Kuliner Ekstrim Tongseng Hiu dari Kudus
A
A
A
KUDUS - Bagi penyuka kuliner ekstrim, ada sebuah kedai di Kudus, Jawa Tengah, yang menyediakan menu berbahan dasar ikan hiu. Kedai bernama Kedai Griya Wisata Kuliner ini mengklaim, kuliner berbahan dasar ikan predator ini juga berkhasiat mempercepat penyembuhan berbagai macam penyakit berat. Seperti apa?
Jari jemari Kundari (37), terlihat cekatan melumuri sekujur tubuh ikan hiu yang baru dikeluarkannya dari lemari pendingin dengan air perasan jeruk nipis. Setelah itu, hiu putih dengan berat sekitar 2 kilogram itu dibiarkannya sekitar 5 menit.
Setelah itu, ia pun mengerok kulit hiu itu dengan pisau. Setelah kulit luar hiu terkelupas, Kundari melumuri lagi dengan perasan air jeruk nipis.
"Cara ini efektif agar agar bau amisnya hilang dan kulit hiu tidak kasar saat dimasak," kata Kundari saat ditemui, di Jalan Kudus - Jepara Km 3 - Garung Lor, Kudus, Jawa Tengah.
Ikan hiu itupun dipotongnya menjadi beberapa bagian. Bagian kepala dikumpulkan dengan sirip serta ekor. Beberapa bagian ini biasanya diolah menjadi sup.
Sedangkan, bagian tubuh hiu lainnya bisa diolah dengan menjadi beberapa menu makanan. Seperti tongseng, goreng, atau pepesan.
Ditanya soal bahan yang dibutuhkan, menurut Kundari, tak berbeda dengan menu makanan pada umumnya. Hanya yang berbeda cara pengolahannya agar kuliner yang disajikan cocok di lidah.
"Eksperimen untuk membuat kuliner serba hiu ini terus saya lakukan setahun terakhir. Setelah cocok baru saya buka untuk umum," jelasnya didampingi sang suami, Sudarmo.
Inspirasi membuat kuliner berbahan dasar hiu muncul tak sengaja. Saat itu, Kundari yang hobi jalan-jalan ini mampir ke tempat pelelangan ikan yang ada di Jepara. Di tempat itu, terdapat beragam ikan hasil tangkapan nelayan.
Termasuk ikan hiu yang secara tak sengaja tertangkap jaring nelayan. Ternyata para nelayan hanya mengambil sirip hiu, sedang bagian tubuh lainnya diolah dengan cara diasapi. Dan jika dijual ikan asap hiu pun dihargai dengan nominal yang tergolong murah.
Kundari pun memutar otak untuk mendongkrak nilai jual hiu itu. Ia pun mencari berbagai data terkait hiu. Ternyata ikan predator ini memiliki beragam khasiat untuk membantu penyembuhan berbagai penyakit kelas berat seperti tumor, diabetes, liver, kanker, darah tinggi dan lain sebagainya.
Selain itu, hiu juga berguna untuk meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh.
"Akhirnya saya semakin tertarik bereksperimen membuat berbagai menu makanan dari hiu," tuturnya.
Harga kuliner hiu di Kedai Griya Wisata Kuliner milik Kundari tergolong murah. Untuk menikmati tiap porsi hanya butuh merogoh kocek Rp15.000. Pengunjung pun bisa menikmati tongseng, pepes atau sup ikan hiu.
Peminat kuliner serba hiu kedai milik Kundari berasal dari berbagai elemen masyarakat. Mereka tidak hanya berasal dari wilayah Kudus saja, namun juga kabupaten tetangga seperti Jepara, Pati, Demak, Semarang dan beberapa kota besar lainnya.
"Ada dari Jakarta, Surabaya atau kota lainnya. Kebetulan kita punya fesbuk jadi informasinya bisa menyebar kemana-mana," paparnya.
Kendala membuat kuliner hiu ini, menurut Kundari hanya soal stok ikannya saja. Sebab ia hanya mengandalkan ikan hiu yang secara tak sengaja tertangkap jaring nelayan."Jadi kita tidak sengaja menangkap atau menangkarkan hiu," ucap Kundari.
Salah seorang pengunjung Kedai Wisata Kuliner, Dinda mengaku penasaran dengan menu makanan berbahan dasar hiu. Dan ternyata rasanya memang cocok di lidahnya. Selain itu, badannya juga terasa segar.
