Cantik Luar-Dalam

Senin, 20 April 2015 - 08:25 WIB
Cantik Luar-Dalam
Cantik Luar-Dalam
A A A
MERASAcantik merupakan awal untuk memancarkan rasa percaya diri dan kebahagiaan bagi setiap perempuan. Namun, ternyata tidak semua perempuan percaya diri dalam mengungkapkan potensi kecantikan yang dimilikinya.

Eva Arisuci Rudjito, Marketing Director Skin Cleansing and Body Care PT Unilever Indonesia Tbk, mengatakan bahwa berdasarkan survei global yang dilakukan Dove, terkuak sebesar 96% perempuan di dunia tidak memilih kata cantik untuk menggambarkan penampilan dirinya.

Hal tersebut dibuktikan dalam sebuah film pendek yang merekam reaksi perempuan ketika dihadapkan pada dua pilihan, yaitu “Biasa Saja” atau “Cantik”. Pengambilan gambar dilakukan di lima kota besar, yakni San Fransisco, Shanghai, Delhi, London, dan Sao Paolo. “Hasilnya, film ini menunjukkan perempuan sering kali tidak menyadari potensi kecantikan yang mereka miliki,” kata Uci di Bunga Rampai, Jakarta, Kamis (16/4).

Sementara itu, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Unilever Indonesia melalui lembaga riset independen BMI Research di tiga kota besar (Jakarta, Surabaya, dan Medan) kepada 300 responden perempuan dengan rentang umur 18-64 tahun, secara umum menunjukkan bahwa delapan dari sepuluh perempuan Indonesia merasa puas terhadap penampilan fisik atau wajahnya. Namun, mereka cenderung ragu untuk mengatakan tentang potensi kecantikan yang mereka miliki.

“Kami menemukan fakta bahwa hanya satu dari sepuluh perempuan Indonesia yang menyebut dirinya cantik,” sebut Uci. Psikolog Efnie Indrianie MPsi mengatakan, perempuan Indonesia memang sering kali enggan menyampaikan potensi kecantikan yang mereka miliki, salah satunya disebabkan adanya budaya lokal yang cukup kuat.

“Berdasarkan culture psychology , masyarakat Indonesia itu kolektivis, di mana lebih mementingkan persepsi bersama dibandingkan dengan persepsi individu. Faktor ini terkadang membatasi perempuan Indonesia dalam memberikan persepsi cantik bagi dirinya,” sebut Efnie. Efnie menuturkan bahwa sejak kecil perempuan Indonesia diajarkan untuk tidak menyombongkan diri sehingga ketika dipuji orang, maka jawaban yang paling sering terlontar adalah “biasabiasa saja”.

Kerendah-hatian itulah yang membuat wanita di Indonesia ragu untuk mengakui bahwa dirinya cantik. Namun, ketika seorang perempuan mendeskripsikan diri sendiri sebagai orang yang cantik, banyak yang bilang kurang cantik dan membuat orang tersebut menjadi kurang percaya diri. “Justru orang lain yang bisa menilai kecantikan orang lain. Sebenarnya cantik itu pilihan, namun sering kali ada keraguan untuk membuktikan seseorang itu cantik,” kata Efnie.

Cantik secara psikologis, menurut Efnie, merupakan satu paket komplet antara konsep mind , body , and soul. Konsep ini memiliki karakteristik yang berbeda tapi berkesinambungan. Mind adalah persepsi pikiran yang ada dalam diri setiap perempuan terhadap kecantikan yang dimilikinya. “Kalau di dalam pikiran seorang perempuan dia punya paradigma berpikir kalau dia cantik, maka dia sudah cantik secaramind ,” kata Efnie Sementara itu, untuk body , Efnie mengatakan seorang perempuan akan melakukan berbagai perawatan untuk membuat kecantikannya lebih terpancar.

“Hal tersebut juga harus didukung dengan berperilaku santun dan bertutur kata yang ramah,” sebut Efnie. Untuk penyeimbang antara mind dan body dibutuhkanlah soul dengan mensyukuri kecantikan yang dimilikinya, apa adanya. “Setiap perempuan hendaknya menemukan the meaning of life dari potensi yang dia punya,” ujar Efnie. Jika ketiga hal tersebut ada dalam diri seorang perempuan, secara psikologis orang itu sudah cantik.

Dan jika ketiga hal tersebut sudah terpenuhi, yang muncul dalam diri seorang perempuan adalah kekuatan positif yang dapat digunakan untuk mengembangkan potensi diri. “Kalau complete package jadinya tidak arogan,” kata Efnie. “Kecantikan yang complete package akan tercermin dalam perilakunya, bukan cuma standar normatif,” imbuhnya.

Seiring berjalannya waktu, terlihat adanya peningkatan persentase persepsi perempuan terhadap potensi kecantikan yang dimilikinya. Berdasarkan survei Dove pada tahun 2013, sebanyak 4% perempuan Indonesia mendeskripsikan dirinya cantik, dan persentase tersebut kini meningkat menjadi 8% pada 2015. Senada dengan Efnie, produser film Sheila Timothy berbagi mengenai persepsi pribadinya mengenai kecantikan.

“Kecantikan sebenarnya merupakan persepsi yang dimiliki setiap perempuan itu sendiri. Saya merasa dan memilih cantik agar dapat memancarkan kebahagiaan bagi orang-orang di sekitar saya,” kata Sheila.

Dwi nur ratnaningsih
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7254 seconds (0.1#10.140)
pixels