Bandung Ciptakan Rekor Dunia Kegiatan Ekstrem
A
A
A
BANDUNG - Bertempat di lobi hotel Fave Hotel Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Senin (13/4/2015) malam, beberapa orang mencatatkan dirinya dalam rekor dunia versi Record Holders Republic (RHR) yang berpusat di Inggris. Rekor yang diciptakan pun cukup unik sekaligus ekstrem.
Dalam waktu enam menit, secara bersamaan lima artis tato merajah dua orang yang bernyanyi, dua orang dipatuk ular, serta seorang memasukkan ular lewat mulut dan keluar melalui hidung. Kegiatan itu kemudian dilukis dalam satu kanvas oleh dua orang dengan aliran ekspresionis.
Begitu tanda hitungan dimulai, Ovick dan Ramon langsung bernyanyi diiringi band Coffee Smoker. Lima artis tato lantas merajah tubuh mereka. Tapi keduanya tetap bisa bernyanyi penuh konsentrasi meski dalam kondisi "disiksa" artis tato.
Di depan mereka, tiga orang berkumpul dengan jarak sekitar satu meter. Ali Sigit terus memasukkan ular lewat mulut dan mengeluarkannya melalui hidung. Sesekali Ali berteriak dan berdiri sambil menggerak-gerakkan kaki kanannya.
Dua orang lainnya, Opik Rusita dan Zha Paramita dengan sengaja merelakan beberapa bagian tubuhnya dipatuk berbagai jenis ular. Bagian tangan, lidah, serta beberapa bagian tubuh harus direlakan pada ular-ular itu selama enam menit.
Di bagian paling depan, Kent dan Susentono bekerja sama membuat lukisan ekspresionis di atas kanvas. Mereka melukiskan suasana di lokasi yang menggambarkan orang-orang yang sedang "disiksa" itu.
Dalam kurun enam menit, semua tugas mereka pun selesai. Bahkan lukisan yang dibuat selesai lebih cepat yaitu 4 menit 40 detik. Rekor dunia pun akhirnya dicatat RHR yang sempat bekerjasama dengan salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia dalam sebuah acara rekor dunia.
Piagam penghargaan rekor dunia RHR kemudian diberikan atas usaha mereka membuat rekor baru. Bahkan tak hanya RHR, rekor itu juga tercatat dalam Original Rekor Indonesia (ORI).
"Ini rekor baru. Kita mengapresiasi ini karena beberapa kegiatan dijadikan satu, agak gila ini," kata Indonesia President RHR, Halim Sugiarto.
Menurut dia, RHR punya penilaian tersendiri atas rekor yang dicatatnya. Yang terpenting, rekor yang dibuat lebih berdasarkan pada kemampuan seseorang dan keunikan.
"Di Indonesia sendiri sudah ada sekitar 60-an rekor yang tercatat. Sementara secara keseluruhan sudah lebih dari 3.000 rekor dunia dalam berbagai hal," ujar dia.
Kent, pengagas pembuatan rekor, mengatakan kegiatan itu sengaja digelar untuk menghadirkan sesuatu yang unik dengan merangkul berbagai pihak. Apa yang dilakukan menurutnya didasarkan pada kecintaan mereka pada seni.
Seni-seni itu kemudian digabungkan menjadi satu dalam satu momen. "Kita sengaja kombinasikan untuk menggambarkan bahwa berbagai seni itu bisa digabungkan," jelas pemilik studio Kent Tattoo itu.
Setelah menciptakan rekor tersebut, Kent mengaku punya rencana membuat rekor dunia lain dengan melibatkan berbagai pihak dalam beberapa waktu ke depan.
Dalam waktu enam menit, secara bersamaan lima artis tato merajah dua orang yang bernyanyi, dua orang dipatuk ular, serta seorang memasukkan ular lewat mulut dan keluar melalui hidung. Kegiatan itu kemudian dilukis dalam satu kanvas oleh dua orang dengan aliran ekspresionis.
Begitu tanda hitungan dimulai, Ovick dan Ramon langsung bernyanyi diiringi band Coffee Smoker. Lima artis tato lantas merajah tubuh mereka. Tapi keduanya tetap bisa bernyanyi penuh konsentrasi meski dalam kondisi "disiksa" artis tato.
Di depan mereka, tiga orang berkumpul dengan jarak sekitar satu meter. Ali Sigit terus memasukkan ular lewat mulut dan mengeluarkannya melalui hidung. Sesekali Ali berteriak dan berdiri sambil menggerak-gerakkan kaki kanannya.
Dua orang lainnya, Opik Rusita dan Zha Paramita dengan sengaja merelakan beberapa bagian tubuhnya dipatuk berbagai jenis ular. Bagian tangan, lidah, serta beberapa bagian tubuh harus direlakan pada ular-ular itu selama enam menit.
Di bagian paling depan, Kent dan Susentono bekerja sama membuat lukisan ekspresionis di atas kanvas. Mereka melukiskan suasana di lokasi yang menggambarkan orang-orang yang sedang "disiksa" itu.
Dalam kurun enam menit, semua tugas mereka pun selesai. Bahkan lukisan yang dibuat selesai lebih cepat yaitu 4 menit 40 detik. Rekor dunia pun akhirnya dicatat RHR yang sempat bekerjasama dengan salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia dalam sebuah acara rekor dunia.
Piagam penghargaan rekor dunia RHR kemudian diberikan atas usaha mereka membuat rekor baru. Bahkan tak hanya RHR, rekor itu juga tercatat dalam Original Rekor Indonesia (ORI).
"Ini rekor baru. Kita mengapresiasi ini karena beberapa kegiatan dijadikan satu, agak gila ini," kata Indonesia President RHR, Halim Sugiarto.
Menurut dia, RHR punya penilaian tersendiri atas rekor yang dicatatnya. Yang terpenting, rekor yang dibuat lebih berdasarkan pada kemampuan seseorang dan keunikan.
"Di Indonesia sendiri sudah ada sekitar 60-an rekor yang tercatat. Sementara secara keseluruhan sudah lebih dari 3.000 rekor dunia dalam berbagai hal," ujar dia.
Kent, pengagas pembuatan rekor, mengatakan kegiatan itu sengaja digelar untuk menghadirkan sesuatu yang unik dengan merangkul berbagai pihak. Apa yang dilakukan menurutnya didasarkan pada kecintaan mereka pada seni.
Seni-seni itu kemudian digabungkan menjadi satu dalam satu momen. "Kita sengaja kombinasikan untuk menggambarkan bahwa berbagai seni itu bisa digabungkan," jelas pemilik studio Kent Tattoo itu.
Setelah menciptakan rekor tersebut, Kent mengaku punya rencana membuat rekor dunia lain dengan melibatkan berbagai pihak dalam beberapa waktu ke depan.
(alv)