"Dan harganya terjangkau. Manfaat hiu juga banyak jadi sebulan sekali saya dan keluarga biasanya makan di sini," tandasnya.
(Baca juga: WWF Ingatkan, Hiu Bukan Bahan Konsumsi)
Jari jemari Kundari (37), terlihat cekatan melumuri sekujur tubuh ikan hiu yang baru dikeluarkannya dari lemari pendingin dengan air perasan jeruk nipis. Setelah itu, hiu putih dengan berat sekitar 2 kilogram itu dibiarkannya sekitar 5 menit.
Setelah itu, ia pun mengerok kulit hiu itu dengan pisau. Setelah kulit luar hiu terkelupas, Kundari melumuri lagi dengan perasan air jeruk nipis.
"Cara ini efektif agar agar bau amisnya hilang dan kulit hiu tidak kasar saat dimasak," kata Kundari saat ditemui, di Jalan Kudus - Jepara Km 3 - Garung Lor, Kudus, Jawa Tengah.
Ikan hiu itupun dipotongnya menjadi beberapa bagian. Bagian kepala dikumpulkan dengan sirip serta ekor. Beberapa bagian ini biasanya diolah menjadi sup.
Sedangkan, bagian tubuh hiu lainnya bisa diolah dengan menjadi beberapa menu makanan. Seperti tongseng, goreng, atau pepesan.
Ditanya soal bahan yang dibutuhkan, menurut Kundari, tak berbeda dengan menu makanan pada umumnya. Hanya yang berbeda cara pengolahannya agar kuliner yang disajikan cocok di lidah.
"Eksperimen untuk membuat kuliner serba hiu ini terus saya lakukan setahun terakhir. Setelah cocok baru saya buka untuk umum," jelasnya didampingi sang suami, Sudarmo.
Inspirasi membuat kuliner berbahan dasar hiu muncul tak sengaja. Saat itu, Kundari yang hobi jalan-jalan ini mampir ke tempat pelelangan ikan yang ada di Jepara. Di tempat itu, terdapat beragam ikan hasil tangkapan nelayan.
Termasuk ikan hiu yang secara tak sengaja tertangkap jaring nelayan. Ternyata para nelayan hanya mengambil sirip hiu, sedang bagian tubuh lainnya diolah dengan cara diasapi. Dan jika dijual ikan asap hiu pun dihargai dengan nominal yang tergolong murah.
Kundari pun memutar otak untuk mendongkrak nilai jual hiu itu. Ia pun mencari berbagai data terkait hiu. Ternyata ikan predator ini memiliki beragam khasiat untuk membantu penyembuhan berbagai penyakit kelas berat seperti tumor, diabetes, liver, kanker, darah tinggi dan lain sebagainya.
Selain itu, hiu juga berguna untuk meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh.
"Akhirnya saya semakin tertarik bereksperimen membuat berbagai menu makanan dari hiu," tuturnya.
Harga kuliner hiu di Kedai Griya Wisata Kuliner milik Kundari tergolong murah. Untuk menikmati tiap porsi hanya butuh merogoh kocek Rp15.000. Pengunjung pun bisa menikmati tongseng, pepes atau sup ikan hiu.
Peminat kuliner serba hiu kedai milik Kundari berasal dari berbagai elemen masyarakat. Mereka tidak hanya berasal dari wilayah Kudus saja, namun juga kabupaten tetangga seperti Jepara, Pati, Demak, Semarang dan beberapa kota besar lainnya.
"Ada dari Jakarta, Surabaya atau kota lainnya. Kebetulan kita punya fesbuk jadi informasinya bisa menyebar kemana-mana," paparnya.
Kendala membuat kuliner hiu ini, menurut Kundari hanya soal stok ikannya saja. Sebab ia hanya mengandalkan ikan hiu yang secara tak sengaja tertangkap jaring nelayan."Jadi kita tidak sengaja menangkap atau menangkarkan hiu," ucap Kundari.
Salah seorang pengunjung Kedai Wisata Kuliner, Dinda mengaku penasaran dengan menu makanan berbahan dasar hiu. Dan ternyata rasanya memang cocok di lidahnya. Selain itu, badannya juga terasa segar.
"Dan harganya terjangkau. Manfaat hiu juga banyak jadi sebulan sekali saya dan keluarga biasanya makan di sini," tandasnya.
(Baca juga: WWF Ingatkan, Hiu Bukan Bahan Konsumsi)
(alv)