Memburu Santapan Karuhun yang Ekslusif dan Langka di Purwakarta

Sabtu, 18 Juli 2020 - 10:22 WIB
Dia pun menyebutkan, dari mulai mengolah bumbu, membakar hingga tersaji untuk disantap, membutuhkan waktu sekitar 5 jam. Uniknya bagian dalam dari potongan bambu yang digunakan sebagai media memasak, tidak dibersihkan dulu. “Justru serbuk alami yang berada di dalam bambu itulah memberikan cita rasa tersendiri. Rasanya akan berbeda jika dibersihkan dulu,”ungkapnya.

Setelah menunggu berjam-jam, akhirnya leumeung pun matang. Sebilah golok langsung membelah bambu yang masih mengepulkan asap itu. Aroma wangi khas menyeruak dan menusuk hidung hingga perut meronta-ronta. Tak sabar rasanya untuk segera melahap habis penganan langka itu. (Lihat videonya: Pemulung Bawa Uang Rp7 Juta Hasil Jual Bansos Covid-19)

Pada saat suapan pertama, terasa ada aroma perpaduan bumbu-bumbu rahasia warisan leluhur bercampur dengan ayam dan ikan. Semua bumbu meresap ke dalam daging, benar-benar penuh sensasi. Apalagi tidak ada campuran bumbu penyedap rasa sehingga makanan ini benar-benar alami dan sehat.

H Dayat mengaku, pemesan tidak bisa mendadak untuk dibuatkan leumeung. Minimal pesanan sehari sebelumnya, karena berkaitan dengan proses pembuatannya lama. Satu batang leumeng biasanya dibanderol Rp30.000 dan cukup untuk tiga orang. Selama ini pemesannya pun dari kalangan terbatas, biasanya dari instansi pemerintah atau para pemburu kuliner langka. “Mudah-mudahan penganan ini tetap lestari dan menjadi bagian dari kekayaan kuliner nusantara,” pungkasnya. (Asep Supiandi)
(ysw)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More