2 Kasus Suspek GGAPA Teridentifikasi di Cirebon dan Ambon
Senin, 20 Februari 2023 - 15:14 WIB
JAKARTA - Terdapat lagi kasus suspek gangguan ginjal akut (GGAPA) yang teridentifikasi di Cirebon dan Ambon. Masing-masing kota tersebut teridentifikasi 1 kasus suspek GGAPA.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin . "Ada teridentifikasi di Cirebon dan Ambon, tapi itu baru teridentifikasi, belum dikonfirmasi GGAPA," tegas Menkes Budi saat ditemui di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin (20/2/2023).
Menkes Budi Gunadi sangat yakin jika kedua kasus itu bukan kasus konfirmasi GGAPA. Pasalnya, ketika pasien diberi obat infeksi, kondisinya berangsur membaik.
"Kalau kasus konfirmasi GGAPA itu membaik setelah diberikan Pomefizole, enggak bisa (membaik) kalau dengan obat infeksi," ujar Menkes.
"Kemungkinan besar belum tentu GGAPA," katanya lagi.
Kendati demikian, Kementerian Kesehatan hingga kini masih menunggu hasil laboratorium untuk darah dan obat yang dikonsumsi pasien. Kemungkinan hasilnya keluar Senin (20/2/2023) sore.
"Dari hasil lab itu, kita akan lihat apakah ada EG dan DEG di dalam darah dan obat yang dikonsumsi pasen. Jadi, sekarang statusnya masih suspek," tutupnya.
Lihat Juga: Menkes Budi Buka Peluang Mediasi usai Dilaporkan ke Polisi soal Kematian Peserta PPDS Undip
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin . "Ada teridentifikasi di Cirebon dan Ambon, tapi itu baru teridentifikasi, belum dikonfirmasi GGAPA," tegas Menkes Budi saat ditemui di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin (20/2/2023).
Menkes Budi Gunadi sangat yakin jika kedua kasus itu bukan kasus konfirmasi GGAPA. Pasalnya, ketika pasien diberi obat infeksi, kondisinya berangsur membaik.
Baca Juga
"Kalau kasus konfirmasi GGAPA itu membaik setelah diberikan Pomefizole, enggak bisa (membaik) kalau dengan obat infeksi," ujar Menkes.
"Kemungkinan besar belum tentu GGAPA," katanya lagi.
Kendati demikian, Kementerian Kesehatan hingga kini masih menunggu hasil laboratorium untuk darah dan obat yang dikonsumsi pasien. Kemungkinan hasilnya keluar Senin (20/2/2023) sore.
Baca Juga
"Dari hasil lab itu, kita akan lihat apakah ada EG dan DEG di dalam darah dan obat yang dikonsumsi pasen. Jadi, sekarang statusnya masih suspek," tutupnya.
Lihat Juga: Menkes Budi Buka Peluang Mediasi usai Dilaporkan ke Polisi soal Kematian Peserta PPDS Undip
(nug)
tulis komentar anda