Budaya Hedonis dan Konsumerisme
A
A
A
Sosiolog dari Universitas Indonesia Ricardi S Adnan mengatakan, fenomena selebriti yang pamer harta kekayaan belakangan ini, seperti memamerkan mobil mewah, tas, sepatu, serta barang mewah lainnya dilatari peradaban dan gaya hidup masyarakat sekarang ini yang cenderung mengarah ke budaya hedonis dan konsumerisme.
Salah satu yang memengaruhi artis pamer harta adalah media, di mana pemberitaan mengenai selebriti justru lebih menekankan untuk mengangkat sisi kekayaan ketimbang karya dan kerja keras mereka sebagai selebriti. “Fenomena selebriti Indonesia yang pamer kekayaan akhir-akhir ini tidak bisa dipungkiri merupakan peran dari media massa, terutama infotainment,” kata sosiolog yang akrab disapa Ricky.
Nama artis juga semakin terkenal ketika pemberitaan yang dibuat menarik, seperti mengangkat soal harta ketimbang karya. Dari sisi marketing mereka juga akan menaikkan nilai tawar mereka sebagai artis apabila ada kontrak tentunya akan naik. Gaya hidup selebriti ini akan menimbulkan kecemburuan sosial.
“Orang akan semakin terobsesi dengan gaya hidup mewah yang didapatkan dengan mudah melalui tayangan televisi dan tentunya akan menimbulkan masalah, terutama kecemburuan sosial, di mana banyak masyarakat terobsesi dengan kekayaan lalu mengambil jalan pintas untuk mendapatkan kekayaan dengan cara merampok, membunuh orang lain, korupsi, dan akan menimbulkan masalah sosial di tengah masyarakat,” bebernya.
Sementara psikolog remaja dan keluarga Roslina Verauli mengatakan, tiap orang punya hak untuk menampilkan atribut atau dalam hal ini kekayaan dan bisa dijadikan sebagai bentuk penunjang penampilan fisik yang mencirikan strata sosial tertentu. “Beda halnya jika hanya pamer, misalkan pergi ke mana dan belanja barang mewah kemudian diunggah itu tidak tepat. Namun, ada kalanya kelompok yang melakukan itu,” kata Roslina.
Thomasmanggalla
Salah satu yang memengaruhi artis pamer harta adalah media, di mana pemberitaan mengenai selebriti justru lebih menekankan untuk mengangkat sisi kekayaan ketimbang karya dan kerja keras mereka sebagai selebriti. “Fenomena selebriti Indonesia yang pamer kekayaan akhir-akhir ini tidak bisa dipungkiri merupakan peran dari media massa, terutama infotainment,” kata sosiolog yang akrab disapa Ricky.
Nama artis juga semakin terkenal ketika pemberitaan yang dibuat menarik, seperti mengangkat soal harta ketimbang karya. Dari sisi marketing mereka juga akan menaikkan nilai tawar mereka sebagai artis apabila ada kontrak tentunya akan naik. Gaya hidup selebriti ini akan menimbulkan kecemburuan sosial.
“Orang akan semakin terobsesi dengan gaya hidup mewah yang didapatkan dengan mudah melalui tayangan televisi dan tentunya akan menimbulkan masalah, terutama kecemburuan sosial, di mana banyak masyarakat terobsesi dengan kekayaan lalu mengambil jalan pintas untuk mendapatkan kekayaan dengan cara merampok, membunuh orang lain, korupsi, dan akan menimbulkan masalah sosial di tengah masyarakat,” bebernya.
Sementara psikolog remaja dan keluarga Roslina Verauli mengatakan, tiap orang punya hak untuk menampilkan atribut atau dalam hal ini kekayaan dan bisa dijadikan sebagai bentuk penunjang penampilan fisik yang mencirikan strata sosial tertentu. “Beda halnya jika hanya pamer, misalkan pergi ke mana dan belanja barang mewah kemudian diunggah itu tidak tepat. Namun, ada kalanya kelompok yang melakukan itu,” kata Roslina.
Thomasmanggalla
(bbg)