,” sebutnya Seperti lagu Kun Fayakuun . Lagu yang dibuatnya hanya setengah jam ini begitu menarik. Tidak bernuansa religius, lagu Kun Fayakuun ini lebih mengarah ke nuansa pop ceria dengan sedikit cengkok Melayu pada vokalnya.

“Ceritanya itu lebih ke masalah percintaan dan kehidupan sehari-hari. Lagu lainnya, kami menggandeng musisi senior, Hendri Lamiri untuk lagu Merah Kuning Hijau (Isabella Namanya ). Dia membuat perbedaan dan ini menarik,” ungkapnya. Penyanyi Nagaswara lainnya adalah Lia Jepank. Nama itu dipilih karena yang paling menonjol dari sosok Lia adalah wajahnya yang mirip dengan perempuan Jepang.

Keunikan ini kemudian dijadikan ciri khas Lia, baik dari penampilan maupun namanya. Sementara untuk aksi panggung, Lia selalu menghadirkan nuansa Jepang pada setiap kostum yang dikenakan. Pada kesempatan itu, Lia memperkenalkan single Kapan Dilamar yang telah dirilis pada awal tahun lalu. Ceritanya berkaitan dengan hidupan sehari-hari, harapan seorang perempuan untuk segera dilamar kekasihnya.

“Aku yang pilih sendiri lagunya. Aku pikir ini bagus. Ceritanya tentang cowok yang menunda-nunda (menikah), padahal sudah mampu. Itu tandanya enggak ada niat. Mending cari cowok lain yang benar-benar cinta,” ujarnya bercanda.

Fatturahman hakim
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3714 seconds (0.1#10.140)