Kekuatan Fashion Politisi Wanita

Senin, 27 April 2015 - 09:10 WIB
Kekuatan Fashion Politisi Wanita
Kekuatan Fashion Politisi Wanita
A A A
SIAPAbilang politik dan fashion tak ada hubungannya? Para politikus wanita di dunia malah memiliki fashion signature yang melekat.Fashion tak hanya identik dengan para selebriti. Bagi mereka, fashion menjadi modal penunjang penampilan mereka.

Namun, tak hanya bagi selebriti, kini fashionjuga meliputi ranah politik. Lihat saja sederet politisi wanita dunia yang punya signature styleyang melekat, diingat khalayak, dan karena itu publik mengenal sosoknya lewat fashionyang dipakai.

”Saya tidak tahu apakah gaya tertentu menunjukkan liberalisme atau konservatisme. Tapi, tentu ada stereotip perempuan berhaluan kiri atau kanan dengan berpakaian lewat jas sopan dan kalung mutiara,” ujar fashion editor Robin Givhan. Sebutlah yang pertama, senator dan mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton. Tak hanya kiprahnya di dunia politik yang dikenal masyarakat, tapi juga bagaimana dia berpakaian. Hillary yang akan mencalonkan diri sebagai Presiden AS 2016 ini pun telah mendapat banyak ulasan tentang fashion yang dikenakannya.

Penampilannya dikenal akrab dengan rambut pirang listrik, pantsuit, kerap memakai kacamata hitam di dalam ruangan dan banyak menonjolkan sisi kepraktisan. Wanita berusia 67 tahun ini bahkan memproklamasikan diri dengan pantsuit aficionadodi bio akun Twitternya. Selain dia juga dikenal dengan busana berupa setelan jas biru berkilap seperti saat terpilih sebagai senator untuk Kota New York. Politikus wanita di dunia tak hanya tentang fashion yang berselera dan tampak baik.

Angela Merkel yang merupakan Kanselir Jerman kerap mendapat kritikan pedas tentang penampilannya berbusana. Bahkan, Direktur Kreatif Chanel Karl Lagerfeld sempat memberi label buruk pilihan fashionwanita yang terpilih sebagai kanselir selama tiga periode tersebut. ”Proporsi yang buruk, celana terlalu panjang, jaket terlalu ketat,” ujar Direktur Kreatif Chanel kepada lejournalinternationaluntuk menggambarkan gaya kanselir Jerman Angela Merkel saat bertemu Presiden AS Barack Obama beberapa waktu lalu. Perancang busana eksentrik itu tampak begitu peduli dengan gaya Merkel hingga dia memberikan beberapa saran dalam berbusana.

Dia menganggap bahwa sang kanselir Jerman harus berpakaian menurut proporsi khusus, yakni jangan memakai pakaian seperti seorang pria. Sebuah ulasan dari menyebutkan bahwa Merkel bahkan hanya memiliki satu tampilan jaket blazer namun dengan variasi 90 warna yang berbeda. Desainer grafis Belanda Noortje van Eekelen menciptakan grafik Pantone untuknya. Mulai hitam menjadi warna beige, termasuk ungu.

Cukup mengesankan jika melihat ciri tiga tombol pada blazernya yang dirancang desainer Jerman, Bettina Schoenbach. Kemudian, wanita yang menduduki posisi sebagai Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Madeleine Odette Lagarde selain dianggap sebagai wanita yang memerhatikan fashion,dia terkenal menyukai labellabel top desainer seperti Hermes dan Chanel. Salah satu kesukaannya adalah memiliki perhiasan mahal dan tas mencolok seperti Hermes Birkin.

Meski begitu, Lagarde juga menunjukkan kesukaannya pada merek-merek desainer seperti Austin Reed dan Ventilo. Banyak pengamat gaya yang terkesan dengan penampilannya karena dianggap chichingga dia pernah masuk dalam daftar best dressdi Vanity Fair pada 2011. Kemudian, diakui juga penampilan baiknya oleh majalah Vogue Amerika pada tahun yang sama. Gaya wanita pertama yang menjabat pemimpin IMF ini kemudian sempat menjadi topik yang intens oleh dunia internasional.

Di Inggris, Nicola Sturgeon Ferguson yang merupakan salah satu menteri perempuan di Inggris dinilai sosok politisi wanita yang memiliki kekuatan dalam berpakaian. Perempuan harus merencanakan ke depan, berpikir tentang apa yang akan kita pakai setiap hari, turut memilih apa warna dasi,” kata Sturgeon.

Memanggaya andalannya selayaknya wanitakarierkebanyakanyang mengenakan blazer, rokmidi, dengan rambut berpotongan rapi, dan sepatu hak tinggi. Namun, sisifemininnya sebagai wanita kerap muncul lewat tampilan yang diapakai. Kalungmutiara, blus, dan atasan yang tak hanya blazer, serta pemilihan warna busana yang cenderung feminin berpalet cerah dinilai memiliki kekuatan.

”Sturgeon telah mengambil tips dari Hillary dengan rambut pirang kecokelatan potongan bob pendek, jaket boxy, blazer, atau jaket yang dikenakan pada tubuhnya yang cukup ramping serta stilletotinggi,” tulis Ellie Pithers, kolumnis mode di .

Dyah ayu pamela
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4794 seconds (0.1#10.140)