Ingin Membangun Rumah dari Kayu yang Ramah Lingkungan? Simak Tips Berikut

Minggu, 19 Maret 2023 - 10:50 WIB
Tingkat ramah lingkungan bangunan dapat dinilai dari desain bangunan, materi bahan bangunan, energi yang digunakan dalam bangunan, proses pembangunan hingga asal sumber materi bahan bangunannya. Foto/Ilustrasi/Pexels
JAKARTA - Bangunan yang menerapkan prinsip ramah lingkungan telah menjadi pilihan bagi sebagai masyarakat yang memperhatikan kelestarian planet Bumi. Tingkat ramah lingkungan bangunan dapat dinilai dari desain bangunan, materi bahan bangunan, energi yang digunakan dalam bangunan, proses pembangunan hingga asal sumber materi bahan bangunannya.

Salah satu materi bahan bangunan yang paling ramah lingkungan adalah kayu, karena selain pengolahannya hemat energi, kayu menghasilkan emisi karbon yang rendah dan dapat menyimpan karbon dalam waktu yang lama. Dengan teknologi dan desain yang tepat, kayu dapat menjadi materi bangunan yang tidak saja ramah lingkungan namun bernilai estetik tinggi, kuat, dan tahan lama.

Bangunan komersial di Amerika, Eropa dan Australia, dan sebagian Asia seperti Jepang, telah menggunakan kayu sebagai material utama karena nilai ramah lingkungannya. Australia mendorong penggunaan kayu sebagai bahan utama bangunan melalui proyek gedung 40 lantai yang memadukan kayu dan beton. Belanda dan Inggris juga memberlakukan kebijakan serupa.

Di Indonesia juga telah berdiri bangunan kayu prefabrikasi di Semarang bernama Microlibrary Warak Kayu yang seluruhnya menggunakan kayu tersertifikasi FSC, sehingga selain proses pembangunannya ramah lingkungan karena tidak menggunakan semen dan baja dan tanpa penggunaan alat berat, kayunya juga diambil dari hutan yang tersertifikasi standar FSC.





“Sudah saatnya kita mengubah stigma lama bahwa dengan menggunakan kayu kita menyumbang pada kerusakan lingkungan. Kita justru berkontribusi melawan perubahan iklim dengan semakin banyak menggunakan kayu untuk materi bangunan. Tentunya, kayu yang kita gunakan berasal dari sumber yang berkelanjutan antara lain yang tersertifikasi FSC,” jelas Hartono Prabowo, Technical Director FSC Indonesia.

FSC juga telah menyiapkan sistem berupa sertifikasi projek, yang memungkinkan pemilik bangunan dapat membuktikan bahwa bangunannya telah menjadi bagian dari upaya melawan perubahan iklim.

Terdapat 2 alasan kayu sebagai bahan baku utama bangunan yang paling ramah lingkungan. Pertama, siklus hidup bangunan dengan struktur dari kayu dapat menghasilkan jejak karbon sekitar 30% lebih rendah daripada baja atau beton yang setara.

Kedua, daya simpan karbon akan semakin tinggi seiring makin banyaknya jumlah bangunan yang memakai kayu.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More