Hasilkan Uap, Tembakau Alternatif Dinilai Lebih Rendah Risiko
Minggu, 29 Januari 2023 - 13:58 WIB
JAKARTA - Perokok dewasa yang sulit berhenti dari kebiasaan merokok bisa memanfaatkan hasil pengembangan inovasi dan teknologi sebagai alternatif. Beberapa inovasi tersebut di antaranya produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin.
Produk-produk itu diklaim memiliki profil risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok. Ahli Toksikologi dan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), Shoim Hidayat menjelaskan, berdasarkan kajian systematic literature review yang dilakukan Unair , produk tembakau alternatif mampu menekan risiko kesehatan dibandingkan rokok
Hal itu terjadi lantaran memiliki perbedaan signifikan terkait senyawa kimia berbahaya dan berpotensi berbahaya sebagai hasil dari perbedaan cara penggunaannya.
Shoim memaparkan bahwa produk tembakau alternatif tidak dibakar. Misalnya, rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, menerapkan sistem pemanasan dengan suhu terkontrol sehingga hanya menghasilkan uap atau aerosol, bukan asap seperti pada rokok.
Uap yang dihasilkan dari produk tembakau alternatif tidak mengandung partikel padat. "Berkat sistem pemanasan tersebut, produk tembakau alternatif mampu mengurangi risiko hingga 90-95 persen lebih rendah bagi perokok dewasa. Jadi, kalau masih ada yang menilai produk ini sama berbahayanya dengan rokok, itu suatu kekeliruan," jelas Shoim, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (29/1/2023).
Adapun asap rokok yang dihasilkan dari proses pembakaran terdiri dari air sebanyak 31 persen, sementara sisanya terdiri dari nikotin, gliserol, dan zat berbahaya ataupun berpotensi berbahaya termasuk TAR yang bersifat karsinogenik.
Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR yang merupakan hasil dari pembakaran rokok, mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker.
"Sebagai antisipasi, perokok aktif bisa mengurangi bahaya dengan beralih ke produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik atau produk tembakau yang dipanaskan," kata Shoim.
Produk-produk itu diklaim memiliki profil risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok. Ahli Toksikologi dan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), Shoim Hidayat menjelaskan, berdasarkan kajian systematic literature review yang dilakukan Unair , produk tembakau alternatif mampu menekan risiko kesehatan dibandingkan rokok
Hal itu terjadi lantaran memiliki perbedaan signifikan terkait senyawa kimia berbahaya dan berpotensi berbahaya sebagai hasil dari perbedaan cara penggunaannya.
Shoim memaparkan bahwa produk tembakau alternatif tidak dibakar. Misalnya, rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, menerapkan sistem pemanasan dengan suhu terkontrol sehingga hanya menghasilkan uap atau aerosol, bukan asap seperti pada rokok.
Uap yang dihasilkan dari produk tembakau alternatif tidak mengandung partikel padat. "Berkat sistem pemanasan tersebut, produk tembakau alternatif mampu mengurangi risiko hingga 90-95 persen lebih rendah bagi perokok dewasa. Jadi, kalau masih ada yang menilai produk ini sama berbahayanya dengan rokok, itu suatu kekeliruan," jelas Shoim, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (29/1/2023).
Adapun asap rokok yang dihasilkan dari proses pembakaran terdiri dari air sebanyak 31 persen, sementara sisanya terdiri dari nikotin, gliserol, dan zat berbahaya ataupun berpotensi berbahaya termasuk TAR yang bersifat karsinogenik.
Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR yang merupakan hasil dari pembakaran rokok, mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker.
"Sebagai antisipasi, perokok aktif bisa mengurangi bahaya dengan beralih ke produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik atau produk tembakau yang dipanaskan," kata Shoim.
tulis komentar anda