Nidji Libatkan Orang ke-7
A
A
A
Band Nidji selalu membuat penggemarnya penasaran dengan musik yang mereka sajikan. Hampir setiap single atau album yang diperkenalkan selalu hit.
Kali ini enam personelnya menyiapkan gebrakan di album ke-5 dengan konsep yang unik. Seperti apa? Saat berkunjung ke kantor redaksi KORAN SINDO , Kamis (23/4) lalu, Giring (vokal), Rama dan Ariel (gitar), Adrie (drum), Andro (bass), dan Randy (keyboard ) sedikit memberi bocoran penggarapan album kelimanya. Giring yang mewakili teman-temannya mengaku melibatkan orang ketujuh untuk membuat perubahan di album terbaru.
Orang ketujuh yang dimaksud adalah para musisi kenamaan, seperti Rian dMasiv dan Pongki Barata. Namun, Giring mengatakan, kelompok musiknya ini tidak akan mengambil lagu yang sudah ada dari Rian atau Pongki, tetapi mereka diajak untuk duduk sama-sama menghasilkan lagu untuk Nidji.
“Kami bukan minta lagu mereka, tetapi kami duduk bareng sama mereka (Rian dan Pongki) untuk membuat lagu. Nah yang membuat kami senang adalah hasilnya. Bisa dibilang lagunya fresh, berbeda,” kata Giring. “Lucunya, kami hanya deal satu lagu, tapi mereka minta nambah. Kayak Rian dan Pongki yang akhirnya minta tambah 1 lagu lagi. Mas Pongki sudah nyanyikan satu lagu, terus minta satu lagu lagi. Akhirnya malah mereka yang semangat,” tambahnya.
Keterlibatan musisi di album kelima Nidji ini bukan tanpa sebab. Semua itu terinspirasi The Beatles. Band legendaris ini pernah mengajak beberapa musisi untuk berkolaborasi menggarap album “Let It Be”. Bedanya, pada saat itu The Beatles mengalami kejenuhan, sementara kolaborasi yang dilakukan Nidji lebih pada mencari sesuatu yang baru dan fresh.
Masuknya pemikiran Rian dan Pongki ini memang memberi warna pada musik Nidji. Pongki misalnya. Musikalitasnya sudah tidak diragukan lagi. Lagu-lagunya banyak digemari dengan genre pop. Saat berkolaborasi dengan Nidji, Pongki memasukkan warna musik pop khasnya dan dikombinasikan dengan Nidji yang bergenre pop alternative berbalut Brit pop, progresif, dan funk.
“Kolaborasi ini memberikan energi baru yang membuat kami termotivasi. Padahal, tujuan awalnya mengundang satu orang pencipta lagu untuk kita belajar, bagaimana membuat lagu, kita diskusi, ternyata malah jatuhnya senang-senang di dalam studio dan malah membuat lagu fun dan hasilnya juga menyenangkan untuk proses pengerjaan album baru kita,” kata vokalis berambut kriwil ini.
Untuk penggarapan album ini, Nidji juga tidak ingin terburu-buru, meski mereka sudah 3 tahun tidak mengeluarkan album. Rencananya mereka baru akan merilis album tersebut pada tahun depan. “Kami memang 3 tahun sudah mandek, lebih fokus menggarap lagu soundtrack . Karenanya, album kelima ini sempat tertunda, dan kami ingin sesuatu yang beda sehingga tahun ini fokus menggarap album. Saat ini penggarapannya baru 20%,” sebut Rama.
Thomasmanggalla/fatturahman
Kali ini enam personelnya menyiapkan gebrakan di album ke-5 dengan konsep yang unik. Seperti apa? Saat berkunjung ke kantor redaksi KORAN SINDO , Kamis (23/4) lalu, Giring (vokal), Rama dan Ariel (gitar), Adrie (drum), Andro (bass), dan Randy (keyboard ) sedikit memberi bocoran penggarapan album kelimanya. Giring yang mewakili teman-temannya mengaku melibatkan orang ketujuh untuk membuat perubahan di album terbaru.
Orang ketujuh yang dimaksud adalah para musisi kenamaan, seperti Rian dMasiv dan Pongki Barata. Namun, Giring mengatakan, kelompok musiknya ini tidak akan mengambil lagu yang sudah ada dari Rian atau Pongki, tetapi mereka diajak untuk duduk sama-sama menghasilkan lagu untuk Nidji.
“Kami bukan minta lagu mereka, tetapi kami duduk bareng sama mereka (Rian dan Pongki) untuk membuat lagu. Nah yang membuat kami senang adalah hasilnya. Bisa dibilang lagunya fresh, berbeda,” kata Giring. “Lucunya, kami hanya deal satu lagu, tapi mereka minta nambah. Kayak Rian dan Pongki yang akhirnya minta tambah 1 lagu lagi. Mas Pongki sudah nyanyikan satu lagu, terus minta satu lagu lagi. Akhirnya malah mereka yang semangat,” tambahnya.
Keterlibatan musisi di album kelima Nidji ini bukan tanpa sebab. Semua itu terinspirasi The Beatles. Band legendaris ini pernah mengajak beberapa musisi untuk berkolaborasi menggarap album “Let It Be”. Bedanya, pada saat itu The Beatles mengalami kejenuhan, sementara kolaborasi yang dilakukan Nidji lebih pada mencari sesuatu yang baru dan fresh.
Masuknya pemikiran Rian dan Pongki ini memang memberi warna pada musik Nidji. Pongki misalnya. Musikalitasnya sudah tidak diragukan lagi. Lagu-lagunya banyak digemari dengan genre pop. Saat berkolaborasi dengan Nidji, Pongki memasukkan warna musik pop khasnya dan dikombinasikan dengan Nidji yang bergenre pop alternative berbalut Brit pop, progresif, dan funk.
“Kolaborasi ini memberikan energi baru yang membuat kami termotivasi. Padahal, tujuan awalnya mengundang satu orang pencipta lagu untuk kita belajar, bagaimana membuat lagu, kita diskusi, ternyata malah jatuhnya senang-senang di dalam studio dan malah membuat lagu fun dan hasilnya juga menyenangkan untuk proses pengerjaan album baru kita,” kata vokalis berambut kriwil ini.
Untuk penggarapan album ini, Nidji juga tidak ingin terburu-buru, meski mereka sudah 3 tahun tidak mengeluarkan album. Rencananya mereka baru akan merilis album tersebut pada tahun depan. “Kami memang 3 tahun sudah mandek, lebih fokus menggarap lagu soundtrack . Karenanya, album kelima ini sempat tertunda, dan kami ingin sesuatu yang beda sehingga tahun ini fokus menggarap album. Saat ini penggarapannya baru 20%,” sebut Rama.
Thomasmanggalla/fatturahman
(bbg)